Momen 33 Tahun Medali Emas Bersejarah Alan Budikusuma dan Susy Susanti: Terus Diingat dan Jadi Motivasi untuk Atlet Masa Kini

33 tahun silam, Alan Budikusuma dan Susy Susanti memberikan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992.

BolaCom | Hery KurniawanDiterbitkan 05 Agustus 2025, 08:00 WIB
Alan Budikusuma dan Susy Susanti mendapatkan kejutan perayaan 33 tahun medali emas yang mereka raih di Olimpiade Barcelona 1992 di Jakarta, Senin (4/8/2025). (Bola.com/Hery Kurniawan).

Bola.com, Jakarta - Susy Susanti dan Alan Budikusuma selamanya akan dikenang sebagai pahlawan olahraga Indonesia. Susy menjadi atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di ajang Olimpiade. Sementara Alan menyusul untuk menjadi orang kedua.

Susy Susanti meraih medali emas setelah menang atas pebulutangkis Korea Selatan, Bang Soo-hyun di Olimpiade Barcelona 1992, 4 Agustus 33 tahun yang lalu.

Advertisement

Satu jam setelahnya, giliran Alan Budikusuma meraih medali serupa. Alan meraih kemenangan atas Ardy B. Wiranata dalam pertarungan sesama pebulutangkis Indonesia di babak final.

Setelah meraih medali emas itu, Alan Budikusuma dan Susy Susanti kemudiann menikah dan terus menjalin rumah tangga yang harmonis hingga saat ini.


Penghargaan

Pemain badminton Indonesia Susy Susanti saat melawan pemain badminton Korea Selatan Bang Soo-Hyun pada semifinal Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, 30 Juli 1996. Susy Susanti pernah meraih medali emas tunggal putri pada Olimpiade Barcelona 1992. (TOSHIFUMI KITAMURA/AFP)

wePADL mempersembahkan sebuah malam penghormatan istimewa bertajuk “33 Years of Gold Couple”, yang digelar hari ini, Senin (4/8/2025), di wePADL Pondok Indah, Jl. Terogong Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.

Acara ini menjadi momen bersejarah untuk mengenang dan merayakan 33 tahun sejak pasangan legendaris Indonesia, Alan Budikusuma dan Susi Susanti, mempersembahkan medali emas pertama bagi Merah Putih di Olimpiade Barcelona 1992.

Diselenggarakan secara privat dan hangat, acara ini dihadiri oleh sekitar 50 tamu undangan dari komunitas pemilik dan sahabat wePADL. Momen emosional hadir saat Alan dan Susi mendapat kejutan pemutaran video legacy karier mereka, disambung sesi tanya jawab dengan media.

“Kami ingin momen ini menjadi pengingat bahwa sejarah besar lahir dari tekad besar. Alan dan Susi adalah simbol perjuangan dan cinta terhadap Tanah Air. Semangat itu yang ingin kami hidupkan dan teruskan kepada generasi muda melalui olahraga padel.” jelas Okie Imanto, perwakilan manajemen wePADL.

Di moment terebut, Alan Budikusuma menyampaikan rasa terima kasihnya atas penghormatan ini. Pria yang kini berusia 57 tahun itu pun bangga.

“Saya sangat mengapresiasi acara ini. Merupakan hal yang membanggakan dapat kembali dikenang dalam suasana sehangat ini. Terlebih, perayaannya dilakukan lewat olahraga padel, olahraga yang menyenangkan dan menyatukan banyak orang,” ujarnya. Alan dan Susi juga menyampaikan harapan agar popularitas padel di Tanah Air dapat ditingkatkan menuju prestasi nasional dan internasional melalui program pengembangan yang serius dan berkesinambungan.” paparnya.


Motivasi Atlet Muda

Peraih medali emas olimpiade bulu tangkis, Susi Suasanti (kanan) dan Alan Budikusuma membawa obor saat acara peresmian Aice sebagai es krim ofisial Tim Indonesia di Olimpiade 2024 di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Jumat (05/07/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Lebih lanjut, Susy Susanti pun memberikan pesan motivasi kepada atlet muda. Terutama untuk atlet bulutangkis Indonesia.

“Ya, menjadi juara tidak mudah dan kini buat adik-adik generasi muda sekarang yang ada di pelatnas tentunya proses itu harus dilewati, yang pasti saat mereka jatuh atau belum juara jangan putus asa tapi harus terus bersemangat,” ujar Susy Susanti

“Kekalahan bukan akhir dari segalanya tapi ini adalah proses menuju tidak hanya pendewasaan tapi juga proses ke arah yang lebih baik kedepannya.” sambung sosok yang kini berusia 54 tahun itu.

Susy Susanti juga melihat saat ini banyak cabang olahraga lain yang potensial meraih medali di Olimpiade, tidak hanya dari bulutangkis. “Kami juga melihat cabor lainnya juga sudah meningkatkan kualitasnya yang bagus dan harapan saya sebagai mantan atlet, Indonesia kedepan bisa memberikan hasil yang terbaik di Olimpiade. Jadi jangan mudah menyerah karena kekalahan itu bukan akhir dari segalanya tapi proses,” tandas Susy.