10 Atlet Indonesia yang Tampil Mengesankan dalam Satu Dekade Terakhir: Medali Olimpiade dan Legacy yang Mendunia

10 Atlet Indonesia yang Tampil Mengesankan dalam periode satu dekade terakhir 2015 - 2025

BolaCom | Wiwig PrayugiDiterbitkan 28 April 2025, 23:15 WIB
Artikel 10 Tahun Bola.com - Veddriq Leonardo, Greysia/Apriyani, Megawati Hangestri, Rizki Juniansyah (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta Atlet-atlet Indonesia dari berbagai cabang olahgara berjibaku untuk mengharumkan nama negara di berbagai cabang. 

Dari Kejuaraan Asia, Dunia, hingga panggung Olimpiade, mereka mempersembahkan prestasi luar biasa.

Advertisement

Dalam rangka menyambut ulang tahun ke-10 Bola.com, kami menyajikan 10 atlet yang tampil mengesankan dalam sedekade terakhir.


Kevin Sanjaya/Marcus Gideon

Gelar di Indonesia Open 2021 merupakan gelar ketiga berurutan bagi Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Dua Gelar sebelumnya diraih pada edisi 2018 dan 2019. Pada Edisi 2020 Turnamen Bulu Tangkis Indonesia Open dibatalkan akibat wabah Pandemi COVID-19. (Dok. PBSI)

Indonesia pernah memiliki pasangan ganda putra yang mendunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Meski belum pernah menang Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, mereka adalah pasangan fenomenal.

Pasangan berjulukan The Minions ini merajai BWF World Tour sejak 2018 dengan 19 gelar dan 6 runner-up.

Permainan yang memukau membuat mereka sangat dirindukan oleh pencinta bulutangkis. 

Kevin Sanjaya resmi mundur dari Pelatnas PBSI mulai Kamis (16/5/2024). Namun, dia tidak hanya mundur dari Pelatnas, tetapi resmi pensiun dari bulutangkis. 

 

Kevin menyusul partnernya, Marcus Gideon yang mengumumkan pensiun setelah menjalani karier di bulutangkis selama 25 tahun.


Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Ketua PBSI, M. Fadil Imran (tengah) berfoto dengan pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berfoto bersama dalam acara 'Moment of Honor The Daddies' sebelum laga final Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (26/01/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan resmi pensiun dari dunia bulu tangkis. Momen tersebut terjadi sebelum laga final Indonesia Masters 2025 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (26/01/2025).

Dalam acara yang bertajuk 'Moment of Honor The Daddies', Ahsan/Hendra membagikan sejumlah cerita tak terlupakan mereka selama menjadi pebulu tangkis hingga melakukan laga ekshibisi melawan pemain Korea Selatan, Seo Seung-jae dan Kevin Sanjaya. Berikut ini deretan momen pensiun dari Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Ahsan/Hendra meraih 17 gelar, termasuk Kejuaraan Dunia 2019. Itu merupakan kali terakhir ganda putra Indonesia meraih emas di Kejuaraan Dunia.


Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. (AFP/Alexander Nemenov)

Greysia/Apriyani sukses meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Emas jadi satu-satunya buat Indonesia di cabang olahraga bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020.

Medali Greysia/Apriyani menjadikan Indonesia telah lengkap mengoleksi emas dari semua nomor bulutangkis di ajang Olimpiade.

 


Veddriq Leonardo

Peraih medali emas dari Indonesia, Veddriq Leonardo, merayakan kemenangannya di atas podium nomor panjat tebing putra dalam ajang panjat tebing nomor kecepatan Olimpiade Paris 2024 di Le Bourget Sport Climbing Venue, Le Bourget, 8 Agustus 2024. (Jonathan NACKSTRAND/AFP)

Veddriq Leonardo menjadi pahlawan Indonesia. Veddriq meraih medali emas di cabang olahraga panjat tebing Olimpiade 2024 Paris.

Veddriq Leonardo tampil hebat dalam laga final panjat tebing yang berlangsung di Le Bourget Climbing Venue, Paris, Kamis (8/8/2024) sore WIB. Atlet berusia 27 tahun itu mengalahkan Wu Pheng dari China di babak final.

Jalan panjang dilalui Veddriq Leonardo sebelum meraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris. Veddriq menjalani latihan keras sejak masih kecil.

Selain itu Veddriq Leonardo juga menjalani banyak hal. Bahkan, sosok satu ini pernah mengikuti program reality show dari salah satu stasiun televisi nasional bernama Ninja Warrior.

 


Rizki Juniansyah

Keberhasilan Rizki Juniansyah meraih medali emas di Olimpiade 2024 bisa dibilang spektakuler. Tak sembarang atlet bisa melakukannya. Bayangkan saja, Rizki langsung merebut medali emas pada penampilan debutnya di Olimpiade. (AFP/Miguel Medina)

Lifter Indonesia, Rizki Juniansyah berhasil meraih medali emas dari nomor 73 kg putra angkat besi Olimpiade 2024, Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Ia sukses mencatatkan rekor olimpiade di angkatan clean and jerk, Rizki Juniansyah meraih emas Olimpiade 2024 dengan total angkatan 354 kg.

Rizki Juniansyah mengawali kiprahnya di Olimpiade dengan manis. Pada angkatan snatch, Rizki yang sempat gagal di percobaan pertama pada 155 kg, berhasil mencatatkan angka yang sama di percobaan kedua, yang menjadi catatan terbaiknya di angkatan snatch di Olimpiade 2024 ini.

Angkatan 155 kg itu menjadi catatan terbaik kedua di kategori snatch, 10 kg di bawah lifter China, Shi Zhiyong yang mampu membuat angkatan 165 kg.

Namun, kegagalan Shi Zhiyong pada tiga percobaan clean and jerk membuat Rizki Juniansyah tak punya banyak rival lagi. Dengan angkatan pertama 191 kg yang sukses dibuatnya, Rizki cukup lama memimpin hingga sempat disamakan oleh Weeraphon Wichuma asal Thailand yang membuat angkatan 198 kg.

Namun, Rizki Juniansyah menuntaskan Olimpiade 2024 dengan baik, dengan membuat rekor Olimpiade untuk angkatan clean and jerk di angka 199 kg, dan sekaligus membuat total angkatan 354 kg yang tak mampu disusul oleh rival-rival lainnya.


Megawati Hangestri

Pemain voli Daejeon JungKwanJang Red Sparks, Megawati Hangestri (kanan), mendapatkan selamat dari Park Hye-min setelah memberikan poin bagi timnya dalam pertandingan melawan IBK Altos, Selasa (17/10/2023). (Dok. Daejeon JungKwanJang Red Sparks)

Megawati Hangestri Pertiwi, atlet voli asal Indonesia, telah menciptakan dampak luar biasa bagi Daejeon JungKwanJang Red Sparks di Liga Voli Korea Selatan. Ia berperan penting dalam membawa timnya meraih prestasi gemilang, baik di dalam maupun di luar lapangan. Kontribusinya meliputi mencetak poin signifikan, membawa tim lolos ke babak playoff setelah tujuh tahun absen, dan meningkatkan popularitas Red Sparks secara global.

Kemenangan demi kemenangan diraih Red Sparks berkat performa Megawati yang konsisten. Ia beberapa kali dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan (MVP), dan secara konsisten menjadi pencetak poin terbanyak tim. Kehadirannya juga telah meningkatkan daya saing Red Sparks, bahkan mampu mengalahkan tim-tim kuat seperti IBK Altos dan Hillstate. Kolaborasinya dengan pemain lain, terutama kapten Lee So Young, juga memperkaya strategi serangan tim.

 


Gregoria Mariska Tunjung

Peraih medali perunggu cabang olahraga bulu tangkis tunggal putri Olimpiade Paris 2024, Gregoria Mariska Tunjung berfoto dengan medali yang diraihnya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis 15 Agustus 2024. (BAY ISMOYO/AFP)

Gregoria Mariska Tunjung menyelamatkan wajah bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2024. Jorji menjadi satu-satunya peraih medali dari cabang olahraga tersebut.

Diketahui, Gregoria Mariska Tunjung mendapatkan medali perunggu setelah melaju Carolina Marin mundur karena cedera. Sebelum itu, laju Jorji dari fase grup begitu memukau.

Gregoria Mariska Tunjung mampu menunjukkan performa apik. Terutama saat mengalahkan Ratchanok Intanon di babak perempat final.

Gregoria Mariska Tunjung pun dapat sedikit bercerita mengenai pengalamannya selama berlaga di Olimpiade 2024 Paris. Sosok asal Wonogiri, Jawa Tengah itu merasa ada satu hal penting yang menjadi kunci permainan apiknya di ibu kota Prancis.


Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad

Pasangan ganda campuran, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad menjadi peraih medali emas Olimpiade Rio De Janeiro 2016 setelah kalahkan pebulutangkis Malaysia, Liu Ying Goh dan Peng Soon Chan. Mereka berhasil menghentikan puasa gelar pada ajang Olimpiade sebelumnya. (Foto: AFP/Goh Chai Hin)

Pengaruh besar Liliyana Natsir di bulutangkis Indonesia atau dunia tidak perlu diragukan. Dia telah mempersembahkan banyak gelar bergengsi dan mengukir prestasi yang sangat membanggakan, termasuk medali emas di Olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad.

 

Liliyana menjadi pebulutangkis putri kedua dari Indonesia, setelah Susy Susanti, yang berhasil meraih penghargaan Hall of Fame dari BWF ini.

"Bagi saya penghargaan ini bermakna besar, mengingat prestasi saya dihormati dunia. Saya memperlihatkan diri pantas diperhitungkan dan diharapkan penghargaan ini memberikan motivasi untuk generasi muda agar terus berprestasi mengharumkan Indonesia," ujarnya.

Prestasi Liliyana Natsir di dunia bulutangkis terbilang apik, mengingat banyak gelar mayor telah diraih, di antaranya hattrick di All England bersama Tontowi Ahmad, medali emas Olimpiade Rio 2016, dan empat gelar juara dunia.

Butet pun menjadi orang Indonesia ke-10 yang masuk dalam daftar penerima penghargaan elite BWF Hall of Fame.

Adapun sembilan pebulutangkis legendaris Indonesia yang sudah masuk BWF Hall of Fame terlebih dahulu adalah Rudy Hartono, Dick Sudirman, Christian Hadinata, Liem Swie King, Susy Susanti, Tjun Tjun, Johan Wahjudi, Rexy Mainaky, dan Ricky Soebagdja.   


Rio Haryanto

Meski banyak insiden yang dialami, perjuangan Rio Haryanto tetap harus diacungi jempol. Pasalnya, ia berhasil membawa nama Indonesia bersaing ke salah satu ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, yaitu Formula 1. (AFP/Paul Crock)

Grand Prix Australia 2016 meninggalkan cerita tersendiri bagi penggemar balap Formula 1 Indonesia. Pasalnya, ada pebalap pertama tanah air yang melakukan debutnya di ajang balap jet darat tersebut, yaitu Rio Haryanto.

Kala itu, Rio Haryanto merupakan pebalap utama di tim Manor Racing bersama Pascal Wehrlein dengan mobil Manor MRT05 sebagai tungganagnnya untuk melibas Sirkuit Albert Park, Melbourne.

Sayangnya banyak insiden yang dialami oleh pebalap asal Solo tersebut. Pada sesi latihan bebas pertama (FP1), Jumat (18/3/2016), Rio Haryanto sempat masuk gravel dan hanya menyelesaikan tujuh lap serta harus puas menempati posisi ke-19 dengan catatan waktu 1 menit 43,372 detik.

Meski banyak insiden yang dialami, perjuangan Rio Haryanto tetap harus diacungi jempol. Pasalnya, ia berhasil membawa nama Indonesia bersaing ke salah satu ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, yaitu Formula 1.


Eko Yuli Irawan

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan berusaha mengangkat beban seberat 162 kg pada angkatan clean and jerk saat berlomba pada kelas 61 kg putra cabor angkat besi Olimpiade Paris 2024 di South Paris Arena, Rabu (7/8/2024). (Dok. NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as)

Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, harus mengakhiri Olimpiade 2024 dengan tangan hampa. Tradisinya selalu meraih medali dalam setiap Olimpiade yang diikutinya terhenti di Paris.

Eko Yuli tampil di Olimpiade 2024 Paris sebagai pesta olahraga dunia edisi kelima yang diikutinya. Debutnya di Olimpiade didapatkan di Beijing 2008. Setelah itu, Eko Yuli selalu berhasil lolos ke Olimpiade setiap edisinya hingga 2024 di Paris.

Menariknya, Eko Yuli adalah salah satu atlet Indonesia yang sukses sebagai Olimpian. Dalam empat edisi Olimpiade, sebelum Paris 2024, atlet asal Lampung ini selalu berhasil mempersembahkan medali.

Empat Olimpiade, empat medali diraih Eko Yuli Irawan. Keberhasilannya tersebut membuat Eko Yuli menjadi atlet Indonesia dengan jumlah medali terbanyak di level Olimpiade.

Dengan torehan tersebut, jelas Eko Yuli patut disebut sebagai legenda Indonesia di ajang Olimpiade.