BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Ekstrem di Jabodetabek

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek beberapa hari terakhir.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiperbarui 13 Agustus 2025, 12:19 WIB
Arus kendaraan melintas saat hujan disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi hingga April ini di wilayah Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Bola.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek beberapa hari terakhir. Dalam beberapa hari ini, cuaca di Jabodetabek memang ekstrem ditandai dengan hujan lebat, dan ada angin kencang di beberapa wilayah. 

Menurut BMKG, hujan lebat yang melanda wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir merupakan hasil dari interaksi kompleks sejumlah fenomena atmosfer yang terjadi secara bersamaan.

Advertisement

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan hasil analisis terkini menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari Indeks Dipole Mode (DMI) negatif, aktivitas gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), beberapa sirkulasi siklonik, serta anomali suhu muka laut yang hangat di sekitar wilayah Indonesia.

“Kombinasi faktor-faktor ini secara kolektif meningkatkan pembentukan awan hujan masif dan memicu curah hujan yang sangat tinggi di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek,” kata Andri kepada Liputan6.com, Selasa (12/8/2025).

 


Status Waspada Menurun pada 13 Agustus 2025

Pengendara terjebak banjir yang menggenangi jalan Bayangkara Pusdiklat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (2/11/2021). Ada potensi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 milimeter (mm) per hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer tersebut, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini sejak 11 Agustus 2025. Peringatan ini menyoroti mengenai potensi meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air akibat cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan di berbagai wilayah Indonesia.

Khusus untuk DKI Jakarta, BMKG menetapkan status Siaga pada Selasa (12/8/2025) terkait potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang. Potensi ini diperkirakan menurun menjadi status waspada pada Rabu 13 Agustus 2025.

“Prospek cuaca ke depan menunjukkan memasuki periode 14 hingga 16 Agustus 2025, intensitas hujan di DKI Jakarta dan sekitarnya diprediksi akan terus menurun, meskipun potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih tetap ada,” jelas Andri.

 


Wilayah Lain Juga Diminta Waspada

Pengendara sepeda motor melintas saat hujan disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). Cuaca ekstrem disebabkan oleh adanya dinamika atmosfer di Samudera Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kendati fokus utama peringatan dini tertuju pada wilayah Jabodetabek, BMKG tetap mengimbau wilayah lain di Indonesia. BMKG memberikan imbauan juga untuk Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Jawa Barat untuk meningkatkan kewaspadaan karena juga berpotensi berada pada status siaga hingga esok hari.

“Mohon untuk senantiasa memantau informasi cuaca terkini melalui kanal-kanal resmi BMKG,” ujar dia. 

Berita Terkait