Perceraian Pep Guardiola Disebut Ikut Berkontribusi terhadap Kemerosotan Man City

Emmanuel Petit coba mengulas penyebab kemerosotan Man City musim ini dan menduga perceraian sang manajer ikut 'berkontribusi'.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 02 April 2025, 20:30 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, tertunduk setelah tim asuhannya kalah 1-3 dari Real Madrid pada leg kedua play-off 16 besar Liga Champions 2024/2025 di Santiago Bernabeu, Kamis (20/2/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Manu Fernandez)

Bola.com, Jakarta - Emmanuel Petit, mantan gelandang Arsenal, baru-baru ini mengemukakan bahwa perceraian Pep Guardiola bisa jadi penyebab utama penurunan performa yang dialami Man City saat ini.

Petit bahkan mengatakan bahwa "sesuatu telah rusak" dengan manajer legendaris tersebut setelah periode yang penuh tantangan dalam sejarah klub.

Advertisement

Saat ini, Man City berada di posisi kelima Premier League menjelang pertandingan melawan Leicester City, Kamis dini hari WIB (3-4-2025). The Citizens hanya terpaut satu poin dari Newcastle yang berada di posisi keenam dan Brighton di posisi ketujuh.

Pada Februari lalu, beredar kabar bahwa Guardiola dan istrinya, Cristina Serra, sedang menjalani proses perceraian. Namun, pelatih asal Spanyol itu dipahami telah melakukan perjalanan ke Barcelona pada Maret lalu untuk berusaha menyelamatkan pernikahannya.


Pengaruh dari Luar Lapangan

Meski begitu, Petit berpendapat bahwa drama di luar lapangan tersebut setidaknya sebagian berkontribusi pada kemerosotan performa Man City.

"Sesuatunya telah rusak dengan dirinya," kata Petit kepada Poker Firma.

"Saya tidak ingin membicarakan urusan pribadinya, tapi saya rasa apa yang terjadi di luar lapangan, mungkin memberi dampak besar kepada dirinya. Mungkin pemain-pemain juga melihat itu... Secara jujur dengan Pep Guardiola, saya rasa urusan pribadinya memengaruhi dia tidak hanya sebagai manajer, tetapi juga sebagai manusia," tuturnya.

Petit, yang pernah meraih gelar Premier League dan Piala FA bersama Arsenal, juga menyebutkan 115 dakwaan terhadap Man City terkait dugaan pelanggaran keuangan sebagai faktor yang berkontribusi pada penurunan mereka.


Pengaruh Dakwaan terhadap Man City

Manajer Man City, Pep Guardiola, saat masih melatih Bayern Munchen dan istrinya, Cristina Serra, menghadiri pesta klub setelah Bayern memenangkan pertandingan terakhir Piala Jerman (DFB - Pokal) Borussia Dortmund vs FC Bayern Munich di Berlin, pada 17 Mei 2014. (FOTO AFP/POOL/ALEXANDER HASSENSTEIN)

Tekanan tersebut, ditambah kesulitan dalam kehidupan pribadi Guardiola, bisa jadi memainkan peran dalam penurunan standar performa tim di lapangan.

"Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Manchester City, bagaimana hukuman yang akan diterima klub jika mereka terbukti bersalah atas tuduhan tersebut," lanjut Petit.

"Jadi, ada pertanyaan, mungkin kesulitan itu akan membuatnya kembali lebih kuat. Tapi, sekali lagi, sebagai manusia, saya rasa dia telah melalui masa-masa sulit."

Pertandingan semifinal Piala FA, Man City melawan Nottingham Forest, kini menjadi satu-satunya kesempatan The Citizens untuk mengakhiri musim ini dengan trofi.

Raksasa Inggris itu tereliminasi dari Liga Champions di babak play-off, sementara kekalahan mereka di Carabao Cup oleh Tottenham menjadi kejutan besar.


Kesulitan Temukan Solusi

Para penggemar The Reds menyanyikan chant ejekan untuk pelatih asal Catalan itu. (AP Photo/Ian Hodgson)

Kendati Guardiola mendapat kritik, Petit juga percaya bahwa ia telah dikhianati oleh skuad yang tampaknya lelah dan mungkin terlalu puas setelah meraih kesuksesan besar dalam beberapa musim terakhir.

Namun, Petit juga berpendapat bahwa Guardiola kesulitan menemukan solusi di sisi lapangan seperti yang biasa dilakukannya.

"Saya rasa fakta bahwa mereka tidak membeli pemain baru musim panas lalu memberi dampak pada pemain-pemain," tambah Petit.

"Banyak pemain terlihat lelah baik secara mental maupun fisik musim ini, dan itu dimulai dengan Pep Guardiola juga di bangku cadangan. Dia menunjukkan itu berkali-kali. Dia kehilangan kendali."

"Dia menunjukkan berkali-kali bahwa dia tidak mengendalikan emosinya di lapangan maupun di luar lapangan. Dia sering berdebat dengan pemainnya di akhir pertandingan musim ini. Contohnya saat melawan Brighton dengan kiper, cara dia menggaruk kepala, Anda bisa melihat ada yang salah dengan tim ini," ulasnya.

"Kadang-kadang dia tampak bingung di bangku cadangan. Dia tidak bisa menemukan solusi yang tepat. Ini sesuatu yang baru bagi saya karena saya selalu melihat bahwa dia selalu punya ide untuk menemukan solusi, jawaban atas masalah timnya. Tapi, musim ini saya rasa dia tidak bisa melakukan itu," ujar mantan gelandang bertahan Timnas Prancis itu.


Perubahan Guardiola

Manajer Man City, Pep Guardiola, terlihat mengalami luka goresan di hidungnya ketika berdiri di sisi lapangan menemani timnya bertanding melawan Feyenoord pada lanjutan Liga Champions 2024/2025 di Etihad Stadium, Rabu (27/11/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Dave Thompson)

 

Adegan menggaruk kepala yang terjadi saat pertandingan melawan Feyenoord terjadi saat Man City mengalami rentetan performa buruk yang mencatatkan rekor dengan hanya satu kemenangan dalam 13 pertandingan.

Peningkatan emosi yang lebih sering (dan bukan emosi positif) bisa jadi adalah indikator terbaik bahwa memang ada sesuatu yang berubah dalam diri Guardiola.

 

Sumber: Mirror

Berita Terkait