Rumah Michel Platini Dibobol Maling, 20 Trofi dan Medali Berharga Raib

Rumah mantan Presiden UEFA dan legenda sepak bola Prancis, Michel Platini, dibobol maling. Beberapa barang berharga raib.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 19 Juli 2025, 10:45 WIB
Mantan presiden UEFA, Michel Platini, tampak meninggalkan gedung pengadilan setelah putusan banding dari Kejaksaan Agung Swiss terhadap mantan presiden UEFA dan FIFA atas dugaan pembayaran palsu, di Muttenz dekat Basel, pada 25 Maret 2025. (Fabrice COFFRINI/AFP)

Bola.com, Jakarta - Legenda sepak bola Prancis, Michel Platini, menjadi korban perampokan di kediamannya dekat Marseille, Prancis, Jumat (18-7-2025) dini hari waktu setempat.

Dalam kejadian itu, sekitar 20 trofi dan medali dari karier gemilangnya sebagai pesepak bola dilaporkan hilang.

Advertisement

Peristiwa berlangsung sekitar pukul 04.30 waktu setempat.

Platini, yang kini berusia 70 tahun, terbangun saat melihat seseorang berpakaian serbahitam dengan tudung kepala berkeliaran di luar jendela rumahnya. Ketika memeriksa ke halaman, ia menemukan gudang di area rumahnya telah diacak-acak.

Pihak kejaksaan Marseille membenarkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan atas dugaan pembobolan dengan kekerasan di rumah mantan kapten Timnas Prancis tersebut. Proses penyelidikan awal saat ini ditangani oleh aparat gendarmerie setempat.


Kasus Hukum Platini

Mantan pemain Juventus (dari kiri) Mark Juliano, Zinedine Zidane dan Michel Platini duduk di bangku cadangan Tim Putih dalam laga persabatan mini soccer 7 lawan 7 di Pala Alpitour, Turin, Rabu (11/10/2023) dini hari WIB yang diikuti para legenda Juventus dalam rangkaian perayaan 100 tahun Keluarga Agnelli mengakuisisi Juventus. Hasil laga dimenangkan Tim Putih 9-6 atas Tim Hitam. (AFP/Marco Bertorello)

Nama Michel Platini tak hanya dikenal sebagai ikon sepak bola Eropa bersama Juventus dan Timnas Prancis, tetapi juga pernah menjabat sebagai pelatih Les Bleus pada 1988–1992, serta menjabat Presiden UEFA sebelum terlibat dalam berbagai kontroversi.

Terlepas dari insiden perampokan ini, nama Platini belakangan juga kembali muncul dalam kasus hukum yang menjerat dirinya bersama mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter.

Keduanya sempat dituduh terlibat korupsi dalam skandal pembayaran pada 2011 yang berkaitan dengan pekerjaan konsultasi Platini untuk FIFA. Namun, pada Maret lalu, keduanya dinyatakan bebas dalam banding setelah sebelumnya juga divonis tidak bersalah pada 2022.

"Michel Platini seharusnya dibiarkan tenang dari urusan hukum pidana," tegas Dominic Nellen, pengacara Platini.

"Setelah dua kali dibebaskan, bahkan kejaksaan agung Swiss pun harus menyadari bahwa proses hukum ini telah gagal total."


Sepp Blatter Angkat Bicara

Michel Platini didampingi pengacara William Bourdon meninggalkan Kantor Satgas Antikorupsi Prancis, Rabu (19/6/2019) dini hari waktu setempat. (AFP/Zakaria Abdelkafi)

Sang pengacara menyoroti dampak besar proses hukum tersebut terhadap kliennya.

"Meski tidak pernah ada bukti yang memberatkan, proses ini membawa konsekuensi hukum dan pribadi yang besar bagi Platini," tambah Nellen.

Ia bahkan membuka kemungkinan untuk menuntut balik pihak-pihak yang bertanggung jawab atas proses hukum tersebut.

Sepp Blatter pun turut menanggapi.

"Anda lihat, putri saya sampai menangis karena percaya kepada ayahnya. Saya juga percaya kepada diri saya sendiri. Menunggu selama itu sungguh memengaruhi kehidupan seseorang, termasuk keluarga saya," ucapnya.

Kasus tersebut berkaitan dengan pembayaran oleh FIFA kepada Platini yang disebut sebagai gaji tambahan atas perannya sebagai penasihat Blatter selama empat tahun, meski tak ada kontrak tertulis.

Keduanya berdalih bahwa pembayaran itu merupakan kesepakatan lisan yang dibuat karena keterbatasan keuangan FIFA saat itu.

 

Sumber: Express