Bola.com, Jakarta - Dalam dunia olahraga, terutama sepak bola, terdapat berbagai tradisi yang dihormati. Salah satunya adalah Guard of Honour, sebuah penghormatan yang telah menjadi bagian dari permainan selama beberapa dekade.
Secara tradisional, para pemain dari kedua tim berbaris bersama dengan wasit dan saling berjabat tangan sebagai tanda rasa hormat.
Namun, jika sebuah tim telah memastikan gelar juara sebelum musim berakhir, tim lawan akan membentuk dua barisan sejajar, memberikan tepuk tangan saat sang juara melewati mereka.
Ini adalah bentuk penghormatan internasional, yang di Spanyol dikenal sebagai "pasillo", yang berarti "lorong" atau "koridor".
Tidak hanya untuk tim juara, tradisi ini juga digunakan sebagai penghormatan bagi pelatih yang pensiun atau pemain legendaris di akhir karier mereka.
Asal-usul Guard of Honour
Guard of Honour pertama kali diberikan dalam sepak bola Inggris pada musim 1954/1955. Chelsea telah memastikan gelar juara dengan satu pertandingan tersisa.
Dalam laga terakhir mereka melawan Manchester United, tim tuan rumah memberikan penghormatan ini sebagai bentuk sportivitas. Penghormatan ini diyakini diinisiasi oleh Sir Matt Busby, salah satu manajer terbesar dalam sejarah United.
Kapten Chelsea saat itu, Roy Bentley, mengungkapkan bahwa Busby "memastikan kami mendapatkan perlakuan istimewa" setelah pertandingan tersebut.
Sejak saat itu, tradisi ini menjadi kebiasaan dalam sepak bola Inggris, khususnya bagi para juara Divisi Pertama atau yang kini disebut Premier League.
Apakah Guard of Honour Wajib?
Meskipun menjadi kebiasaan, Guard of Honour bukanlah aturan wajib dalam sepak bola. Tidak ada regulasi resmi yang mewajibkan tim untuk melakukannya.
Keputusan untuk mengadakan penghormatan ini sepenuhnya bersifat sukarela dan harus disepakati oleh kedua tim sebelum pertandingan berlangsung.
Satu-satunya pengecualian terjadi selama pandemi COVID-19, ketika aturan ketat diterapkan. Liverpool, yang menjuarai Premier League musim 2019/2020 dengan tujuh pertandingan tersisa, menerima penghormatan dari semua lawan mereka hingga akhir musim.
Namun, aturan baru FA dan Premier League melarang para pemain melakukan jabat tangan sebagai tindakan pencegahan.
Guard of Honour di Premier League
Dalam era Premier League, terdapat beberapa momen ikonik terkait Guard of Honour. Salah satu yang paling terkenal terjadi pada tahun, ketika Chelsea asuhan Jose Mourinho meraih gelar dengan tiga laga tersisa.
Dalam pertandingan melawan Manchester United di Old Trafford, para pemain Setan Merah memberikan penghormatan, meskipun hal itu dilakukan dengan enggan.
Mantan bek United, Gary Neville, menggambarkan perasaannya dalam sebuah unggahan di media sosial: "Seperti istrimu meninggalkanmu dan kau diminta untuk menggantungkan pakaian pria barunya di lemari lamamu!"
Dua tahun kemudian, giliran United yang menerima penghormatan dari Chelsea di Stamford Bridge setelah memenangkan gelar lebih dulu.
Namun, pertandingan tersebut berakhir tanpa gol karena kedua tim lebih fokus pada final Piala FA yang akan datang.
Momen lain yang berkesan terjadi pada musim 2012/2013, ketika Robin van Persie kembali ke Emirates Stadium setelah hijrah ke United. Arsenal harus memberikan penghormatan kepada mantan kapten mereka yang membawa MU menjadi juara.
Van Persie kemudian mengungkapkan momen tersebut terasa canggung baginya: "Saya tidak menyukainya. Beberapa dari mereka adalah teman saya, saya menghabiskan delapan tahun di sana, dan saya hanya senang ketika itu selesai."
Guard of Honour terakhir di Premier League terjadi pada musim 2022/2023, ketika Chelsea, Brighton, dan Brentford memberikan penghormatan kepada Manchester City yang menjadi juara sebelum musim berakhir.
Namun, karena ketatnya persaingan pada musim 2023/2024, tidak ada Guard of Honour yang diberikan kepada City meskipun mereka meraih gelar keempat berturut-turut.
Kontroversi di Spanyol: Real Madrid vs Barcelona
Untuk di Spanyol, Guard of Honour atau "pasillo" juga menjadi perdebatan, terutama antara Real Madrid dan Barcelona.
Pada Mei 2018, Barcelona telah mengamankan gelar La Liga sebelum menghadapi Madrid di Camp Nou. Namun, Los Blancos menolak memberikan penghormatan.
Pelatih mereka saat itu, Zinedine Zidane, beralasan Barcelona telah "melanggar tradisi" dengan menolak memberikan pasillo ketika Madrid memenangkan Piala Dunia Antarklub pada Desember 2017.
Pelatih Barcelona saat itu, Ernesto Valverde, juga berpendapat tradisi ini sudah kehilangan maknanya: "Pasillo dulunya adalah penghormatan simbolis, pengakuan antara pemain, tetapi kini memiliki nuansa berbeda. Saya lebih memilih menunjukkan rasa hormat dengan cara lain."
Sepanjang sejarah El Clasico, Guard of Honour hanya terjadi tiga kali: 1988 ketika Barcelona menghormati Madrid, 1991 ketika Madrid membalas penghormatan, dan terakhir pada 2008 ketika tim asuhan Frank Rijkaard memberikan pasillo kepada Madrid sebelum kalah 1-4.
Sumber: Give Me Sports