Bola.com, Yogyakarta - Tim bola voli putra Bhayangkara Presisi kembali menjuarai PLN Mobile Proliga. Klub milik Polri itu mencatatkan back-to-back juara, setelah musim lalu juga menjadi yang terbaik.
Bertanding di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (11/5/2024) malam, Bhayangkara Presisi menekuk Jakarta LavAni Livin Transmedia. Dalam grand final PLN Mobile Proliga 2025, mereka menang dengan skor 3-2.
Gelar juara itu diraih dengan istimewa. Sebab, mereka sempat tertinggal dua set awal hingga akhirnya comeback di set ketiga dan mengunci kemenangan (19-25, 23-25, 25-22, 25-22, 15-9).
Ini merupakan gelar juara Proliga keempat yang dimenangkan oleh Bhayangkara Presisi. Tiga gelar juara lainnya diraih pada 2024 dan 2018, 2019 saat memakai nama Surabaya Bhayangkara Samator.
Semangat Juang Luar Biasa
Pelatih Bhayangkara Presisi, Reidel Toiran, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia menyebut kemenangan tidak didapat dengan mudah, namun anak asuhnya menunjukkan semangat juang luar biasa di lapangan.
"Kami ada momen, saya tekankan kita sudah masuk final, kita harus kerja keras dan berjuang, karena kita tekankan ini final. Kunci kemenangan hari ini teamwork," ujarnya seusai laga.
"Karena kita bermain semua pemain harus teamwork dan saling mambantu karena kita satu tim bukan individu. Tentunya setelah itu mental," sambungnya.
Selain mendapatkan piala dan medali, Bhayangkara Presisi memperoleh hadiah uang pembinaan sebesar Rp400 juta. Peringkat kedua yang diraih Jakarta LavAni Livin Transmedia mendapatkan Rp250 juta.
Sedangkan peringkat ketiga yang ditempati Surabaya Samator mendapat Rp150 juta dan keempat Palembang Bank Sumselbabel Rp100 juta.
Lakukan Kesalahan Sendiri
Sementara itu, asisten pelatih LavAni Livin Transmedia, Erwin Rusni, mengakui keunggulan lawan. Dia mengaku bingung anak asuhnya justru banyak melakukan kesalahan sendiri pada dua set terakhir.
"Set ketiga dan keempat kami ada banyak error. Bingung juga, kita sudah perbaiki semuanya tetap ada kesalahan di hal kecil ya itu bukan pertama kali, bola sudah enggak ada empat sampai kelima itu center sudah habis," katanya.
"Kami sudah habis habisan. Pergantian kurang maksimal dan Alhamdulillah tapi nasihat ketiga dan keempat mengurangi error. Tetap kami ambil keputusan kita ganti lagi sudah irama lagi," sambungnya.