Bola.com, Jakarta - Pemilik Chelsea dikabarkan terpecah belah soal rencana pembangunan stadion baru.
Kepindahan dari Stamford Bridge mungkin tidak akan terjadi hingga 17 tahun mendatang, kata salah satu pemilik, Todd Boehly.
"Butuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya," kata Boehly berbicara dengan Bloomberg.
"Saat pertama kali membeli klub, kami sepakat bahwa kami punya waktu 15 atau 20 tahun untuk menyelesaikannya, tetapi ini adalah proyek besar di kota yang sangat menarik seperti London, tempat banyak konstituen yang punya pendapat," lanjutnya.
"Jelas, konstituen nomor satu bagi kami adalah basis penggemar kami dan apa yang akan menjadi yang terbaik bagi Chelsea."
Berubah Pikiran
The Sun melaporkan, awalnya Boehly dan bos Clearlake Capital Eghbali telah sepakat mengenai masa depan Stamford Bridge.
Keduanya sepakat untuk merobohkan stadion dan membangun kembali stadion baru di tempatnya.
Namun, ada kekhawatiran mengenai lokasi Chelsea akan bermain selama stadion dibangun kembali.
"Saya pikir semua orang mengakui bahwa klub sebesar Chelsea harus memiliki stadion yang mencerminkan ukuran klub dan pada akhirnya itu akan menjadi keuntungan strategis." kata Boehly.
Ragu
Sementara itu, pemilik Chelsea lainnya, Hansjorg Wyss, mempertanyakan apakah proyek stadion akan pernah terlaksana.
"Jika itu akan terjadi, saya tidak tahu. Ada banyak kendala. Saat ini kami tidak memiliki satu orang pun yang menggerakkan proyek itu, itulah yang kami butuhkan," kata miliarder Swiss itu.
"Dalam rapat-rapat, rapat-rapat direktur yang saya lihat, kami tidak memiliki satu orang pun yang berkata 'Saya akan mewujudkannya, itu tidak akan terjadi'."
Stadion Baru?
Stamford Bridge telah menjadi kandang Chelsea sejak 1905.
Boehly dari Amerika lebih memilih pembangunan kembali secara menyeluruh dari stadion London Barat berkapasitas 40.173 penonton.
"Saya pikir kami akan membangun sesuatu yang baru," katanya.
Stamford Bridge telah menjadi kandang The Blues sejak 1905 dan pilihannya sangat terbatas sehingga bertahan di sana mungkin menjadi satu-satunya rencana yang layak.
Sumber: Bloomberg