Kuda Hitam yang Sukses Menjuarai NBA, Apa Kunci Sukses Oklahoma City Thunder?

Oklahoma City Thunder membuktikan, meski bukan tim bertabur bintang, tapi skuad yang bermarkas Paycom Center ini bisa menjadi juara NBA 2024/2025.

BolaCom | Hendry WibowoDiperbarui 24 Juni 2025, 19:09 WIB
Dua pebasket Oklahoma City Thunder, Jaylin Williams dan Jalen Williams merayakan sukses tim menjadi juara NBA 2025/2026. (Matthew Stockman/Getty Images/AFP)

Bola.com, Jakarta - Oklahoma City Thunder membuktikan, meski bukan tim bertabur bintang, tapi skuad yang bermarkas Paycom Center ini bisa menjadi juara NBA 2024/2025. 

Pada partai final playoff NBA, Oklahoma City Thunder yang biasa disingkat OKC mengalahkan tim terbaik dari Wilayah Timur Indiana Pacers setelah melalui tujuh gim.

Advertisement

Dahulu bernama Seattle SuperSonics, era Oklahoma City Thunder dimulai 2008. Sehingga jadi tim termuda kedua setelah Portland Trail Blazers tahun 1977 yang bisa menjadi juara NBA. 

OKC turut jadi tim keempat dalam sejarah NBA yang bisa memenangkan 84 laga atau lebih dalam satu musim termasuk kemenangan pada playoff. Jadi apa kunci sukses OKC yang bisa dibilang tanpa pemain bintang? 

Pebasket senior dari Sacramento Kings, DeMar DeRozan pernah memberikan analisis tentang kunci sukses OKC. Dia memuji kekompakan skuad asuhan Mark Daigneault ini.

"Apa yang hebat dari OKC adalah koneksi yang mereka miliki. Anda dapat melihatnya," kata DeMar DeRozan.

"Setiap pertandingan yang mereka menangkan, seluruh tim mendukung siapa pun yang diwawancarai. Itu sangat membantu."

"Saya melihat mereka secara ofensif, defensif, bagaimana mereka saling terhubung, itu luar biasa. Itu semua dimulai tidak hanya di dalam lapangan, tetapi juga di luar lapangan," tambahnya.


Kekompakan OKC

Oklahoma City Thunder adalah tim yang dipimpin seorang Shai Gilgeous-Alexander. Dia diganjar MVP NBA 2025 berkat kontribusi besarnya. 

Contohnya pada laga penentu OKC juara, Shai Gilgeous-Alexander membukukan double-double lewat catatan 29 poin dan 12 assist.

Shai Gilgeous-Alexander pun jadi pebasket OKC ketiga yang pernah merasakan gelar MVP NBA setelah Kevin Durant dan Russell Westbrook tahun 2014 dan 2017.

Ditanya kunci suksesnya, Shai Gilgeous-Alexander berkata soal kekompakan timnya, persis seperti yang dikatakan oleh DeMar DeRozan. 

 


Kata-kata Shai Gilgeous-Alexander

Pebasket OKC, Shai Gilgeous-Alexander pada sesi konferensi pers usai timnya juara NBA. (Justin Ford/Getty Images/AFP)

"Rasanya tidak nyata, begitu banyak waktu, begitu banyak momen, begitu banyak emosi, begitu banyak malam yang tidak dapat dipercaya,” kata Gilgeous-Alexander.

 

"Rasanya gila mengetahui bahwa kita semua ada di sini. Namun grup ini telah bekerja keras, grup ini telah meluangkan waktu dan kami pantas mendapatkannya."

"Kebersamaan kami di dalam dan di luar lapangan, seperti betapa menyenangkannya kami, itu membuatnya jauh lebih mudah. Hal itu membuat kami merasa seperti anak-anak yang sedang bermain bola basket. Itu sangat menyenangkan." 

"Kami harus banyak berkembang, secara individu dan sebagai sebuah tim. Saya bersemangat untuk masa depan tim ini. Ini adalah awal yang baik. Saya sangat bersemangat untuk tim ini," lanjutnya. 

 


Punya Big 3

Tentunya OKC akan kembali berstatus sebagai unggulan untuk NBA 2025/2026. Apalagi trio Shai Gilgeous-Alexander, Jalen Williams, dan Chet Holmgren semua masih berusia muda. Ketiganya dianggap telah membentuk Big 3 baru di NBA. 

Big 3 ini memprioritaskan kerja tim dibandingkan ego individu. Inilah yang membedakan dengan era OKC saat masih mempunyai trio Kevin Durant, Russell Westbrook, dan James Harden.

Durant, Westbrook, dan Harden merupakan tiga tim dengan kualitas individu bintang lima. Tapi kerja sama Shai, Jalen, dan Chet lebih dapat chemistry-nya. 

Lihat momen ketika Shai didapuk sebagai MVP NBA 2025. Dia justru mengajak sosok Jalen bersama. Lalu bercerita bagaimana keduanya berkolaborasi.