Ekonomi RI Kuartal II Diragukan, Menko Airlangga Tunjukkan Angka Pendukungnya

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II diragukan, Menko Airlangga menjelaskan data pendukungnya.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 07 Agustus 2025, 14:20 WIB
penggunaan uang elektronik, belanja online. Credit: pexels.com/NegativeSpace

Bola.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan tanggapan atas keraguan yang muncul dari berbagai pihak mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat mencapai 5,12 persen pada kuartal kedua tahun 2025.

Ia menekankan bahwa angka tersebut didukung oleh sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan adanya tren yang positif.

Advertisement

Menurut Airlangga, konsumsi masyarakat tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi mencapai 54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta mencatat pertumbuhan sebesar 4,97 persen.

"Kalau kami lihat, konsumsi tumbuh tinggi sekitar 4,97 persen dan itu mewakili 54 persen dari PDB," kata Airlangga, Kamis hari ini.

Sektor investasi juga menunjukkan performa yang kuat dengan pertumbuhan mencapai 6,99 persen.


Peningkatan Sektor Pariwisata

Ilustrasi wisatawan mancanegara (turis asing) yang berkunjung ke Indonesia. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar)

Sementara itu, sektor perdagangan mengalami peningkatan aktivitas ritel, yang terlihat dari pertumbuhan penggunaan uang elektronik sebesar 6,26 persen dan transaksi di marketplace yang naik 7,5 persen secara kuartalan.

"Investasi tumbuh 6,99 persen. Transaksi ritel naik, uang elektronik tumbuh 6,26 persen, dan marketplace tumbuh 7,5 persen quarter to quarter," jelasnya.

Selain itu, Airlangga mengamati adanya peningkatan signifikan di sektor pariwisata, di mana perjalanan wisata domestik meningkat sebesar 22,3 persen dan kunjungan wisatawan mancanegara naik 23,32 persen.

Lebih jauh lagi, dari bulan Februari 2024 hingga Februari 2025, tercatat hampir 3,6 juta lapangan kerja baru berhasil diciptakan.

"Dari Februari ke Februari, jumlah lapangan kerja yang tercipta mencapai mendekati 3,6 juta," imbuh Airlangga.


Penurunan Konsumsi Pemerintah

Ilustrasi Pemilu 2024. (Istimewa)

Airlangga, di sisi lain, menyatakan bahwa terdapat penurunan pada konsumsi pemerintah yang mencapai 0,33 persen pada triwulan II tahun 2025.

Ia menjelaskan bahwa penyebab dari kontraksi ini adalah tidak adanya kegiatan besar seperti Pemilu yang sebelumnya meningkatkan belanja pemerintah di tahun lalu.

"Konsumsi pemerintah dibandingkan tahun lalu memang minus 0,33 persen karena tahun lalu ada Pemilu sehingga government spending-nya besar,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa lalu.

Airlangga juga menambahkan bahwa meskipun terdapat pertumbuhan positif dalam ekonomi nasional, ketidakpastian yang melanda ekonomi global pada kuartal II masih cukup tinggi dan sulit untuk diprediksi.

 

Sumber: merdeka.com