Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Didenda Miliaran Rupiah atas Skandal Pajak Piala Dunia 2006

Pengadilan Jerman vonis DFB bersalah dalam kasus pajak Piala Dunia 2006.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 26 Juni 2025, 11:15 WIB
Francesco Totti memperkuat Timnas Italia menghadapi Jerman pada laga semifinal Piala Dunia 2006, di Signal Iduna Park, 4 Juli 2006. (AFP/Oliver Lang)

Bola.com, Jakarta - Setelah proses hukum panjang selama lebih dari satu dekade, Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) akhirnya dinyatakan bersalah dalam kasus penggelapan pajak yang terkait dengan dugaan suap pada proses bidding Piala Dunia 2006.

Pengadilan regional di Frankfurt menjatuhkan denda sebesar 110 ribu euro (sekitar Rp2 miliar) kepada DFB, Rabu waktu setempat (25-6-2025), menandai akhir dari penyelidikan selama hampir 16 bulan.

Advertisement

Skandal ini berakar pada pembayaran senilai 6,7 juta euro yang dilakukan oleh DFB kepada FIFA pada April 2005.

Pembayaran itu diklaim sebagai biaya untuk gala pembukaan Piala Dunia, acara yang pada akhirnya dibatalkan.

Dalam laporan keuangan, dana tersebut dicatat sebagai pengeluaran bisnis, tetapi jaksa penuntut menyebutnya sebagai kedok untuk menutupi pengembalian pinjaman tersembunyi kepada Franz Beckenbauer, ikon sepak bola Jerman sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia saat itu.

Beckenbauer diketahui sebelumnya menerima pinjaman dari Robert Louis-Dreyfus, mantan eksekutif Adidas dan satu di antara pemilik agensi pemasaran Infront.


DFB Menghindari Kewajiban Pajak

Salah satu legenda terbesar dari olahraga ini, Franz Beckenbauer meninggal dunia di usia 78 tahun. (AP Photo/Matthias Schrader, File)

Dana itu kemudian dialirkan melalui firma hukum di Swiss ke sebuah perusahaan milik Mohammed Bin Hammam, anggota Komite Eksekutif FIFA asal Qatar, pihak yang disebut-sebut memiliki pengaruh besar dalam proses pemilihan tuan rumah.

Jaksa menuding DFB seharusnya membayar pajak sekitar 2,7 juta euro dari transaksi tersebut, tetapi gagal melakukannya.

Meski DFB membantah, pengadilan menyatakan bahwa organisasi itu "menghindari kewajiban pajaknya dengan sadar".

"Hakim dengan yakin menyatakan DFB telah melakukan penggelapan pajak, dan semua pihak yang terlibat membiarkan hal itu terjadi," ujar Hakim Eva-Marie Distler, seperti dikutip kantor berita dpa.


Kritik Tajam ke DFB

Zinedine Zidane. Eks gelandang serang Prancis yang pensiun pada Juli 2006 ini menjadi pemain ketiga yang melakukan eksekusi penalti dengan gaya Panenka di Piala Dunia. Momen itu terjadi saat Prancis kalah melalui adu penalti 3-5 (1-1) dari Italia pada partai final Piala Dunia 2006 (9/7/2006) di Jerman. Gol penalti Panenka Zinedine Zidane dicetak pada menit ke-7 yang membuat Prancis unggul terlebih dahulu 1-0, yang akhirnya mampu disamakan 1-1 oleh Italia lewat gol Marco Materazzi pada menit ke-19. (AFP/Nicolas Asfouri)

Sanksi awal sebesar 130 ribu euro sempat dijatuhkan, tetapi pengadilan mengurangi 20 ribu euro sebagai kompensasi atas keterlambatan prosedural selama persidangan.

Hakim Distler melontarkan kritik tajam terhadap sikap DFB selama proses hukum. Ia menyebut federasi tersebut menunjukkan "citra yang memalukan" dan enggan bertanggung jawab secara institusional maupun personal.

"Jam tampaknya berdetak berbeda di DFB. Biaya hukum mereka luar biasa besar. Para petinggi menolak bertanggung jawab. Tak ada satu pun perwakilan DFB yang hadir dalam penyelidikan maupun persidangan. Harusnya dipertanyakan: apakah mereka tidak menghormati sistem hukum?" tegas Distler.


Banding atau?

Wasit Rusia, Valentin Ivanov (kiri), memberikan kartu merah kepada gelandang Portugal, Deco, pada laga kontra Belanda di 16 besar Piala Dunia 2022. (AFP/Odd Andersen)

Dalam penyelidikan awal, tiga tokoh utama DFB, mantan Presiden Theo Zwanziger, penerusnya Wolfgang Niersbach, serta mantan Sekjen Horst R. Schmidt, sempat didakwa. Namun, proses hukum terhadap ketiganya dihentikan setelah mereka membayar denda yang tidak diungkapkan besarannya.

Ketiganya tetap membantah telah melakukan penggelapan pajak.

Zwanziger sebelumnya sempat membuat pengakuan mengejutkan pada 2015 lewat wawancara dengan majalah Spiegel, bahwa “memang ada dana gelap dalam kampanye Jerman untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia."

Ia bahkan menuduh Niersbach telah berbohong soal itu.

DFB belum mengambil keputusan apakah akan mengajukan banding atas putusan ini. Dalam pernyataan resmi, federasi menyatakan akan "mempelajari dan mengevaluasi secara menyeluruh alasan tertulis dari keputusan pengadilan sebelum menentukan langkah selanjutnya."

 

Sumber: AP News

Berita Terkait