IOC Ubah Haluan, Ambil Langkah Besar Lindungi Olahraga Perempuan usai Kontroversi Emas Olimpiade Imane Khelif

IOC putar arah usai kasus Imane Khelif, atur ulang perlindungan untuk olahraga dan atlet perempuan.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 28 Juni 2025, 21:15 WIB
Petinju berumur 25 tahun itu mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Aljazair kala masuk ke ring untuk melakoni partai final Olimpiade 2024. (AP Photo/Ariana Cubillos)

Bola.com, Jakarta - Komite Olimpiade Internasional (IOC) akan menerapkan kebijakan baru demi melindungi cabang olahraga perempuan, menyusul kontroversi besar terkait petinju Aljazair, Imane Khelif, yang meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.

Keputusan penting ini diumumkan oleh Presiden IOC yang baru, Kirsty Coventry, dalam pertemuan perdananya sebagai pemimpin organisasi.

Advertisement

Coventry menegaskan, IOC akan membentuk kelompok kerja khusus yang terdiri dari para ahli dan perwakilan federasi internasional untuk menyusun aturan perlindungan yang lebih ketat bagi atlet perempuan.

"Kami sepakat bahwa kategori perempuan harus dilindungi. Karena itu, IOC akan mengambil peran utama dalam membentuk kelompok kerja yang terdiri dari para ahli dan federasi internasional untuk mencari konsensus bersama," ujar Coventry.


Kontroversi Kemenangan Khelif Picu Sorotan Global

Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), setelah pertarungan melawan petinju Italia, Angela Carini, pada pertarungan kelas 66 kg wanita di North Paris Arena, Villepinte, Kamis (1/8/2024). (AFP/Mohd Rasfan)

Imane Khelif menjadi sorotan dunia setelah ia dinyatakan sebagai peraih emas kelas 66kg tinju putri di Olimpiade Paris 2024.

Namun, gelombang kritik muncul saat publik mengingat bahwa Khelif sebelumnya didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia 2023 oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) karena tidak lolos kriteria kelayakan gender.

Insiden itu makin memicu polemik ketika dalam laga final di Paris, lawan Khelif, Angela Carini, memilih mundur di tengah ronde pertama usai menerima pukulan keras dari Khelif.

Peristiwa tersebut memicu perdebatan luas tentang keselamatan atlet perempuan di arena olahraga kompetitif.

Presiden IBA, Umar Kremlev, bahkan secara terbuka mengkritik IOC dan mendesak Khelif mengembalikan medali emasnya. Ia mempertanyakan keadilan di balik kemenangan Khelif, seraya menyebut bahwa partisipasinya mencederai integritas olahraga perempuan.


IOC Tegaskan Tak Akan Batalkan Hasil Olimpiade Paris

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Kirsty Coventry, tersenyum saat menghadiri pertemuan pertamanya dengan komisi eksekutif Komite Olimpiade Internasional sebagai presiden IOC, di Olympic House di Lausanne, pada tanggal 25 Juni 2025. (Fabrice COFFRINI/AFP)

Kendati menuai kontroversi, Kirsty Coventry memastikan bahwa hasil Olimpiade Paris 2024 tidak akan diubah. Fokus IOC, kata dia, adalah ke depan, menciptakan kerangka kerja baru yang melindungi olahraga perempuan secara menyeluruh.

"Saya tegaskan, kami tidak akan meninjau kembali hasil Olimpiade Paris. Namun, kami akan mengambil langkah penting untuk melindungi kategori perempuan di masa mendatang," ucap Coventry.

Kebijakan baru ini, lanjutnya, akan mencakup pelarangan atlet transgender serta atlet dengan kondisi differences of sexual development (DSD) yang tidak lolos standar kelayakan gender dari hasil uji medis.

"Kami memahami bahwa setiap cabang olahraga memiliki karakteristik berbeda. Tapi, sebagai anggota IOC, kami sepakat untuk menaruh perhatian penuh pada perlindungan kategori perempuan,” katanya.


World Boxing Ambil Alih

Petinju asal Aljazair, Imane Khelif, diarak staf pelatih setelah berhasil meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 dari cabang olahraga tinju nomor putri. (AP Photo/John Locher)

Sebagai catatan, IOC mencabut pengakuannya terhadap IBA sejak 2023 sehingga federasi tinju itu tidak punya wewenang dalam penyelenggaraan cabang tinju di Olimpiade Paris.

Namun, IOC tetap dikritik karena membiarkan partisipasi atlet hanya berdasarkan identitas gender di paspor, tanpa uji lebih lanjut.

Kini, World Boxing, badan baru yang diakui IOC sejak Juni 2025, telah mengumumkan kebijakan wajib tes gender bagi seluruh atlet putra dan putri. Dalam skema aturan baru tersebut, Imane Khelif tidak diperkenankan kembali bertanding di kelas putri, kecuali ia lolos tes verifikasi gender yang diwajibkan.

 

Sumber: Sportbible