Tottenham Juarai Liga Europa, Janji Musim Kedua Ange Postecoglou Kembali Terbukti, Ini Deretan Trofinya

Daftar trofi Ange Postecoglou di musim kedua. Kemenangan Liga Europa bersama Tottenham Hotspur perpanjang rekor cemerlang.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 22 Mei 2025, 14:06 WIB
Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, merayakan kemenangan dengan trofi di hadapan para penggemar setelah peluit akhir dibunyikan dalam final Liga Europa UEFA melawan Manchester United di Estadio de San Mames di Bilbao, Spanyol, Kamis dini hari WIB (22-5-2025). (Nick Potts/PA via AP)

Bola.com, Jakarta - Ange Postecoglou kembali menepati ucapannya.

Di tengah kemerosotan performa Tottenham Hotspur sepanjang musim 2024/25 dan cemoohan atas pernyataannya sendiri, pelatih asal Australia itu membuktikan bahwa ucapannya soal "selalu juara di musim kedua" bukan sekadar bualan.

Advertisement

Kekalahan demi kekalahan di Premier League membuat banyak pihak meragukannya, tetapi Spurs justru tetap solid di kompetisi Eropa.

Kemenangan meyakinkan atas Eintracht Frankfurt di perempat final dan keberhasilan menyingkirkan Bodo/Glimt di semifinal membawa Spurs ke partai puncak Liga Europa di Bilbao, menghadapi Manchester United (MU).

Dalam laga yang jauh dari kata memukau, tetapi sarat ketegangan, gol Brennan Johnson di babak pertama menjadi penentu kemenangan 1-0 dan mengakhiri puasa gelar Tottenham selama 17 tahun.

Trofi ini tak hanya membawa Spurs kembali ke Liga Champions musim depan, tetapi juga membenarkan ambisi besar Postecoglou sejak awal.


Tidak Sekadar Bicara

Menundukkan Manchester United 1-0 di final Liga Europa 2024/2025, Tottenham Hotspur berhasil mencetak sejarah baru dengan meraih gelar juara. (Thomas COEX/AFP)

Berbicara kepada TNT Sports usai laga, Ange Postecoglou menjelaskan maksud dari pernyataan yang sempat jadi bahan olok-olok itu:

"Orang-orang salah menafsirkan saya. Itu bukan kesombongan, hanya pernyataan—dan saya benar-benar meyakininya. Itu lebih dari sekadar keyakinan, itu sesuatu yang sudah ada dalam diri saya," jelasnya.

"Saya tahu performa kami di liga tidak bisa diterima. Finis ketiga tak akan mengubah wajah klub ini. Tapi, memenangi trofi? Itu bisa. Itu yang saya incar, dan saya siap menanggung risikonya kalau gagal."

"Orang-orang terus mengingatkan saya soal ucapan itu karena kami makin dekat ke final. Tapi, saya senang dengan itu," ujarnya.

Dan nyatanya, ia memang tidak sekadar bicara.


Rekam Jejak Musim Kedua Postecoglou

Pelatih kepala Tottenham, Ange Postecoglou, merayakan kemenangannya setelah mengalahkan Manchester United dalam pertandingan final Liga Europa di Stadion San Mames di Bilbao, Spanyol, Kamis dini hari WIB (22-5-2025). (AP Photo/Manu Fernandez)

Ucapan yang kini jadi legenda itu pertama kali disampaikannya pada Agustus tahun lalu.

"Biasanya, di musim kedua saya memenangi sesuatu. Itu memang tujuannya. Tahun pertama soal membangun pondasi dan prinsip, tahun kedua waktunya juara."

Sebulan berselang, kepada Sky Sports, Postecoglou mengoreksi ucapannya dengan penuh keyakinan.

"Saya ralat: bukan biasanya, tapi selalu. Saya selalu menang di musim kedua. Saya tidak mengucapkan sesuatu kecuali saya benar-benar percaya."

Dan berikut adalah rekam jejak musim kedua Postecoglou di klub-klub sebelumnya:


3 Klub Pertama

Australia merayakan kemenangan dalam turnamen Piala Asia AFC setelah mengalahkan Korea Selatan 2-1 di Stadion Australia di Sydney pada tanggal 31 Januari 2015. (PETER PARKS/AFP)

- Brisbane Roar

Ditunjuk pada Oktober 2009, Postecoglou membutuhkan waktu untuk merombak skuad. Hasilnya nyata di musim 2011/12: Brisbane hanya kalah sekali, meraih gelar A-League, dan mencatat rekor 36 laga tak terkalahkan.

Di musim berikutnya, mereka jadi tim pertama yang mempertahankan gelar A-League.

- Melbourne Victory

Periode ini jadi pengecualian. Ia hanya melatih selama 18 bulan dari April 2012 hingga Oktober 2013, dan tidak menyelesaikan dua musim penuh. Mereka tersingkir di semifinal A-League oleh Central Coast Mariners.

- Timnas Australia

Menangani Socceroos sejak Oktober 2013, Postecoglou langsung menjalani Piala Dunia 2014 tanpa kemenangan. Namun, hanya tujuh bulan kemudian, ia mempersembahkan gelar Piala Asia 2015 di kandang sendiri—gelar pertama Australia di ajang itu.


3 Klub Berikutnya

Son Heung-min (tengah) mengangkat trofi bersama para pemain Tottenham setelah menjuarai final Liga Europa 2024/2025 di Stadion San Mames, Bilbao, Spanyol, Kamis (22/05/2025) WIB. Tottenham menang dengan skor 1-0 atas Manchester United. (AFP/Thomas Coex)

- Yokohama F. Marinos

Bergabung pada Januari 2018, musim pertamanya ditutup dengan finis di posisi ke-12. Namun, musim kedua membawa perubahan drastis: Yokohama menjuarai J1 League untuk pertama kalinya dalam 15 tahun.

- Celtic

Tak perlu menunggu musim kedua di Skotlandia. Di musim debutnya (2021/22), Celtic langsung meraih gelar ganda: juara liga dan Piala Liga.

Musim kedua lebih gemilang: sapu bersih treble domestik.

- Tottenham Hotspur

Awal musim pertamanya di London Utara menjanjikan, tetapi performa menurun hingga gagal lolos ke Liga Champions. Musim ini lebih buruk di liga, bahkan nyaris finis di papan bawah.

Namun, kejayaan di Bilbao membuat satu hal tetap konsisten: Postecoglou kembali membawa pulang trofi di musim keduanya.

 

Sumber: The Sporting News

Berita Terkait