Bola.com, Jakarta - Major League Soccer merupakan salah satu liga pertama di dunia yang menerapkan penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR).
MLS mengadopsi teknologi tersebut dalam pertandingan liga yang dimulai pada bulan Agustus 2017 setelah pertandingan All-Star League.
Delapan tahun kemudian, MLS sebagian besar telah menghindari hal yang muncul di kompetisi lain, terutama Premier League.
Di antaranya sampai saat ini, MLS masih belum menggunakan garis virtual offside atau teknologi offside semi-otomatis.
Namun kini ketidakberadaan teknologi tersebut menjadi sorotan. Sebagai contoh, ketika keputusan offside mengesampingkan potensi gol penyeimbang St Louis CITY SC dalam kekalahan kandang 1-2 dari Columbus Crew SC.
Dalam tayangan ulang tampaknya menunjukkan kemungkinan gol tersebut seharusnya disahkan.
Namun wasit bahkan tidak dipanggil untuk meninjau ulang di pinggir lapangan karena petugas VAR memutuskan tidak mungkin membuat keputusan yang jelas hanya berdasarkan tayangan ulang tersebut.
Meskipun MLS telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang menjajaki offside semi-otomatis, teknologi tersebut saat ini belum digunakan.
Apa Masalahnya?
Lantas apa alasan MLS belum menggunakan teknologi Offside Semi-Otomatis? Sudah empat tahun berlalu sejak mantan manajer umum Organisasi Wasit Profesional, Howard Webb, memberikan panduan publik terakhir yang menjelaskan kenapa sistem tersebut kurang efektif di MLS.
Pada saat itu, Webb mengindikasikan bahwa salah satu faktor krusial adalah kurangnya penempatan kamera yang seragam di seluruh stadion tempat pertandingan MLS, yang berpotensi menyebabkan keefektifan teknologi garis offside virtual yang tidak konsisten.
Sebagai gambaran, empat tahun lalu, bahkan teknologi ini belum digunakan di banyak kompetisi top Eropa! Artinya MLS memang sudah meriset sejak lama perihal teknologi ini.
Faktor Kesiapan Semua Stadion
Hal tersebut akan menjadi masalah yang mudah untuk dipecahkan di banyak liga. Namun di MLS, delapan dari 30 tim MLS bukanlah penyewa utama di stadion tempat mereka bermain.
Bahkan data menuliskan lima dari klub-klub MLS tersebut dimiliki oleh orang lain di luar pemilik penyewa utama stadion.
Webb tidak secara tegas menyatakan hal ini sebagai hambatan, namun masuk akal untuk menyimpulkan bahwa hal ini akan membuat prosesnya menjadi lebih sulit.
Sumber: Give Me Sport