Kisah Inspiratif Ousmane Dembele: Dicampakkan Barcelona dan Dianggap Tak Konsisten, Akhir Pekan Ini Bisa Menjadi Mesin Gol Mematikan

Ousmande Dembele punya tempat untuk membuktikan kualitasnya sebagai pemain berkelas dunia pada final Liga Champions 2025, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB.

BolaCom | Nurfahmi BudiDiterbitkan 30 Mei 2025, 19:40 WIB
Penyerang Paris Saint-Germain (PSG) asal Prancis, Ousmane Dembele melakukan selebrasi setelah mencetak gol pertama bagi timnya saat pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025 melawan Arsenal di Stadion Emirates, London Utara, 29 April 2025 waktu setempat atau Rabu 30 April 2025 WIB dini hari. (Adrian Dennis/AFP)

Bola.com, Jakarta - Pasukan asal Paris, PSG, akan berjuang mati-matian demi merealisasikan opsi mengangkat trofi Liga Champions. Yup, butuh waktu lebih dari tiga dekade bagi Prancis agar ada tim dari negara mereka yang bersiap juara, setelah Marseille, tentu saja.

Kuncinya, PSG wajib menaklukkan Inter Milan pada final Liga Champions 2024/2025, di Allianz Arena, Munchen, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB. Satu di antara modal berharga PSG adalah keberadaan Ousmane Dembele, sosok yang sempat tak dianggap istimewa.

Advertisement

Setelah lama diejek karena penyelesaian akhirnya yang tidak menentu, Ousmane Dembele telah berubah menjadi mesin pencetak gol musim ini. Ia sanggup mengumpulkan 33 gol dalam 45 pertandingan. Statistik tersebut lebih banyak daripada gabungan lima musim sebelumnya. Wow banget kan!

Pada usia 28 tahun, pemain berjuluk “intan kasar” sepak bola Prancis ini sedang dalam performa terbaiknya. Tak pelak, Inter Milan harus waspada jika tak ingin tersayat dan tersengat Dembele.


Simbol Arah Perubahan yang Mumpuni

Pemain depan Paris Saint-Germain asal Prancis #10, Ousmane Dembele, melepaskan tembakan tetapi tendangannya berhasil ditepis dalam pertandingan leg kedua perempat final Liga Champions UEFA antara Aston Villa dan Paris Saint-Germain di Villa Park di Birmingham, Inggris bagian tengah, Rabu dini hari WIB (16-4-2025) 2025. (Paul ELLIS/AFP)

Metamorfosis Dembele sejalan dengan revolusi yang dibawa Pelatih PSG, Luis Enrique. Seperti diketahui, Enrique sukses mengubah klub milik Qatar ini, dari yang tadinya sekadar sekumpulan selebriti sepak bola yang tidak terkoordinasi menjadi satu kesatuan yang tangguh.

Kepergian Kylian Mbappé, sisa terakhir era ‘galactico’ PSG, menjadi berkah terselubung bagi Dembélé. Situasi tersebut menempatkan penyerang serba bisa ini jadi kekuatan utama PSG saat menyerang. Apalagi, ia punya kekuatan di kedua kaki yang sama-sama akurat kala mengumpan, dan keras saat mengirim bola ke gawang lawan.

Menruut France24, transformasi luar biasa Dembele menjadi pencetak gol tanpa ampun membuka babak baru dalam kariernya, yang sempat penuh teka-teki. Berbekal produk akademi muda terkenal Stade Rennais, penyerang Prancis ini muncul di panggung sepak bola sepuluh tahun lalu sebagai anak muda penuh harapan. Kala itu, ia datang dengan senyum lebar, kecepatan luar biasa, dan sikap santai di lapangan tapi 'beringas'.

Hingga kini, ia tetap menjadi pahlawan bagi klub masa kecilnya, Evreux FC, yang ia bantu keluar dari masalah keuangan pada 2023 dengan cek sebesar 100.000 euro atau lebih dari Rp 1,7 miliar.


Berkah Promosi yang Melesat Cepat

PSG unggul lebih dulu pada menit ke-12 lewat gol Ousmane Dembele yang berhasil memanfaatkan kelengahan barisan belakang Liverpool. (Oli SCARFF/AFP)

Dipromosikan ke tim senior Rennes pada usia 18 tahun, winger berbakat ini langsung mencuri perhatian di Ligue 1 Prancis dengan mencetak 12 gol dan lima assist. Prestasi ini menjadikannya pencetak gol terbanyak di antara pemain di bawah 20 tahun di lima liga utama Eropa.

Klub-klub besar pun cepat meliriknya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-19, Dembélé menandatangani kontrak lima tahun dengan Borussia Dortmund, Jerman. Dortmund harus membayar 15 juta euro untuk pemain muda yang baru satu musim bermain profesional.

Ini terbukti menjadi salah satu pembelian terbaik dalam sejarah sepak bola.


Pindah dan Debut Timnas

Kepindahan Dembélé ke Bundesliga bertepatan dengan debutnya di timnas Prancis. Satu di antaranya adalah pertandingan persahabatan yang kurang berkesan melawan Italia dan peran kecil dalam kualifikasi Piala Dunia.

Namun di Jerman, penyerang muda ini langsung menjadi idola “Yellow Wall” Dortmund, dengan koleksi 10 gol dan 21 assist di musim pertamanya. Dembele juga mencetak gol di final Piala Jerman melawan Frankfurt, sekaligus mengangkat trofi pertamanya.

Tapi “Dembouz”, julukan di Prancis, sudah memikirkan langkah yang lebih besar. Ketika Barcelona datang melamar, Dembele melakukan segala cara memaksa transfer, termasuk bolos latihan.


Kesan Pahit dari Manja

Pemain Paris Saint-Germain (PSG), Ousmane Dembele, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Arsenal dalam leg pertama semifinal Liga Champions di Emirates Stadium, Rabu (30/4/2025) dini hari WIB. (Adam Davy/PA via AP)

Sikap “manja” ini meninggalkan kesan pahit di klub Jerman, yang akhirnya melepasnya dengan harga fantastis 150 juta euro. Nilai itu sepuluh kali lipat dari harga yang mereka bayar setahun sebelumnya.

Transfer yang penuh kontroversi ini membuat Dembélé tiba di Barcelona dengan label sebagai pembelian termahal kedua dalam sejarah sepak bola. Ia langsung mendapat beban, yakni mengisi posisi Neymar, yang terbang ke PSG.

Enam tahun Dembélé di klub Catalan lebih diingat karena serangkaian cedera panjang. Lalu, ada juga keluhan media Spanyol tentang gaya hidupnya yang dianggap buruk.


Berbeda tapi Penuh Masalah 

Hasilnya, pada menit ke-4, PSG unggul lebih dulu melalui gol cepat Ousmane Dembele. (Adrian Dennis/AFP)

Berbeda dengan banyak rekannya, “Dembouz” tidak pernah suka minum alkohol, merokok, atau berpesta. Sebaliknya, kesenangannya adalah makanan cepat saji dan bermain video game hingga larut malam. Kebiasaan yang dianggap serius hingga klub mengirimkan koki pribadi untuk memastikan pola makan yang lebih sehat.

“Saya tidak seperti yang orang katakan. Saya hanya makan kebab saat di rumah di Evreux,” kata Dembele. Ia juga kesulitan menghilangkan reputasi sebagai pemain yang ceroboh dan tidak disiplin. Fakta diperparah laporan sering datang terlambat, dan ini sebuah kebiasaan yang dihilangkan Luis Enrique di PSG.

Masa-masa La Liga-nya penuh kilatan bakat, namun tertutup inkonsistensi dan penyelesaian yang buruk. Penggemar Barca tidak mungkin melupakan peluang emas yang ia sia-siakan melawan Liverpool di Camp Nou pada 2019, yang berakibat fatal ketika Barcelona mengalami ‘Remontada’ di Anfield seminggu kemudian.


Cermin Performa Naik Turun

Pemain Paris Saint-Germain (PSG) merayakan gol yang dicetak Ousmane Dembele dalam pertandingan leg pertama play-off 16 besar Liga Champions yang digelar di Roudourou Stadium in Guingamp, Rabu (12/2/2025) dini hari WIB. PSG menang 2-1 dalam lawatannya ke markas sesama tim Prancis itu. (FRED TANNEAU / AFP)

Karier internasional Dembélé juga mencerminkan performa naik turun bersama Blaugrana. Pada 2018, ia hanya duduk di bangku cadangan saat Prancis menjuarai Piala Dunia dan Mbappé, yang satu tahun lebih muda, menjadi bintang dunia. Empat tahun kemudian, ia berperan penting dalam mempertahankan gelar Les Bleus di Qatar, meski ditarik keluar sebelum babak pertama final setelah memberikan penalti karena pelanggaran ceroboh.

Beberapa bulan kemudian, Dembélé kembali ke Ligue 1 dengan menandatangani kontrak lima tahun bersama PSG, menggantikan Neymar yang pergi. Musim pertamanya hanya menghasilkan lima gol, namun dedikasinya di lapangan memenangkan hati penggemar.

Mbappé dan Galacticos lainnya sudah pergi. Dembélé menjadi pusat serangan Luis Enrique. “Saya bisa bermain di mana saja: nomor 10, winger, false nine. Kebebasan ini memungkinkan saya mengekspresikan diri sepenuhnya,” katanya, seperti dirilis Marca.


Senang karena Bisa Bebas

Ousmane Dembele mudik ke Prancis dan bergabung dengan PSG dengan biaya transfer 50 juta euro. Mantan pemain Barcelona itu sudah memainkan 12 pertandingan di semua kompetisi bersama PSG. Namun, Dembele baru bisa menyumbang dua assist buat tim barunya. (AP Photo/Thibault Camus)

Dembele senang, karena Luis Enrique memberi kebebasan di lapangan, terutama dalam menyusun dan mengeksekusi serangan. Kini, Dembélé hanya berjarak satu pertandingan dari pencapaian terbesar dalam karier di level klub, yakni juara Liga Champions.

Satu yang perlu dicatat adalah penampilannya di final Piala Prancis pekan lalu. Lagi-lagi, ia membuang beberapa peluang emas, yang membuat publik mengingat masa lalu Dembele yang 'boros' di depan gawang musuh.

Para penggemar PSG yang haus kejayaan Eropa akan mengetahui pada Minggu (1/6/2025) dini hari WIB, apakah teka-teki Dembele benar-benar telah terpecahkan.

Sumber : Marca, France24

Berita Terkait