Bola.com, Solo - Rekor impresif yang selama ini diukir Jakarta LavAni Livin Transmedia harus tercoreng saat berjumpa Jakarta Bhayangkara Presisi pada pertandingan terakhir babak Final Four Proliga 2025.
Setelah tampil tak terkalahkan sepanjang Final Four Proliga 2025 ini, LavAni harus menyerah ketika ditaklukkan Bhayangkara Presisi dengan skor 1-3 di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu (4/5/2025) malam WIB.
Meskipun demikian, LavAni tetap menyegel peringkat pertama untuk melenggang ke Grand Final Proliga 2025 dengan 14 poin. Sementara itu, Bhayangkara Presisi mengamankan posisi runner-up dengan 13 poin.
Dalam duel yang terakhir ini, kedua tim memang sama-sama menyimpan tenaga. Dua amunisi impor Bhayangkara Presisi, Kyle Elton Russel dan Leonardo Leyva Martinez, hanya diturunkan sebagai tukang servis.
Sementara itu, di kubu seberang, Taylor Lee Sander dan Renan Zanatta Buiatti, juga tak dimainkan secara reguler. Para pemain andalan dari kedua kubu disimpan energinya agar bisa tampil maksimal di Grand Final.
Demi Hindari Risiko
Asisten pelatih Jakarta LavAni Livin Transmedia, Erwin Rusni, menanggapi kekalahan kali ini dengan santai meskipun rekor impresifnya terhenti. Sebab, timnya memang menyimpan pemain inti demi menghindari risiko.
“Alhamdulillah, ini laga penutup. Walaupun kalah, kami akan tetap mengoreksi untuk laga Grand Final nanti. Sebetulnya, dari awal kami memang menginstruksikan untuk menurunkan tim kedua,” kata Erwin Rusni.
Langkah ini diambil karena pengalaman mereka dari Grand Final musim lalu. Ketika itu, LavAni gagal mencatatkan hattrick gelar juara setelah kehilangan sejumlah pemain penting, termasuk Boy Arnes, di Grand Final menghadapi Bhayangkara Presisi.
“Karena, kami memilih fokus Grand Final. Kami kan enggak tahu di pertandingan bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Musim lalu sudah terjadi, yakni saat Boy mengalami cedera dan gagal tampil di Grand Final. Itu menjadi pengalaman berharga kami,” ujarnya.
“Saat menggelar meeting, pelatih yang menentukan siapa saja yang bermain. Kami tidak ingin mengambil risiko setelah dapat pengalaman tahun lalu. Dalam pertandingan, ada yang kalah ada yang menang. Tapi kami fokus ke Grand Final,” lanjutnya.
Wasit Asing di Grand Final
Erwin berharap, pihak penyelenggara mempertimbangkan penggunaan wasit asing untuk memimpin partai Grand Final Proliga 2025. Sebab, hal ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas pertandingan para partai puncak nanti.
“Kami berharap, di Grand Final nanti, wasitnya semoga ada yang lebih bagus. Kalau bisa malah dipimpin wasit dari luar negeri. Ini bukannya kami menjelek-jelekkan wasit lokal kita ya. Tidak,” kata Erwin Rusni.
“Proliga ini kan sudah profesional. Pemain-pemainnya juga sudah top semua. Kami sudah harus benar-benar siap semua. Jadi, tidak ada yang dirugikan satu sama lain timnya. Ini hanya masukan saja,” ia menambahkan.
Ajang Balas Dendam
LavAni memang memiliki rekor yang cukup mentereng di Grand Final Proliga ini. Sebab, sejak mengikuti Proliga pada 2022, mereka langsung berhasil meraih dua gelar juara beruntun pada edisi 2022 dan 2023.
Sayangnya, ambisi LavAni untuk mencatatkan hattrick gelar juara pada Grand Final Proliga 2024 harus kandas. Ketika itu, di partai puncak, upaya mereka dikandaskan oleh Bhayangkara Presisi dengan skor 1-3.
Kini, tim yang dibentuk oleh Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, itu akan kembali saling sikut dengan Bhayangkara Presisi dalam Grand Final Proliga 2025 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (11/5/2025).