Waspada! Asia Tenggara Menjadi Pusat Pembuatan Akun Penipuan WhatsApp dengan Skema Investasi Instan untuk Cepat Kaya

Taktik yang diterapkan meliputi investasi kripto yang tidak nyata serta skema piramida yang menjanjikan kekayaan dengan cepat.

BolaCom | Ario YosiaDiterbitkan 08 Agustus 2025, 15:50 WIB
Ilustrasi WhatsApp, media sosial. (Gambar oleh Heiko dari Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Meta baru saja mengumumkan bahwa mereka telah menonaktifkan hampir 7 juta akun WhatsApp yang terlibat dalam aktivitas penipuan selama paruh pertama tahun 2025.

Tindakan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan perlindungan pengguna terhadap berbagai jenis kejahatan digital yang semakin meningkat.

Advertisement

“Tim kami mengidentifikasi akun-akun tersebut dan menonaktifkannya sebelum organisasi kriminal yang membuatnya dapat menggunakannya,” kata Clair Deevy, Direktur Urusan Eksternal WhatsApp, dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip oleh Channel News Asia, pada hari Jumat (8/8).

Meta juga menyebutkan bahwa mayoritas akun yang diblokir berasal dari pusat-pusat penipuan di wilayah Asia Tenggara.

 

 

Video BRI Super League


Berbagai Modus

Berbagai modus operandi yang digunakan meliputi investasi kripto palsu, skema piramida yang menjanjikan kekayaan instan, serta penipuan yang memanfaatkan ketakutan korban untuk segera mentransfer uang.

Perusahaan ini juga mengungkapkan bahwa WhatsApp telah bekerja sama dengan OpenAI untuk mengatasi penipuan yang terdeteksi berasal dari Kamboja, di mana pelaku memanfaatkan ChatGPT untuk menciptakan pesan teks yang berisi tautan menuju obrolan WhatsApp yang dirancang untuk menjebak korban.


Meta Luncurkan Menu Fitur Safety Overviews

Fitur Meta AI yang kini sudah hadir di aplikasi WhatsApp. (Liputan6.com/Agustinus M. Damar)

Sejak Selasa (5/8), Meta telah meluncurkan fitur safety overviews di WhatsApp. Fitur ini memberikan informasi singkat tentang grup obrolan, tips untuk mengenali penipuan, serta opsi untuk keluar dengan cepat, terutama ketika pengguna ditambahkan ke grup oleh orang yang tidak dikenal.

“Kita semua pernah mengalami situasi di mana seseorang yang tidak dikenal mencoba mengirim pesan atau menambahkan kita ke grup, menjanjikan investasi berisiko rendah, menawarkan uang cepat, atau mengklaim ada tagihan yang belum dibayar,” tulis Meta dalam blog resminya.


Manfaatkan Kebaikan Hati

“Kenyataannya, ini sering kali adalah penipu yang mencoba memanfaatkan kebaikan hati, rasa percaya, atau rasa takut korban.”

Meta menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan sistem deteksi dini dan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memutus rantai penipuan digital yang merugikan jutaan pengguna di seluruh dunia.

Berita Terkait