Ekspektasi Bodoh Ferrari Bikin Musim Debut Lewis Hamilton Berantakan

Ferrari mengakui kesalahan dalam musim perdana Lewis Hamilton.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 18 Agustus 2025, 22:30 WIB
Lewis Hamilton, Ferrari. (Bola.com/formula1.com)

Bola.com, Jakarta - Musim perdana Lewis Hamilton bersama Ferrari jauh dari ekspektasi. Alih-alih bersinar, sang juara dunia tujuh kali justru kesulitan menunjukkan performa terbaiknya sejak meninggalkan Mercedes.

Keputusan Hamilton pindah ke Scuderia Ferrari pada 2025 sempat mengguncang dunia Formula 1.

Advertisement

Setelah 18 tahun berkarier bersama Mercedes, termasuk era McLaren-Mercedes, Hamilton sukses meraih enam gelar bersama tim asal Jerman itu dan menyamai rekor Michael Schumacher dengan tujuh titel juara dunia.

Maka, ketika ia mengaktifkan klausul keluar kontrak dan memilih bergabung dengan Ferrari, banyak pihak berharap kejayaan serupa bakal terulang.

Namun, kenyataan berkata lain. Sepanjang paruh pertama musim, Hamilton justru tampil di bawah standar. Bahkan, ia tak segan mengkritik dirinya sendiri. Seusai finis di posisi ke-12 pada GP Hungaria awal bulan ini, Hamilton sempat berucap, "Ferrari mungkin harus ganti pembalap."


Ferrari Punya Ekspektasi "Bodoh"

Pembalap Ferrari asal Inggris, Lewis Hamilton, keluar dari garasinya menjelang start yang tertunda setelah bendera merah dikibarkan akibat visibilitas Grand Prix Formula Satu Belgia di sirkuit Spa-Francorchamps, Spa, pada 27 Juli 2025. (YVES HERMAN/POOL/AFP)

Kendati Hamilton kerap menyalahkan dirinya, Team Principal Ferrari, Fred Vasseur, menegaskan bahwa tanggung jawab juga ada pada manajemen tim.

Dalam wawancaranya dengan The Race, Vasseur mengaku Ferrari telah salah menilai betapa sulitnya proses adaptasi Hamilton.

"Lewis dan saya, mungkin sama-sama meremehkan perubahan lingkungan. Dia 20 tahun berada di tim yang sama. McLaren itu Mercedes, lalu dia pindah ke Mercedes: tim Inggris, mesin yang sama, kultur yang sama," ujar Vasseur.

"Dia bukan tipe pembalap yang tiap dua tahun ganti tim. Lihat saja Carlos (Sainz), dalam delapan tahun sudah pindah empat kali. Dia terbiasa dengan situasi itu. Tapi, Lewis tidak. Dari 2006 sampai 2024, ia hidup dalam ekosistem yang sama, lalu tiba-tiba masuk Ferrari, dan kami bodohnya berharap dia langsung bisa menguasai segalanya. Padahal, perbedaan budaya antara Ferrari dan Mercedes jauh lebih besar daripada Mercedes dan McLaren. Itu yang kami remehkan," lanjutnya.


Progres, meski Tertinggal Jauh

Pembalap Ferrari asal Inggris Lewis Hamilton (kiri) berkompetisi pada Grand Prix Formula Satu Hongaria di sirkuit Hungaroring di Mogyorod dekat Budapest, Hongaria, pada 3 Agustus 2025. (Attila KISBENEDEK/AFP)

Saat jeda musim panas, Hamilton menempati peringkat keenam klasemen sementara pembalap, terpaut 175 poin dari pimpinan klasemen Oscar Piastri (McLaren). Meski begitu, Vasseur tetap percaya Hamilton bisa menutup musim dengan positif.

"Butuh empat atau lima balapan sampai Lewis benar-benar lebih terkendali. Sejak GP Kanada, Spanyol, Inggris, hingga Austria, dia sudah menunjukkan progres. Di Spa memang sulit karena kualifikasi, tapi di balapan performanya bagus. Di Hungaria, hasilnya tampak jauh, tapi sebenarnya jaraknya tipis. Bisa saja Charles (Leclerc) P11 dan Lewis P12," jelas Vasseur.

"Saya tidak ingin membocorkan detail, tapi satu per satu masalah mulai bisa kami atasi," imbuhnya.


Fokus ke 2026

Terjadi kontak antara pembalap Ferrari, Lewis Hamilton dan Charles Leclerc, pada lap pembukaan balapan di GP China, Minggu (23-3-2025). (Bola.com/formula1.com)

Berkat konsistensi Charles Leclerc, Ferrari masih bertengger di posisi kedua klasemen konstruktor. Namun, mereka tertinggal 299 poin dari McLaren sehingga peluang juara musim ini nyaris tertutup.

Ferrari pun lebih realistis: 10 balapan tersisa akan dipakai sebagai persiapan untuk musim 2026. Fokusnya adalah memberi waktu bagi Hamilton agar makin menyatu dengan mobil dan kultur tim.

 

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait