Napoli Rebut Scudetto Serie A Musim Ini dengan Skuad Pahe, Mantap!

Napoli menjuarai Serie A 2024/25 dengan skuad 'paket hemat' alias pahe. Bukti bahwa harga bukan segalanya.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 24 Mei 2025, 19:15 WIB
Skuad Napoli melakukan selebrasi setelah menjadi juara Serie A musim 2024/2025 di Stadion Diego Armando Maradona, Sabtu (24/5/2025). Napoli memastikan gelar juara setelah menaklukkan Cagliari dua gol tanpa balas. (AP Photo/Gregorio Borgia)

Bola.com, Jakarta - Napoli kembali menulis sejarah di Serie A. Dengan skuad yang tak memiliki satu pun pemain bernilai lebih dari 45 juta euro (sekitar Rp831 miliar), Il Partenopei sukses menjuarai musim 2024/25.

Kemenangan ini bukan hanya soal angka di papan skor, melainkan cerita tentang solidaritas, semangat juang, dan kegeniusan seorang pelatih bernama Antonio Conte.

Advertisement

Setahun lalu, Napoli terdampar di peringkat ke-10. Musim ini, awalnya dianggap sebagai momen untuk membangun ulang identitas. Alih-alih sekadar bangkit, mereka menaklukkan liga.

Napoli memastikan gelar juara dengan cara paling meyakinkan, mengungguli Inter Milan hingga pekan terakhir—semua itu tanpa kehadiran Khvicha Kvaratskhelia yang dijual di tengah musim, dan tanpa megabintang berstatus elite Eropa.


Musim Ajaib Napoli

Gol-gol kemenangan Napoli dicetak oleh dari Scott McTominay dan Romelu Lukaku. (AP Photo/Gregorio Borgia)

Kemenangan 2-0 Napoli atas Cagliari di markas sendiri, Stadion Diego Armando Maradona, Sabtu dini hari WIB (24-5-2025), menjadi penutup yang manis dari perjalanan yang penuh daya tahan.

Dua pencetak gol di laga itu—Scott McTominay dan Romelu Lukaku—dulunya dianggap surplus di Manchester United. Kini, mereka jadi penentu nasib tim.

McTominay membuka skor lewat tendangan voli spektakuler, bukan hanya menjadi bintang pertandingan, tetapi juga simbol musim ajaib ini.

Di bawah Conte, ia tak lagi hanya gelandang bertahan. Dengan torehan 12 gol musim ini, McTominay menjelma jadi gelandang serang murni, dan penghargaan Pemain Terbaik Serie A menjadi bukti transformasinya.

Lukaku juga menikmati musim terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir. Ia mencetak 14 gol dan 10 assist, menjadikannya penyumbang assist terbanyak di Serie A. Penyerang Belgia itu akhirnya menunjukkan kedewasaan dan kelengkapan yang selama ini hanya jadi potensi.


Nilai Pasar Starting XI Napoli

Pelatih Napoli asal Italia, Antonio Conte, merayakan kemenangan bersama bek Napoli asal Italia #04, Alessandro Buongiorno, setelah memenangkan pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Napoli dan Cagliari di stadion Diego Armando Maradona di Naples, Sabtu dini hari WIB (24-5-2025). (Carlo Hermann /AFP)

Selain mereka, nama-nama seperti Stanislav Lobotka, Zambo Anguissa, David Neres, hingga Alessandro Buongiorno tampil konsisten sepanjang musim. Tak satu pun dari mereka dibeli dengan harga selangit, tetapi semua tampil seolah mereka layak di panggung terbesar.

Menurut data Transfermarkt, total nilai 11 pemain utama Napoli hanya 256 juta euro (Rp4,7 triliun).

Perinciannya sebagai berikut:

  • Kiper: Alex Meret (12 juta)
  • Bek: Giovanni Di Lorenzo (15 juta), Amir Rrahmani (12 juta), Alessandro Buongiorno (45 juta), Mathias Olivera (18 juta)
  • Gelandang: Stanislav Lobotka (25 juta), Zambo Anguissa (27 juta), Scott McTominay (40 juta)
  • Penyerang: Matteo Politano (10 juta), David Neres (30 juta), Romelu Lukaku (22 juta)

*Keterangan: semua dalam euro.


Nilai Pasar Tak Menentukan Segalanya

Kemenangan ini memastikan keunggulan tipis Partenopei atas Inter Milan dalam perebutan Scudetto. (AP Photo/Gregorio Borgia)

Tidak ada satu pun pemain yang menyentuh angka di atas 45 juta euro. Tetapi, di bawah tangan Conte, angka-angka itu berubah menjadi performa nyata.

Conte membuktikan bahwa dengan disiplin, kekompakan, dan strategi yang tepat, nilai pasar tak menentukan segalanya.

Di tengah era sepak bola modern yang penuh inflasi harga transfer, Napoli muncul sebagai antitesis dari tren itu. Mereka tampil membumi, jujur, dan emosional.

Dan dengan Scudetto ini, mereka seperti melanjutkan kisah besar yang dimulai Diego Maradona pada 1987—bahwa Naples bisa menjadi pusat keajaiban sepak bola, bahkan tanpa bintang-bintang mahal

Berita Terkait