Pep Guardiola Bocorkan Tiga Pelatih Rival yang Menguji Batas Kemampuannya

Tiga rival yang membentuk Pep Guardiola jadi lebih baik. Siapa saja mereka?

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 12 Agustus 2025, 09:45 WIB
Momen menarik terjadi pada jeda babak pertama duel Burnley versus Manchester City. Ketika wasit meniup peluit tanda 45 menit pertama berakhir, Pep Guardiola tertangkap kemara berlari ke arah Erling Haaland. (AFP/Darren Staples)

Bola.com, Jakarta - Pep Guardiola dikenal sebagai satu di antara pelatih tersukses di dunia, dengan rekam jejak gemilang di Spanyol, Jerman, hingga Inggris.

Namun, di balik segudang prestasinya, manajer Manchester City itu mengakui ada tiga sosok pelatih yang membuatnya berkembang menjadi lebih baik.

Advertisement

Guardiola menorehkan sejarah sebagai pelatih pertama yang mampu meraih dua continental treble, pertama bersama Barcelona, kemudian mengulanginya di Man City pada 2023 dengan menyapu bersih trofi Premier League, Piala FA, dan Liga Champions.

Kendati masa baktinya di Etihad sudah lebih lama dibanding di Camp Nou, banyak yang menilai masa keemasannya di Barca tetap tak tertandingi.

Selama sembilan tahun memimpin Man City, Guardiola menjadi tokoh kunci dalam kejayaan klub. Tanpa dirinya, The Citizens mungkin belum pernah mengangkat trofi Liga Champions atau mencetak rekor empat gelar liga beruntun.

Namun, musim 2024/25 menjadi titik balik ketika dominasi mereka terhenti, hanya finis di peringkat ketiga.


Jurgen Klopp: Rival Abadi di Inggris

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola dan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, saling menyapa pada laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Minggu (8/11/2020). Kedua tim bermain imbang 1-1. (Martin Rickett/Pool via AP)

Satu di antara nama yang masuk daftar "pembentuk" Pep Guardiola adalah Jurgen Klopp. Mantan pelatih Liverpool itu selama hampir satu dekade menjadi pesaing terdekatnya dalam perebutan gelar Premier League.

Klopp berhasil membawa Liverpool juara liga pada 2020 dengan jarak 18 poin dari Man City, sekaligus memutus dominasi Guardiola.

"Jurgen Klopp membuat saya menjadi manajer yang lebih baik," ujar Guardiola, dikutip dari HaytersTV.

Persaingan keduanya diwarnai rasa saling menghormati. Guardiola bahkan berseloroh bahwa tidurnya akan lebih nyenyak setelah Klopp memutuskan hengkang dari Liverpool pada 2024.


Jose Mourinho: Rivalitas Panas El Clasico

Aksi pelatih Manchester United, Jose Mourinho (kiri) dan pelatih Manchester City, Pep Guardiola (R) saat menyaksikan anak asuhnya berlaga pada laga Premier League di Old Trafford, Manchester, (10/9/2016). (AFP/Oli Scarff)

Nama kedua adalah Jose Mourinho. Rivalitas mereka mencapai puncak ketika Guardiola membesut Barcelona dan Mourinho menangani Real Madrid, di era El Clasico yang penuh tensi tinggi.

"Jose Mourinho membuat saya menjadi manajer yang lebih baik," kata Guardiola.

Meskipun sering bersitegang di Spanyol, keduanya kembali bertemu di Inggris saat Mourinho memimpin Manchester United.

Filosofi permainan keduanya bertolak belakang, Guardiola mengandalkan penguasaan bola, sementara Mourinho menekankan pertahanan rapat, membuat duel mereka selalu menjadi tontonan yang menarik.


Mikel Arteta: Murid yang Jadi Lawan Tangguh

Manajer Manchester City asal Spanyol, Pep Guardiola (kiri), dan manajer Arsenal asal Spanyol, Mikel Arteta (kanan), berpelukan setelah pertandingan Liga Primer Inggris antara Arsenal dan Manchester City di Stadion Emirates di London pada 2 Februari 2025. Arsenal memenangkan pertandingan dengan skor 5-1. (Glyn KIRK/AFP)

Sosok terakhir adalah Mikel Arteta, mantan asisten Guardiola di Man City yang kini sukses mengangkat Arsenal kembali ke persaingan gelar.

Meski begitu, Arteta sejauh ini masih selalu kalah langkah saat berhadapan dengan Man City dalam perebutan trofi liga.

"Mikel Arteta sekarang membuat saya menjadi manajer yang lebih baik," ucap Guardiola.

 

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait