Sudah 10 Tahun Berlalu, Marc Marquez Masih Didesak Minta Maaf atas Insiden dengan Rossi

Marc Marquez didesak minta maaf atas insiden kontroversial dengan Valentino Rossi di MotoGP 2015.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 02 Agustus 2025, 13:15 WIB
Pembalap asal Spanyol Marc Marquez (kanan), melihat kearah Pembalap Italia, Valentino Rossi (kiri) saat press conference di Sepang International Circuit, Malaysia, 22 Oktober 2015. (EPA / Fazry Ismail)

Bola.com, Jakarta - Satu dekade sudah berlalu sejak insiden panas antara Marc Marquez dan Valentino Rossi pada musim MotoGP 2015, tetapi kontroversi tersebut masih menyisakan luka dan perdebatan.

Kini, mantan pembalap Italia, Loris Reggiani, ikut angkat suara dan menyebut bahwa Marquez seharusnya meminta maaf, bukan hanya kepada Rossi, tetapi juga kepada dunia balap motor dan para penggemarnya.

Advertisement

Dalam wawancara dengan Fanpage, Reggiani menilai bahwa Marquez sebagai sosok telah kehilangan simpati, meski tak bisa dimungkiri bahwa talenta sang juara dunia tetap luar biasa.

"Saya dulu juga penggemar Marquez," ujarnya.

"Bahkan, saya lebih menyukai dia ketimbang Valentino. Saya sangat terkesan dengan bakatnya saat masih muda dan datang ke MotoGP, lalu langsung menundukkan semua rivalnya," tambahnya.

Namun, Reggiani melanjutkan dengan nada lebih kritis.

"Bakat itu masih ada dan tidak bisa dimungkiri, tapi sebagai pribadi, Marquez telah kehilangan banyak hal. Saya percaya jika ia masih terus dicemooh, sebaiknya ia minta maaf saja, bahkan jika sudah 10 tahun berlalu. Permintaan maaf kepada dunia balap motor dan para penggemarnya," lanjutnya. 


Kronologis Konflik

Publik masih ingat bagaimana Marc Marquez jatuh setelah diadang Valentino Rossi saat balapan MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang pada 2015 silam. (Foto: AFP/Guiseppe Cacace)

Reggiani memang tidak secara spesifik menyebut insiden apa yang seharusnya disesali Marquez, tetapi arah kritiknya jelas merujuk pada momen-momen krusial musim 2015 yang mengguncang dunia MotoGP.

Saat itu, Rossi secara terbuka menuding Marquez sengaja mengganggu upayanya merebut gelar juara dunia demi membantu kompatriot Spanyolnya, Jorge Lorenzo.

Tuduhan itu mencuat usai Grand Prix Australia, di mana Marquez tampil dominan dan memenangi balapan, sementara Rossi finis di belakang Lorenzo.

Rossi merasa Marquez mempermainkan ritme balap demi memberi keuntungan bagi rival utamanya itu.

Ketegangan berlanjut di Malaysia, ketika insiden senggolan antara Rossi dan Marquez terjadi. Akibatnya, Rossi diganjar penalti start dari posisi paling belakang pada balapan penutup di Valencia.

Hukuman itu didapat karena akumulasi poin penalti sesuai regulasi saat itu.


Rossi Lebih Layak Juara Dunia

Pembalap Spanyol Jorge Lorenzo (kiri), Pembalap Spanyol Marc Marquez (kanan), dan Pembalap Italia Valentino Rossi (tengah) saat press conference di Sepang International Circuit, Malaysia, 22 October 2015. (EPA / Fazry Ismail)

Rossi pada akhirnya kalah dalam perebutan gelar juara dunia 2015, yang menjadi milik Jorge Lorenzo. Namun, hingga kini, legenda asal Italia itu tetap meyakini bahwa Marquez telah merampas kesempatannya untuk meraih gelar dunia kedelapan.

Dampak dari kontroversi itu pun masih terasa. Sebagian kecil penggemar MotoGP di Italia masih mencemooh Marquez setiap kali ia tampil di negeri mereka. Bahkan musim ini, Ducati sempat secara terbuka mengecam aksi suporter yang terus mencibir pembalapnya itu saat balapan di Mugello.

Dalam wawancara yang sama, Reggiani juga menegaskan keyakinannya bahwa Rossi lebih layak menjadi juara dunia pada musim tersebut dibanding Lorenzo.

"Dia [Rossi] memimpin klasemen sejak balapan pertama hingga yang ke-17. Lorenzo memang menang lebih banyak, tapi Rossi tampil lebih konsisten," katanya.

"Dan Jorge pun, dalam beberapa hal, ikut bermain dalam situasi itu, seperti yang ia akui setelah balapan di Valencia. Kalau tiga balapan terakhir berjalan normal, atau seperti seharusnya, saya yakin Rossi akan jadi juara dunia di usia 36 tahun," kata Reggiani lagi.

 

Sumber: Crash

Berita Terkait