Jeje Ungkap Momen Paling Berkesan Bareng Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Kalahkan Korsel di Piala Asia U-23 2024

Lima tahun bersama timnas dan Shin Tae-yong membuat Jeje menjadi salah satu sosok yang tak terpisahkan dari sejarah Skuad Garuda.

BolaCom | Choki SihotangDiterbitkan 05 Maret 2025, 11:15 WIB
Pelatih Kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kanan) bercanda dengan pemainnya, Riko Simanjuntak (tengah) dan penerjemahnya, Jeong Seok-seo saat latihan perdana Timnas Indonesia yang berlangsung di Stadion PTIK, Jakarta, Senin (20/03/2023) sore WIB. Skuad Garuda rencananya akan melakoni laga FIFA Match Day melawan Burundi pada 25 dan 28 Maret 2023 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Tak banyak yang seberuntung Jeong Seok-seo. Pria asal Korea Selatan ini pernah sangat lama bersama Timnas Indonesia ketika Skuad Garuda masih ditukangi Shin Tae-yong.

Lima tahun bersama timnas dan Shin Tae-yong membuat Jeje menjadi salah satu sosok yang tak terpisahkan dari sejarah Skuad Garuda.

Advertisement

Tugas Jeje terbilang spesial. Ia tak bisa jauh dari Shin Tae-yong, baik di dalam maupun di luar stadion. Ya! Tanggung jawabnya sebagai penerjemah Timnas Indonesia membuat Jeje tak bisa jauh dari STY.

Cukup lama tak muncul, Jeje belum lama ini kembali berbagi cerita menarik via kanal YouTube Korea Reomit.

Pria murah senyum itu menanggapi dengan santai ketika ditanya ihwal rumor pemecatan Shin Tae-yong. Kalau dilihat dari keseluruhan persoalan atau rumor yang beredar, berapa persen yang nyata?

"Yang nyata 20 persen. Bukan ditutup tapi dijalani saja. Kalau ditutup kayaknya sengaja ditutup. Tapi ya mau enggak mau. Dan baiknya memang jalan itu yang lebih benar," kata Jeje.

"Sekarang-sekarang ini banyak yang ngomong soalnya. Bilang drama Korea-lah, apalah. Enggak usah bawa-bawa drama Korea. Takutnya diomongin begitu sama orang-orang yang nggak suka apa ya. Takut dianggap mengganggu perjalan timnas yang lagi bagus. Takutnya dibilang begitu sih," imbuhnya.

 


Banyak Belajar dari Shin Tae-yong

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kiri) berfoto bersama dengan Jay Idzes (tengah) dan penerjemah Jeong Seok-seo atau Jeje saat konferensi pers menjelang laga lanjutan putaran ketiga grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Ditanya kapan mulai bekerja sebagai penerjeman dan bagaimana rasanya, Jeje menjawab panjang lebar.

"Saya mulai bekerja dari 2020 awal. Di awal memang sangat gelap. Bingung. Maksudnya, kan saya pertama juga bekerja di timnas dan di dunia olahraga Indonesia. Dan memang agak agak sedikit sulit untuk memajukan. (Itu) Yang saya rasa"," tutur Jeje.

"Tapi ternyata coach Shin punya harapan dan mimpi yang lebih baik dari yang ternyata kupikir," katanya lagi.

Jeje mengaku banyak belajar dari Shin Tae-yong. "Agak sedikit beda memang, dan aku banyak belajar dari beliau. Semakin lama semakin ke sini ya seperti yang kita tahu prestasi lumayan oke dan pemain-pemain pun saya percaya kepada coach Shin Tae-yong waktu itu. Jadi, itulah maksudnya bisa membuat kita maju sama-sama."

"Maksudnya selalu kita bilang PSSI sama pemain sama staf pelatih itu harus jadi satu baru bisa membuat prestasi. Di negara mana pun sama. Kalau nggak pasti nggak akan maju. Kayak Korea sekarang, ya susah. Padahal pemain-pemain bintang semua. Tapi kenapa enggak bersinar. Walaupun sekarang tetap bagus."

 

 


Momen Paling Berkesan

(Dari kiri) pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong, manajer tim Sumardji, penerjemah tim Jeong Seok-seo alias Jeje dan asisten pelatih Choi In-cheol saat melawan Guatemala pada laga mini turnamen di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2023). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Selama lima tahun bersama STY dan Timnas Indonesia, momen apa yang paling berkesan hingga kini?

"Ingatan terbaik itu, ketika menang lawan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024," tukasnya cepat.

Kok malah senang, padahal negara sendiri?

"Korea Selatan kan memang waktu itu, sampai sekarang sama ya, masih di atas banget gitu. Sepertinya tembok yang enggak bisa kita panjat gitu. Apalagi itu kan babak delapan besar. Kita ketemu di jembatan gitu loh. Salah satu harus kalah."

"Tapi saya yakin dengan pemain-pemain waktu itu. Karena mereka sangat percaya diri dan coach Shin pun sudah bicara ke pemain. Kita tuh sudah menang atas Yordania dan Australia. Percaya diri kita lumayan baik, lagi di puncak-puncaknya".

"Dan saya yakin juga, wah lawan Korea kita bisa menang kayaknya. Kita harus profesional. Bukan karena warga negara Korea saya, Korea yang menang. Tapi karena kita mulai dari staf pelatih sampai pemain dan karyawan-karyawan PSSI jadi satu untuk Indonesia, makanya kita bisa menang."

 


Sempat Dilanda Kecemasan

Meski begitu, masih kata Jeje, kubu Timnas Indonesia sempat dilanda kecemasan bahkan hampir menangis. Tapi berbalik jadi senang.

"Masalahnya, kita tuh hampir mau menang. Terus jadi 2-2 skornya. Sampai perpanjangan waktu, sampai masuk ke adu penalti. Adu penalti itu kita sudah kalah. Soalnya si Justin Hubner, dia nendang ditepis kiper Korea. Wah Korea sudah gila tuh."

"Wah, sedih banget. Kita sudah hampir mau nangis. Tapi suasanya kok agak aneh. Si wasitnya begini-begini. Kayaknya ada sesuatu," kata Jeje sambil memegang kedua telinganya, menirukan wasit.

"Habis begitu dan dia dengar pelan-pelan, dan ternyata salah. Kiper Korea maju duluan dari garis sebelum (bola) ditendang. Akhirnya diulang lagi, diaendang masuk. Beberepa kali lagi, Pratama Arhan terakhir. Itu masuk dan kita menang. Tadinya Korea yang happy, sekarang kita," tutupnya.