Suporter MU Paling Banyak Ditangkap Polisi Inggris Sepanjang Musim Lalu

Alih-alih memuncaki klasemen Premier League musim lalu, MU ada di 'puncak klasemen' untuk jumlah suporter paling banyak ditangkap aparat kepolisian Inggris.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 19 Juli 2025, 15:30 WIB
Barisan petugas keamanan dan polisi memisahkan suporter kedua klub selama pertandingan leg kedua perempat final Liga Europa UEFA antara Manchester United dan Lyon di Stadion Old Trafford di Manchester, Inggris barat laut, pada 17 April 2025. (Oli SCARFF/AFP)

Bola.com, Jakarta - Kepolisian Inggris mencatat bahwa suporter Manchester United menjadi yang paling banyak ditangkap dalam insiden terkait sepak bola sepanjang musim 2024/25.

Data resmi dari Kementerian Dalam Negeri Inggris (Home Office) yang dirilis pada Kamis lalu, kembali mengingatkan publik pada masa kelam hooliganisme yang pernah membayangi Old Trafford pada era 1970-an.

Advertisement

Menurut laporan tersebut, sebanyak 121 pendukung Manchester United ditangkap musim lalu, mengungguli rival sekota Manchester City (94) dan West Ham United (77).

Sebanyak 49 persen dari penangkapan itu terjadi di laga kandang, dengan 34 kasus di antaranya berkaitan dengan kerusuhan publik atau tindakan kekerasan.

Posisi West Ham sebagai klub dengan jumlah penangkapan tertinggi selama tiga musim sebelumnya kini turun ke peringkat tiga.


Jumlah Penangkapan Menurun, Laporan Insiden Meningkat

Fans Manchester United menyalakan suar disaksikan polisi saat menggelar protes sebelum laga Manchester United melawan Liverpool pada pertandingan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, Kamis (13/5/2021). Fans menuntut pemilik MU, keluarga Glazers, mundur. (AP Photo/Jon Super)

Secara keseluruhan, jumlah penangkapan terkait sepak bola di Inggris tercatat menurun 11 persen menjadi 1.932 kasus, penurunan pertama sejak penonton kembali ke stadion pasca-pandemi.

Meski begitu, jumlah laporan insiden justru melonjak 18 persen, mengindikasikan bahwa gangguan mulai tersebar secara lebih luas daripada terkonsentrasi di lokasi-lokasi tertentu.

Peningkatan yang paling memprihatinkan terjadi pada kasus kejahatan bermotif kebencian (hate crime), dengan 420 insiden dilaporkan sepanjang musi, angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2017/18.

Dari jumlah itu, 287 insiden berkaitan dengan ras, sementara 140 terkait orientasi seksual, dan sisanya mencakup disabilitas serta identitas gender.

Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 23 persen dibanding musim sebelumnya yang mencatat 341 insiden.


Penyalahgunaan Narkoba dan Pelanggaran Larangan Stadion

Para fans Manchester United menyalakan flare saat merayakan kemenangan 2-1 timnya atas Sheffield United setelah berakhirnya laga pekan ke-9 Liga Inggris 2023/2024 di Bramall Lane, Sheffield, Minggu (22/10/2023) dini hari WIB. (AP Photo/Jon Super)

Tindakan terkait narkoba kini mencakup 19 persen dari total penangkapan, naik signifikan dari sembilan persen pada 2022/23, seiring diberlakukannya klasifikasi baru terhadap kepemilikan narkotika golongan A sebagai pelanggaran prioritas tinggi.

Namun demikian, kerusuhan publik tetap menjadi tuduhan paling umum dengan porsi 32 persen dari total kasus.

Pihak berwenang juga mencatat bahwa jumlah larangan masuk stadion (banning orders) meningkat menjadi 2.439, tertinggi sejak musim 2012/13.

West Ham kembali mencatat jumlah tertinggi dengan 112 larangan aktif, disusul Manchester United (108) dan Chelsea (80).


Tindakan Tegas Terus Ditingkatkan

Fans Manchester United meninggalkan tribun penonton lebih dulu saat MU tertinggal tiga gol dari Liverpool. (AFP/Paul Ellis)

Menteri Kepolisian Inggris, Dame Diana Johnson, menyatakan bahwa langkah-langkah yang diambil aparat keamanan telah membuahkan hasil.

"Polisi di seluruh negeri bekerja keras memastikan stadion sepak bola tetap aman. Data hari ini menunjukkan bahwa aksi tegas terus dilakukan untuk mencegah kekerasan dan kekacauan merusak sepak bola," ujarnya.

Meski skala kekerasan saat ini belum mendekati level brutal seperti era 1970-an dan 1980-an, tren yang berkembang dinilai cukup mengkhawatirkan. Pengamat menilai, tanpa pengawasan ketat, bukan tak mungkin sepak bola Inggris kembali memasuki babak kelam dalam sejarahnya.

 

Sumber: Inside World Football

Berita Terkait