Bola.com, Jakarta - Iklim politik Amerika Serikat yang sedang panas membayangi gelaran Piala Dunia Antarklub 2025 yang sudah berlangsung sejak 14 Juni lalu.
Kekhawatiran yang bisa meningkat saat Amerika Serikat bersiap untuk panggung yang lebih besar ketika menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2026 bersama Meksiko dan Kanada.
Wisatawan ditahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu di perbatasan AS. Larangan perjalanan yang memblokir pengunjung dari 12 negara.
Imigran ditangkap dari gedung pengadilan, jalanan, dan tempat kerja oleh agen berpakaian preman. Para pengunjuk rasa berkumpul di jalanan, dihadapi dengan kekuatan militer. Ini merupakan gambaran kecil dari situasi di Amerika Serikat.
Kesimpulannya, mungkin banyak fans ogah datang ke Amerika Serikat untuk menyasikan Piala Dunia Antarklub 2025. Bangku-bangku kosong mulai terlihat di beberapa laga.
Waktu Tunggu Visa ke Amerika Serikat yang Lama
Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan setelah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada bulan Mei bahwa dia yakin semua orang akan disambut untuk gelaran Piala Dunia Antarklub 2025 dan Piala Dunia 2026.
"Dunia disambut di Amerika," ujar Ifantino. "Tentu saja, para pemain, tentu saja, semua yang terlibat, kita semua, tapi tentu juga semua penggemar. Dan mari kita jelaskan hal itu. Ini bukan berasal dari saya; ini berasal dari pemerintah Amerika," tambahnya
Namun Hamza Al Mohammadi, yang menjadi konsultan perjalanan dan visa di World Cup Travelers Agency yang berbasis di Massachusetts, mengatakan para pelancong khawatir tentang waktu tunggu visa yang lama, hingga 18 bulan di beberapa negara dan praktik imigrasi yang terasa tidak stabil.
"Satu hari semuanya tampak baik-baik saja, dan keesokan harinya Anda mendengar bahwa janji visa dibekukan, pada titik ini, apa pun terasa mungkin," katanya.
"Ketidakpastian ini membuat bisnis dan pelancong sulit untuk merencanakan dengan percaya diri berangkat ke Amerika Serikat," tambahnya.
Penurunan Jumlah Perjalanan ke Amerika Serikat
Para pemimpin industri pariwisata telah memperingatkan tentang penurunan jumlah perjalanan ke Amerika Serikat sejak Trump menjabat pada bulan Januari.
Perjalanan internasional turun 14 persenpada bulan Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kata Asosiasi Perjalanan AS.
Penegakan imigrasi, menguatnya dolar AS sehingga meningkatkan biaya perjalanan, dan arah politik Trump adalah alasan utama, menurut para ahli industri.
Negara-negara termasuk Kanada, Jerman, Denmark, dan Inggris telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Amerika Serikat.
Larangan Masuk ke Amerika Serikat untuk Beberapa Negara
Trump juga memberlakukan larangan penuh perjalanan bagi warga negara asing dari 12 negara yang mulai berlaku pada 9 Juni. Tujuh negara lain menghadapi larangan parsial.
Presiden menyebut alasan keamanan nasional, kekhawatiran terorisme, dan pemeriksaan yang tidak memadai sebagai alasan larangan tersebut.
Larangan tersebut membuat pengecualian untuk atlet, keluarga mereka, dan staf penting, tetapi tidak untuk penggemar biasa.
Iran sudah lolos ke Piala Dunia tahun depan, dan Haiti serta Sudan menjadi pesaing. Ketiganya termasuk dalam daftar larangan perjalanan.
"Masalahnya adalah Presiden Trump mengatakan larangan itu diterapkan untuk mencegah orang jahat masuk ke negara ini," kata James Irani, seorang pengacara imigrasi dari Bergen County. "Orang Iran bukan orang jahat. Mereka hanya memiliki pemerintah yang buruk," lanjut keterangan itu.