Makam Diogo Jota dan Adiknya Diserbu Pengunjung Tak Sopan, Polisi Harus Turun Tangan

Polisi amankan area makam Diogo Jota dan sang adik akibat ulah tak pantas para pengunjung.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 06 Juli 2025, 06:45 WIB
Karangan bunga berbentuk jersey sepak bola dipajang di pintu masuk pemakaman seusai upacara pemakaman penyerang Liverpool asal Portugal, Diogo Jota, dan saudaranya, Andre Silva, di Gondomar, pinggiran Porto, pada 5 Juli 2025. (MIGUEL RIOPA/AFP)

Bola.com, Jakarta - Pihak kepolisian di Gondomar, Portugal, harus turun tangan setelah sejumlah pengunjung kedapatan mengambil foto secara tidak pantas di makam mendiang Diogo Jota dan adiknya, Andre Silva.

Insiden ini terjadi hanya beberapa jam setelah pemakaman yang dihadiri keluarga, kerabat, dan tokoh-tokoh besar sepak bola internasional.

Advertisement

Jota dan Andre dimakamkan berdampingan di kompleks pemakaman Igreja Matriz de Gondomar, wilayah timur Porto, pada Sabtu pagi waktu setempat (5-7-2025).

Sebelumnya, pada Jumat malam, keluarga inti termasuk sang istri, Rute Cardoso, yang baru dinikahi Jota kurang dari sebulan lalu, menggelar prosesi perpisahan tertutup.

Duka mendalam menyelimuti publik sepak bola setelah Jota (28 tahun) dan adiknya tewas dalam kecelakaan tragis di Zamora, Spanyol, pada Kamis dini hari lalu.

Kecelakaan tersebut dipicu oleh ban mobil Lamborghini yang meletus saat mereka berusaha menyalip kendaraan lain dalam perjalanan kembali ke Inggris. Keduanya dinyatakan meninggal di tempat kejadian.


Gangguan Muncul usai Lokasi Pemakaman Dibuka

Mantan rekan setim membawa peti jenazah selama pemakaman penyerang Liverpool asal Portugal, Diogo Jota dan saudaranya, Andre Silva, di Gereja Induk Gondomar, di pinggiran Porto, pada 5 Juli 2025. Diogo Jota dan saudaranya meninggal dalam kecelakaan mobil di Spanyol pada 3 Juli 2025, yang memicu kesedihan yang meluas tepat setelah bintang Portugal itu menikah. (FILIPE AMORIM/AFP)

Upacara pemakaman Jota dan Andre berlangsung dengan penuh hormat. Sejumlah pemain Liverpool, seperti Virgil van Dijk dan Andy Robertson, hadir bersama ratusan pelayat, termasuk tokoh-tokoh sepak bola Portugal, seperti Bruno Fernandes dan Joao Moutinho.

Misa pemakaman dipimpin langsung oleh Uskup Porto, D. Manuel Linda, dan disiarkan secara langsung bagi ribuan penggemar yang tidak bisa masuk ke dalam gereja.

Namun, ketenangan berubah menjadi kegelisahan setelah pagar pemakaman kembali dibuka untuk umum. Sejumlah pengunjung dilaporkan memasuki area pemakaman untuk berfoto, bahkan berpose selfie, di dekat pusara Jota dan Andre.

Beberapa di antaranya terlihat jongkok dan mengarahkan kamera ponsel ke batu nisan saudara kandung tersebut.

Situasi ini memaksa aparat keamanan turun tangan untuk membubarkan kerumunan. Sebagian besar pelayat hadir dengan hormat dan tenang, tetapi segelintir perilaku tidak pantas itu menodai suasana duka.


Pesan Menyentuh dari Uskup

Istri Diogo Jota, Rute Cardoso (tengah, kanan) dan saudara perempuannya bereaksi saat mantan rekan setimnya membawa peti jenazah Jota dan saudaranya, Andre Silva, di Gereja Induk Gondomar, di pinggiran Porto, pada 5 Juli 2025. Diogo Jota dan saudaranya meninggal dalam kecelakaan mobil di Spanyol pada 3 Juli 2025, yang memicu kesedihan yang meluas tepat setelah bintang Portugal itu menikah. (MIGUEL RIOPA/AFP)

Dalam misa pemakaman, Uskup Linda menyampaikan pesan mengharukan yang ditujukan kepada ketiga anak Jota, yang tidak hadir dalam upacara tersebut.

"Jika melihat orang dewasa menangis saja sudah menyakitkan, apalagi melihat anak-anak menangis. Yang paling menderita adalah ibumu dan kakek-nenekmu. Melihat jasad seorang anak sendiri saja sudah merupakan siksaan berat. Tapi, saat yang terlihat adalah dua peti jenazah, tak ada lagi kata-kata," ucap sang Uskup.

"Namun, ada perasaan. Kita hadir di sini karena kita juga merasakan kehilangan yang sama. Manusiawi untuk menangis, dan celakalah kita jika tak mampu menangis," imbuhnya.

Sementara banyak sosok penting hadir, Cristiano Ronaldo menjadi sorotan karena memilih tidak datang.

Keputusan sang kapten Timnas Portugal ini disebut sebagai bentuk penghormatan agar tidak mengalihkan perhatian dari inti prosesi: memberi perpisahan yang layak bagi Jota dan Andre.

 

Sumber: Give Me Sport