Bola.com, Jakarta - Luka Modric menutup lembaran panjang kebersamaannya bersama Real Madrid dengan penuh emosi. Setelah 13 tahun memperkuat Los Blancos dan mencatatkan banyak prestasi gemilang, gelandang asal Kroasia itu resmi mengucapkan selamat tinggal.
Kepindahannya ke AC Milan lewat status bebas transfer diperkirakan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan, usai tersingkirnya Madrid dari Piala Dunia Antarklub 2025.
Dalam wawancara perpisahan yang menyentuh bersama media resmi klub, Modric tak bisa menahan rasa harunya saat mengenang momen-momen terbaik selama membela panji Madrid.
Dari sekian banyak prestasi, satu kenangan yang paling membekas dalam benaknya adalah saat mengangkat trofi Liga Champions ke-10 pada 2014, momen bersejarah yang dikenal sebagai La Decima.
"Sulit memilih satu dari begitu banyak momen indah yang saya alami di sini," ujar Modrić.
"Tapi, saya selalu menyoroti dan ingin terus mengenang La Decima, karena dari sanalah segalanya dimulai."
"Kemenangan itu membuka jalan bagi dominasi luar biasa Real Madrid dalam 12 atau 13 tahun terakhir. Kami memenangkan enam Liga Champions hanya dalam 10 tahun. Cara kami menjuarainya mencerminkan jati diri Madrid, tidak pernah menyerah dan percaya sampai akhir," lanjutnya.
Perayaan La Decima dan Arti Nomor 10
Luka Modric juga mengenang perayaan kemenangan di Plaza de Cibeles, tempat ikonik yang biasa menjadi pusat selebrasi Real Madrid. Ia menyebut suasana saat itu sebagai momen yang tak akan pernah dilupakan oleh para Madridistas.
"Perayaan di Cibeles begitu indah dan tak terlupakan. Nomor 10 itu istimewa, bukan hanya bagi klub, tapi juga bagi saya pribadi. Saat saya mengingat kembali malam itu, senyum selalu terukir di wajah saya."
Kendati telah menutup masa baktinya di Santiago Bernabeu, Modric mengakui bahwa ia masih sulit percaya dengan apa yang telah ia capai selama berseragam putih-putih kebanggaan Madrid.
"Perasaan saya campur aduk. Sebuah era yang luar biasa, penuh kejayaan, dan tak terlupakan kini telah berakhir," katanya.
"Apa yang telah saya alami di sini sungguh membahagiakan. Mengenang semua pencapaian saya di klub ini membuat saya sangat bersyukur," katanya lagi.
Warisan dan Rasa Syukur
Pemain yang akan genap berusia 40 tahun pada September nanti itu juga mengungkapkan bagaimana Real Madrid telah membentuknya, bukan hanya sebagai pesepak bola, tetapi juga sebagai pribadi.
"Saya tumbuh di sini, sebagai pemain dan juga sebagai manusia. Madrid telah memberikan segalanya untuk saya dalam karier ini. Saya akan selamanya bersyukur. Saya akan selalu menjadi pendukung Real Madrid."
"Madrid dan Spanyol telah menjadi rumah kedua saya. Saya yakin, seiring waktu saya akan semakin sadar betapa besarnya yang telah saya raih di sini. Tapi, untuk saat ini, saya butuh waktu untuk benar-benar meresapi semua emosi dan pencapaian yang telah saya lalui," ungkapnya.
Bagaimana Modric Ingin Dikenang?
Saat ditanya bagaimana ia ingin dikenang oleh para penggemar, Modric menjawab dengan rendah hati.
"Saya tidak pernah memikirkan bagaimana saya ingin dikenang. Biarlah itu jadi hak para penggemar. Tapi, jika boleh berharap, saya ingin dikenang sebagai pribadi yang baik, terlebih dahulu, dan sebagai pemain yang selalu memberikan segalanya untuk klub," tuturnya.
"Sebagai pemain yang selalu menghormati semua pihak, baik lawan, rekan setim, maupun para pendukung, dan sebagai seseorang yang sepenuh hati memperjuangkan Real Madrid," imbuh Modric.
Sumber: SI