Bola.com, Jakarta - Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, akhirnya angkat suara menyusul munculnya wacana kontroversial dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mempertimbangkan pelarangan visa bagi warga Brasil saat Piala Dunia 2026 berlangsung.
Gelaran Piala Dunia edisi ke-23 itu dijadwalkan dimulai kurang dari satu tahun lagi, dengan Amerika Serikat bertindak sebagai tuan rumah bersama Kanada dan Meksiko.
Turnamen ini akan melibatkan 48 negara peserta dan diperkirakan akan menyedot jutaan penonton dari seluruh dunia.
Hanya, meskipun AS sempat menyatakan siap menyambut fans sepak bola global, kehadiran pendukung satu di antara kekuatan tradisional sepak bola dunia kini diragukan.
Laporan dari CNN menyebut bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan larangan penerbitan visa bagi warga Brasil, yang bahkan bisa tetap diberlakukan selama turnamen berlangsung.
Tekanan Politik terhadap Brasil
Jurnalis Brasil, Lourival Sant'Anna, melaporkan bahwa pembatasan visa bagi warga Brasil telah mulai diterapkan secara diam-diam, terlihat dari pembatasan terhadap delegasi senator Brasil yang melakukan kunjungan resmi ke Washington pekan ini.
Mereka disebut hanya mendapat visa dengan durasi sangat terbatas.
Menurut CNN, Trump diyakini bermaksud menggunakan kebijakan ini sebagai tekanan politik terhadap pemerintahan Lula, dengan harapan mendorong opini publik Brasil agar berbalik melawan presiden petahana.
Brasil Akan Tetap Berdaulat
Kendati tidak secara langsung menanggapi laporan CNN, Lula menyampaikan kritiknya terhadap tekanan ekonomi dan diplomatik yang dilancarkan Trump dalam wawancara dengan The New York Times.
"Tak ada alasan untuk takut," tegas Lula.
"Saya tentu khawatir karena kami punya kepentingan ekonomi, politik, dan teknologi. Tapi, Brasil tidak akan pernah bernegosiasi seolah-olah kami negara kecil yang tunduk pada negara besar. Brasil akan bernegosiasi sebagai negara yang berdaulat," lanjutnya.
Ia juga menegaskan kesiapan pemerintahnya untuk mencari jalan tengah dengan pihak AS.
"Dalam politik antarnegara, kehendak satu pihak tidak boleh menguasai. Kita harus selalu mencari titik temu. Itu tidak bisa dicapai dengan membusungkan dada dan menggembar-gemborkan janji kosong, juga bukan dengan menundukkan kepala dan mengatakan ‘amin’ pada semua yang diminta Amerika Serikat," kata Lula.
Negara Lain Juga Terkena Dampak
Trump sebelumnya juga sudah menandatangani kebijakan pelarangan perjalanan ke AS untuk sejumlah negara lain.
Juni lalu, larangan itu resmi berlaku bagi warga Iran, satu di antara negara yang telah lebih dulu memastikan tiket ke Piala Dunia 2026.
Saat ini, Timnas Iran memang masih diizinkan untuk masuk ke wilayah Amerika Serikat tahun depan. Namun, para pendukung mereka, dan bahkan kemungkinan media dari Iran, tidak akan mendapatkan akses yang sama.
Sumber: Sportbible