Barcelona Tersungkur di Liga Champions, Kelemahan Taktik Hansi Flick Terungkap: Bagaimana dengan El Clasico Malam Nanti?

Barcelona tersingkir dari Liga Champions setelah kalah dari Inter Milan dengan agregat 6-7, mengungkap kelemahan taktik Hansi Flick.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 11 Mei 2025, 08:00 WIB
Sebelumnya ada rumor yang bermunculan terkait kandidat pengganti Xavi. Salah satu nama yang muncul adalah eks pelatih Bayern Munchen dan Timnas Jerman, Hansi Flick. (Ronny HARTMANN / AFP)

Bola.com, Jakarta - Barcelona resmi mengakhiri perjalanan mereka di Liga Champions setelah mengalami kekalahan menyakitkan dari Inter Milan dengan skor 3-4 di Giuseppe Meazza.

Pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions yang berlangsung pada Rabu dini hari WIB (7-5-2025) itu meninggalkan sejumlah pertanyaan mengenai kemampuan pelatih Hansi Flick dalam mengelola tim, terutama pada momen-momen krusial.

Advertisement

Kekalahan ini tidak hanya mengakhiri langkah Barcelona di Eropa, tetapi juga menunjukkan kelemahan taktis yang mencolok dari sang pelatih.

Kendati Barcelona sempat mendominasi permainan, mereka tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada dan harus menerima kenyataan pahit tersingkir dari kompetisi bergengsi ini.

Secara agregat, Barcelona kalah dengan skor 6-7, setelah hanya bisa bermain imbang 3-3 di leg pertama yang berlangsung di Spanyol. Kekalahan ini jelas sangat menyakitkan bagi tim yang saat ini berada di puncak klasemen La Liga.

Menurut mantan pelatih Real Madrid, Fabio Capello, keputusan taktis Hansi Flick patut dipertanyakan.

"Flick arogan!" ujarnya, menyoroti bagaimana pelatih asal Jerman tersebut mengelola timnya dalam pertandingan yang sangat penting ini.


Taktik yang Dipertanyakan

Pada menit ke-87 Barcelona berbalik unggul lewat gol yang dicetak Raphinha. (Marco BERTORELLO/AFP)

Satu di antara faktor utama yang menyebabkan Barcelona kalah adalah cara mereka mengendalikan pertandingan di menit-menit akhir.

Ketika Inter mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, Flick justru memilih untuk memasukkan Robert Lewandowski ke lapangan pada waktu yang tidak tepat.

Perubahan personel ini terbukti tidak efektif karena waktu yang tersisa terlalu sedikit bagi striker Polandia tersebut untuk memberikan dampak signifikan, apalagi ia baru saja pulih dari cedera selama sebulan.

Keputusan ini menunjukkan kurangnya perencanaan taktis yang baik dari pelatih.


Masalah di Sektor Pertahanan

Bek Barcelona asal Uruguay #04, Ronald Federico Araujo da Silva (kiri), dan penyerang Inter Milan asal Prancis #09, Marcus Thuram, berebut bola selama pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions UEFA antara Inter Milan dan FC Barcelona di stadion San Siro di Milan, Rabu dini hari WIB (7-5-2025). (Marco BERTORELLO/AFP)

Selain itu, sistem pertahanan Barcelona juga tidak mampu bertahan pada momen-momen krusial.

Gol penentu dari Inter Milan muncul akibat situasi marking yang longgar di area penalti, menunjukkan kurangnya konsentrasi dan kesalahan mendasar dalam pertahanan.

Hal ini seharusnya tidak terjadi di pertandingan level semifinal Liga Champions. Kebobolan empat gol jelas mencerminkan masalah dalam organisasi taktis dan kemampuan tim pelatih dalam melakukan penyesuaian yang diperlukan.


Kekurangan Konsistensi

Sebelumnya, pada leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025 yang digelar di Stadion Olimpiade Lluís Companys, Barcelona dipaksa bermain imbang 3-3 oleh Inter Milan. (Marco BERTORELLO/AFP)

Di bawah arahan Hansi Flick, Barcelona telah menunjukkan gaya permainan modern yang cepat dan energik. Namun, kurangnya konsistensi dalam pendekatan permainan, terutama pada momen-momen penting, tetap menjadi kelemahan fatal.

Barcelona mampu bermain baik selama 80 menit, tetapi beberapa menit kelalaian dapat menghilangkan segalanya. Hal ini kembali terbukti di Giuseppe Meazza, di mana mereka gagal menjaga fokus hingga akhir pertandingan.


Peluang di La Liga

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti dan pelatih Barcelona, Hansi Flick berinteraksi dalam laga El Clasico di Estadio Santiago Bernabeu, Senin (27/10/2024) dini hari WIB. (AFP/Oscar Del Pozo)

Kendati tersingkir dari Liga Champions, Barcelona masih memiliki peluang di La Liga. El Clasico melawan Real Madrid, Minggu malam ini, bisa menjadi momen untuk membalikkan keadaan.

Kegagalan di Liga Champions menjadi sebuah 'panggilan' untuk bangkit bagi Blaugrana.

90 menit di Italia tidak hanya mencerminkan batasan keputusan pribadi pelatih Hansi Flick, tetapi juga menunjukkan bahwa Barcelona masih memiliki jalan panjang untuk kembali ke puncak Eropa.

Tanpa penyesuaian yang tepat dan tepat waktu, tim Catalan ini mungkin akan terus kehilangan kesempatan untuk meraih kejayaan musim ini, meski telah berupaya keras untuk membangun kembali tim.

Berita Terkait