Mantan Pemain MU Kena Sanksi 4 Pertandingan karena Menolak Kampanye LGBT di Liga Prancis

Gelandang Lyon, Nemanja Matic, dijatuhi sanksi larangan bermain dua pertandingan setelah menutupi lencana kampanye anti-homofobia pada seragamnya dalam laga terakhir Ligue 1 musim 2024/2025.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 07 Juni 2025, 05:45 WIB
Pemain depan Lyon asal Prancis #10, Alexandre Lacazette (Kanan), merayakan gol bersama gelandang Lyon asal Serbia #31, Nemanja Matic, setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Liga Prancis antara Olympique Lyonnais (OL) dan LOSC (Lille) di stadion Parc Olympique Lyonnais Groupama di Decines-Charpieu, Prancis bagian tengah-timur pada tanggal 5 April 2025. (OLIVIER CHASSIGNOLE/AFP)

Bola.com, Jakarta - Gelandang Lyon, Nemanja Matic, dijatuhi sanksi larangan bermain dua pertandingan setelah menutupi lencana kampanye anti-homofobia pada seragamnya dalam laga terakhir Ligue 1 musim 2024/25. Keputusan ini kembali menyoroti dinamika toleransi dan keberagaman di sepak bola Prancis.

Pada laga penutup musim antara Lyon melawan Angers (17 Mei 2025), Matic yang masuk sebagai pemain pengganti, terlihat menutupi badge pelangi bertuliskan pesan anti-homofobia di lengan bajunya.

Advertisement

Aksi serupa juga dilakukan oleh striker Le Havre, Ahmed Hassan, saat timnya menang 3-2 atas Strasbourg. Keduanya kini dijatuhi hukuman larangan bermain dua laga, plus dua laga tambahan dengan status percobaan.

Selain sanksi larangan bermain, Ligue 1 juga mewajibkan Matic dan Hassan untuk mengikuti kampanye edukasi tentang pentingnya memerangi homofobia dalam sepak bola, yang harus mereka jalani dalam enam bulan ke depan.

 


Kampanye Tahunan dan Respons Beragam

Gelandang Manchester United, Nemanja Matic mengontrol bola saat menghadapi Wolverhampton pada laga Liga Inggris 2021/2022 di Old Trafford Stadium, Manchester (3/1/2022). Didatangkan Chelsea dari Benfica pada tengah musim 2013/2014 dengan mahar 25 juta euro, Nemanja Matic yang total membela Chelsea dalam 154 laga dengan torehan 7 gol dan 19 assist akhirnya dilepas ke Manchester United pada awal musim 2017/2018 dengan nilai transfer 44,7 juta euro. (AFP/Paul Ellis)

Ligue 1 memang rutin menggelar kampanye tahunan untuk melawan homofobia, di mana seluruh pemain diwajibkan mengenakan atribut pelangi, baik berupa badge di seragam maupun banner di stadion. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kampanye ini kerap mendapat penolakan dari sejumlah pemain dengan alasan keyakinan pribadi atau agama.

Contohnya, penyerang Nantes, Mostafa Mohamed, menolak tampil di laga terakhir musim ini karena keyakinan sebagai seorang Muslim. Namun, berbeda dengan Matic dan Hassan, Mohamed tidak mendapat sanksi larangan bermain. Lewat media sosial, Mohamed menegaskan posisinya:

"Hidup berdampingan berarti juga menerima bahwa keberagaman dapat diekspresikan berbeda oleh setiap orang. Saya percaya pada saling menghormati—baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri dan keyakinan pribadi. Ada nilai-nilai mendalam yang tertanam dalam warisan dan iman saya, sehingga membuat saya sulit berpartisipasi dalam inisiatif ini.".


Isu Toleransi dan Kebebasan Beragama di Sepak Bola

Kasus ini kembali membuka diskusi tentang batas toleransi, kebebasan berekspresi, dan penghormatan terhadap keyakinan pribadi di dunia sepak bola. Di satu sisi, liga dan federasi berupaya keras mengampanyekan nilai-nilai inklusif dan anti-diskriminasi. Di sisi lain, sejumlah pemain merasa inisiatif tersebut bertentangan dengan keyakinan atau identitas pribadi mereka.

Ligue 1 menegaskan bahwa kampanye melawan homofobia tetap menjadi prioritas, namun juga dihadapkan pada tantangan untuk menemukan titik temu antara nilai universal dan keberagaman individu di ruang publik seperti sepak bola.

Kontrak Nemanja Matic bersama Lyon sendiri akan berakhir pada akhir Juni 2025 dan hingga kini belum ada kesepakatan perpanjangan kontrak. Masa depannya di klub Prancis tersebut pun masih belum pasti.

Berita Terkait