Ambisi Besar FIFA di Tengah Kecaman: Kontroversi Piala Dunia Antarklub 2025

Piala Dunia Antarklub 2025: Turnamen prestisius atau sekadar ajang cari untung?

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 14 Juni 2025, 15:15 WIB
Ilustrasi Piala Dunia Antarklub. (Sumber Foto: Situs resmi FIFA)

Bola.com, Jakarta - FIFA kembali mencoba merancang kompetisi antarklub yang lebih bergengsi dengan memperluas format Piala Dunia Antarklub.

Edisi perdana turnamen dalam format baru ini akan dimulai pada Minggu pagi WIB (15-6-2025), menjadikan Amerika Serikat sebagai tuan rumah setahun sebelum menggelar Piala Dunia 2026.

Advertisement

Turnamen ini akan digelar setiap empat tahun sekali dengan melibatkan 32 tim dari seluruh dunia, menggantikan format tahunan sebelumnya yang hanya diikuti tujuh tim.

Kendati dianggap sebagai ajang akbar baru dalam kalender sepak bola global, turnamen ini justru memicu gelombang kritik dari berbagai pihak.


Jadwal Padat yang Makin Membebani Pemain

Kevin De Bruyne merupakan pilar penting di lini tengah Manchester City. Namun pada musim panas tahun ini, Gelandang Timnas Belgia tersebut santer disebut bakal angkat kaki dari Man City. Dia dikabarkan telah mencapai kesepakatan personal dengan Al Ittihad. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Kritik paling tajam datang dari persoalan yang selama ini menjadi keluhan utama: padatnya jadwal pertandingan.

Turnamen yang dijadwalkan berlangsung dari 14 Juni-13 Juli 2025 ini dinilai makin mempersempit waktu istirahat para pemain, terutama mereka yang tampil di level klub dan timnas.

Laporan dari serikat pemain dunia FIFPro pada 2023 menyoroti ketimpangan kalender kompetisi sepak bola yang berdampak pada kebugaran pemain.

Di tengah musim kompetisi klub yang menguras waktu hingga 10 bulan dalam setahun, momen libur musim panas menjadi satu-satunya waktu istirahat tersisa bagi para pemain. Namun, turnamen ini justru menghapus sisa waktu rehat tersebut.

Kevin De Bruyne bahkan menilai bahwa penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub 2025 merupakan bukti bahwa “uang berbicara lebih lantang ketimbang suara para pemain."

"Kami hanya punya waktu tiga minggu antara final Piala Dunia Antarklub dan pertandingan pertama Premier League. Jadi, kami harus beristirahat dan bersiap untuk 80 pertandingan lagi," tambah De Bruyne.


Ajang Cari Untung ala FIFA

Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, meresmikan trofi Piala Dunia Antarklub 2025 di Ruang Oval Gedung Putih pada 07 Maret 2025 di Washington, DC. Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang membentuk Satuan Tugas Gedung Putih untuk Piala Dunia 2026. (Anna Moneymaker/Getty Images/AFP)

Banyak yang menilai bahwa penyelenggaraan turnamen ini lebih dilandasi kepentingan finansial ketimbang pertimbangan olahraga.

Jurnalis asal Amerika Serikat, Henry Bushnell, dari Yahoo Sports, menyebutnya sebagai "upaya FIFA memonetisasi klub dan pemain terbesar dunia."

Ia juga menilai turnamen ini bagian dari persaingan kekuasaan antara Presiden FIFA, Gianni Infantino, dan Presiden UEFA, Aleksander Ceferin.

Kritik ini turut diamini oleh para pemain dan pelaku sepak bola yang menilai langkah FIFA terlalu terburu-buru dan minim perencanaan logistik yang matang.


Janji Finansial FIFA yang Tak Sepenuhnya Terbukti

Logo sponsor dan papan nama di Hard Rock Stadium dua hari menjelang laga pembuka turnamen sepak bola Club World Cup, Miami Gardens, Florida, 12 Juni 2025. (AP Photo/Rebecca Blackwell)

FIFA awalnya memberi kesan bahwa turnamen ini akan menjadi sumber pemasukan besar bagi klub-klub peserta, dengan total hadiah mencapai 1 miliar dolar AS. Bahkan sempat beredar kabar bahwa tiap tim akan membawa pulang sekitar 50 juta dolar AS.

Namun, kenyataannya, pembagian hadiah tidak merata dan lebih banyak menguntungkan klub-klub Eropa.

Perinciannya sebagai berikut:

  • Klub Eropa: antara 38,19 juta (tertinggi) hingga 12,81 juta (terendah)
  • Klub Amerika Selatan: dijamin 15,21 juta
  • Klub dari CONCACAF, CAF, dan AFC: 9,55 juta
  • Auckland City (wakil Oseania): 3,58 juta

Di luar itu, ada bonus tambahan berdasarkan performa di setiap fase:

  • Fase grup: 2 juta untuk menang, 1 juta untuk imbang
  • Babak 16 besar: 7,5 juta
  • Perempat final: 13,125 juta
  • Semifinal: 21 juta
  • Finalis: 30 juta
  • Juara: 40 juta

Dengan sistem seperti ini, diperkirakan 12 klub Eropa akan mengantongi sekitar 70 persen dari total hadiah, sementara 22 tim lainnya harus berbagi 30 persen sisanya — memperkuat narasi bahwa "yang kaya makin kaya".

 

*Ket: semua dalam dolar AS


Minimnya Minat Siaran dan Penonton

Trofi Piala Dunia Antarklub FIFA yang baru berada di tengah ruangan selama KTT Kripto Gedung Putih di Washington DC, 7 Maret 2025 waktu setempat. (Jim WATSON/AFP)

Kesulitan FIFA dalam menjual hak siar turnamen ini menjadi sinyal lain bahwa minat publik belum sesuai ekspektasi. Bahkan di Amerika Serikat, mitra lama FIFA seperti Fox, dilaporkan hanya mengajukan tawaran 10 juta dolar AS untuk hak siar, nilai yang terbilang rendah.

Akhirnya, FIFA memilih menjalin kerja sama dengan DAZN untuk menyiarkan seluruh pertandingan secara gratis secara global.

Kendati disebut memiliki nilai 2 miliar dolar AS, laporan menyebutkan angka sesungguhnya kemungkinan hanya sekitar 1 miliar dolar AS — itu pun dipengaruhi kemitraan DAZN dengan Arab Saudi, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.

Simon Thomas, mantan kepala komersial FIFA, bahkan menyatakan kepada The New York Times bahwa FIFA perlu berpikir kreatif demi mencapai target keuangan mereka.

 

Sumber: The Sporting News

Berita Terkait