3 Tendangan dan 115 Passing Cukup untuk Spurs Kalahkan MU di Final Liga Europa

Tottenham Hotspur mengakhiri penantian 17 tahun untuk meraih trofi juara. Sukses tersebut didapat usai Spurs mengalahkan Manchester United (MU) di final Liga Europa 2024/2025 di San Mames, Bilbao, Kamis (22/05/2025) dini hari WIB.

BolaCom | Hendry WibowoDiperbarui 22 Mei 2025, 09:48 WIB
Aksi Bruno Fernandes dalam laga Tottenham vs Manchester United di final Liga Europa 2024/2025, Kamis (22/5/2025). (AP Photo/Miguel Oses)

Bola.com, Jakarta - Tottenham Hotspur mengakhiri penantian 17 tahun untuk meraih trofi juara. Sukses tersebut didapat usai Spurs mengalahkan Manchester United (MU) di final Liga Europa 2024/2025 di San Mames, Bilbao, Kamis (22/05/2025) dini hari WIB. 

Sebiji gol Brennan Johnson sudah cukup membuat Spurs berjaya di kasta kedua kompetisi top Eropa dan mengandaskan MU 1-0. 

Advertisement

Yang menarik strategi Manajer Spurs, Ange Postecoglu yang bermain defensif, khususnya usai mencetak satu gol menjadi pusat perhatian. 

Bayangkan secara penguasaan bola, Spurs hanya mempunyai 27,7 persen dan sisany MU. Son Heung-min dan kawan-kawan bahkan hanya melepas tiga tendangan plus 115 umpan. 

Tapi dengan jumlah tendangan dan umpan yang begitu minim, Spurs tetap bisa mengalahkan MU mengurung pertahanan mereka. 

 

 


Pujian Rio Ferdinand

Kemenangan ini menjadi momen istimewa bagi Tottenham Hotspur. (ANDER GILLENEA/AFP)

Berbicara usai pertandingan, eks pemain MU, Rio Ferdinand memuji cara bertahan para pemain Spurs dalam menggagalkan upaya Rasmus Hojlund dan kawan-kawan. 

 

"Mereka bertahan dengan sekuat tenaga dan mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Cristian Romero dan Micky van de Ven ingin menjaga area penalti itu," ujar Rio Ferdinand. 

Sementara eks pemain Spurs, Paul Robinson menyebut strategi bertahan Spurs memang membuat laga berjalan membosankan tapi sukses membuat MU terbawa permainan mereka. 

"Ange Postecoglou yang akan tertawa terakhir malam ini. Pertandingan itu berjalan buruk, benar-benar jelek, permainan yang mengerikan, tapi Tottenham yang merusaknya," ujar Robinson kepada BBC Radio 5. 

"Mereka yang merusak permainan. Itu adalah rencana permainan mereka," ungkap Paul Robinson yang pernah memperkuat Spurs tahun 2004-2008. 

Sumber: BBC 

 

Berita Terkait