Performa Hojlund yang Loyo Bukan Masalah Utama MU

Bukan Rasmus Hojlund yang bermasalah, Ini sumber kemerosotan MU.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 09 Maret 2025, 11:30 WIB
Pemain Manchester United, Rasmus Hojlund, tertunduk lesu setelah timnya kalah dari Newcastle pada laga lanjutan Liga Inggris 2024/2025 yang berlangsung di Old Trafford, Manchester, Inggris, Selasa (31/12/2024) WIB. (AP Photo/Dave Thompson)

Bola.com, Jakarta - Rasmus Hojlund menjadi sorotan tajam karena performanya yang dianggap kurang tajam di lini depan MU. Namun, penurunan Setan Merah musim ini bukan semata-mata kesalahan striker asal Denmark tersebut.

Hojlund telah menjalani 19 pertandingan berturut-turut tanpa mencetak gol di semua kompetisi. Catatan buruk ini tentu mengecewakan banyak penggemar MU.

Advertisement

Meski begitu, posisi tim yang kini hanya berada di peringkat ke-15 Premier League bukan sepenuhnya akibat performa Hojlund yang menurun.

Striker berusia 22 tahun ini memang dikritik karena minimnya gol, tetapi akar permasalahan utama terletak pada sistem serangan MU yang tidak efektif. Inilah yang harus menjadi fokus pelatih Ruben Amorim untuk segera diperbaiki.


Minim Dukungan, Minim Gol

Penyerang Manchester United, Rasmus Hojlund, kembali mandul saat timnya menang 3-2 atas Ipswich Town pada laga pekan ke-27 Premier League di Old Trafford, Kamis (27/02/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Dave Thompson)

MU menggelontorkan dana 72 juta paun untuk mendatangkan Hojlund dari Atalanta pada musim panas 2023. Ekspektasi yang tinggi tentu wajar, tetapi hanya mencetak tujuh gol dalam 36 pertandingan bukan sepenuhnya tanggung jawab individu sang pemain.

Tim yang terorganisasi dengan baik akan menciptakan banyak peluang bagi strikernya, tetapi Hojlund jarang mendapatkan suplai bola yang memadai dari lini tengah.

Serangan MU musim ini terlihat kacau dan kurang padu, yang secara langsung berdampak pada efektivitas Hojlund di lini depan.

Bruno Fernandes, yang seharusnya menjadi motor serangan, juga tampil tidak konsisten. Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho mengalami penurunan performa, membuat Hojlund sering terisolasi di lini depan tanpa mendapatkan peluang emas untuk menunjukkan kemampuannya.

Marcus Rashford bahkan telah dipinjamkan ke Aston Villa lewat bursa transfer musim dingin lalu.


Tekanan dan Masalah Taktik MU

Penyerang Manchester United asal Belanda, Joshua Zirkzee, bereaksi setelah gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti pada pertandingan putaran kelima Piala FA Inggris antara Manchester United dan Fulham di Old Trafford di Manchester, Inggris barat laut, pada tanggal 2 Maret 2025. Fulham memenangkan pertandingan dengan skor 4-3 dalam adu penalti setelah bermain imbang 1-1 setelah perpanjangan waktu. (Darren Staples/AFP)

Selain faktor teknis, aspek psikologis juga memengaruhi performa seorang striker. Ketika seorang penyerang mengalami paceklik gol yang panjang, tekanan yang dirasakan makin besar.

Apalagi, MU adalah klub besar dengan sorotan media Inggris yang selalu berlebihan dalam menyoroti setiap pergerakan pemainnya.

Namun, Hojlund bukan satu-satunya pemain yang mengalami kesulitan. Joshua Zirkzee juga mengalami kesulitan mencetak gol dan bahkan mendapat cemoohan dari fans.

Ini menunjukkan bahwa akar masalah ada pada sistem permainan yang diterapkan oleh Erik ten Hag sebelumnya maupun Ruben Amorim saat ini.

Seorang striker tidak bisa mencetak gol sendirian tanpa dukungan dari lini tengah dan sayap. Jika ingin mengembalikan ketajaman Hojlund, Amorim harus segera melakukan perubahan dalam pola permainan MU.


Mengembalikan Ketajaman Hojlund

Bek Tottenham Hotspur asal Rumania #06, Radu Dragusin (C), berebut bola dengan penyerang Manchester United asal Denmark #09, Rasmus Hojlund, selama pertandingan perempat final Piala Liga Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 19 Desember 2024. (Ben STANSALL/AFP)

Untuk meningkatkan produktivitas Hojlund, MU harus memperbaiki kreativitas di lini tengah, memaksimalkan serangan dari sisi sayap, dan lebih efektif dalam mengirimkan bola ke area berbahaya.

Dengan sistem permainan yang lebih baik, peluang Hojlund untuk mencetak gol akan meningkat secara alami.

Daripada terus mengkritik Hojlund secara individu, MU perlu fokus memperbaiki taktik dan organisasi tim secara keseluruhan.

Seorang striker tidak bisa bersinar jika sistem di sekitarnya tidak mendukung. Jika permainan tim membaik, insting mencetak gol Hojlund pun akan kembali.

Berita Terkait