Sambil Merenungkan Musim Ini, Pep Guardiola Pastikan Akan Rehat setelah Tinggalkan Man City

Pep Guardiola memastikan ia akan 'beristirahat' setelah tak lagi di Man City.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 03 Mei 2025, 05:45 WIB
Pep Guardiola tidak hanya sukses sebagai pelatih namun ternyata juga berkilau saat menjadi pemain. Pelatih Manchester City ini tercatat telah meraih 15 trofi bersama Barcelona. Termasuk enam gelar La Liga dan satu trofi Piala Eropa. (AFP/Lindsey Parnaby)

Bola.com, Jakarta - Pep Guardiola mengisyaratkan akan mengambil jeda dari dunia kepelatihan setelah masa baktinya bersama Man berakhir.

Dalam wawancara dengan ESPN Brasil, pelatih asal Spanyol itu mengaku belum tahu apakah ia akan pensiun sepenuhnya, tetapi satu hal pasti: ia butuh waktu untuk berhenti sejenak.

Advertisement

"Saya yakin akan berhenti setelah kontrak saya dengan City selesai," ujar Guardiola dalam serial Premier League Encounters di Disney+.

"Saya tidak tahu apakah akan pensiun, tapi saya akan ambil jeda. Tentang bagaimana saya ingin dikenang, saya juga tidak tahu."

Saat ini, Guardiola masih terikat kontrak hingga 2027 setelah meneken perpanjangan dua tahun, November lalu.

Masa tugasnya bersama Man City—yang sudah berlangsung sembilan tahun sejak 2016—menjadi periode terpanjang sepanjang karier kepelatihannya, melebihi empat tahun di Barcelona dan tiga tahun di Bayern Munchen.


Musim yang Mengajarkan

Reaksi pelatih Manchester City, Pep Guardiola saat laga babak 16 besar Liga Champions 2022/2023 antara Manchester City melawan RB Leipzig di Stadion Etihad, Manchester pada 14 Maret 2023. Total pengeluarannya sebagai seorang pelatih mencapai angka 1,44 miliar euro untuk membeli pemain di bursa transfer. Jack Grealish menjadi pembelian termahal Guardiola setelah dibeli seharga 117,5 juta euro dari Aston Villa. (AFP/Oli Scarff)

Selama membesut Man City, Guardiola telah mempersembahkan enam gelar Liga Inggris dan satu trofi Liga Champions—yang sekaligus melengkapi treble bersejarah mereka pada musim 2022–23.

Namun, musim ini menjadi tantangan tersendiri. Man City tertinggal jauh dari pemuncak klasemen Liverpool dan sedang berjuang keras untuk mengamankan posisi di zona Liga Champions.

"Ini musim yang berat," aku Guardiola.

"Ada banyak pelajaran yang saya dapat. Bukan karena satu hal saja, tapi banyak detail—termasuk keputusan-keputusan saya yang salah. Secara pribadi, ini musim yang sangat mengajarkan saya," imbuhnya.

Man City sempat terpuruk pada Oktober dan November dengan lima kekalahan beruntun, tersingkir dari Carabao Cup dan tertinggal dalam perburuan gelar liga. Meski begitu, mereka bangkit perlahan dan kini berada di posisi keempat, serta akan menghadapi Crystal Palace di final Piala FA pada 17 Mei.


Tak Terobsesi Warisan

Pep Guardiola memberikan instruksi dalam laga Liga Champions 2024/2025 antara Real Madrid vs Manchester City, Kamis (20/2/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Guardiola pun merefleksikan perjalanan panjangnya dengan filosofi yang cenderung kontemplatif. Ia tidak terobsesi dengan warisan atau bagaimana publik akan mengingatnya.

"Saya ingin orang-orang mengenang saya sesuka mereka," ujarnya.

"Semua pelatih tentu ingin dikenang karena kemenangan, tapi yang penting adalah bagaimana fans Barca, Bayern, dan City menikmati permainan tim saya."

Menurutnya, ingatan manusia itu fana.

"Ketika kita meninggal, keluarga kita menangis dua atau tiga hari, lalu selesai—kita dilupakan," katanya.

"Pelatih yang baik dikenang lebih lama, yang buruk cepat dilupakan. Tapi, pada akhirnya, yang terpenting bukan bagaimana orang menilai kita," katanya lagi.


Kejatuhan Cukup Dalam

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, tertunduk setelah tim asuhannya kalah 1-3 dari Real Madrid pada leg kedua play-off 16 besar Liga Champions 2024/2025 di Santiago Bernabeu, Kamis (20/2/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Manu Fernandez)

Kendati terpukul karena performa tim musim ini, Guardiola tetap menganggap setiap fase sebagai kesempatan belajar—baik dari kemenangan maupun kekalahan.

"Saya tahu akan tiba saatnya kami jatuh. Tapi, ternyata kejatuhan kami cukup dalam. Kami tidak menyangka akan sejauh ini tertinggal, tapi kami juga tahu tidak bisa selalu menang."

"Yang kami lakukan selama sembilan, sepuluh tahun terakhir sungguh luar biasa. Kini saatnya duduk, belajar, dan memahami apa yang perlu kami bangun untuk masa depan."

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait