Janice Tjen Tantang Emma Raducanu di US Open, Sang Pelatih: Bola Tak Peduli Siapa Lawannya

Petenis Indonesia, Janice Tjen, akan menghadapi juara US Open edisi 2021, Emma Raducanu. Sang pelatih angkat bicara.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 27 Agustus 2025, 14:15 WIB
Janice Tjen, petenis Indonesia, melakukan servis kepada Veronika Kudermetova, petenis Rusia, pada putaran pertama kejuaraan tenis AS Terbuka, Minggu, 24 Agustus 2025, di New York. (Foto AP/Frank Franklin II)

Bola.com, Jakarta - Petenis kebanggaan Indonesia, Janice Tjen, akan melanjutkan kiprahnya di US Open, Rabu (28-8-2025) waktu setempat. Janice menghadapi juara edisi 2021, Emma Raducanu, di babak kedua.

Nama Janice mencuri perhatian sejak akhir pekan lalu. Tampil di laga debut Grand Slam, petenis peringkat 149 dunia itu membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan ke-24, Veronika Kudermetova.

Advertisement

Kemenangan tersebut menjadikannya wanita Indonesia pertama dalam 22 tahun terakhir yang mampu meraih kemenangan di turnamen mayor.

Meski begitu, perjalanan Janice menuju level ini terbilang unik. Sang pelatih, Chris Bint, mengungkap bahwa beberapa bulan lalu anak asuhnya bahkan belum memahami seluk-beluk tenis profesional.

"Dia sama sekali tidak tahu bagaimana dunia tenis profesional bekerja. Hal-hal seperti sistem peringkat, jadwal turnamen, sampai seberapa sering harus berlatih di gym, semuanya masih baru baginya. Janice sangat mentah ketika saya pertama kali menemuinya pada April," kata Bint, dikutip dari Ubitennis.


Tidak Terbebani

Pertandingan dua petenis muda putri tersebut nantinya akan berlangsung pada pukul 22.00 WIB yang berlangsung di Stadion Louis Armstrong. (AP Photo/ Yuki Iwamura)

Bint menegaskan, menghadapi Raducanu bukan sesuatu yang membuat Janice terbebani.

"Tidak penting siapa yang ada di seberang net. Pada akhirnya, ini hanya pertandingan tenis. Kami punya istilah: 'bola tidak peduli'. Bola tidak peduli apakah dimainkan di lapangan besar, stadion, US Open, atau turnamen kecil ITF 15K. Entah lawannya Raducanu atau pemain tanpa peringkat, kami akan memperlakukannya sama," jelasnya.

Raducanu, di sisi lain, tahu betul bagaimana rasanya tampil dari jalur kualifikasi. Pada 2021, ia mencatat sejarah sebagai satu-satunya qualifier yang berhasil menjuarai Grand Slam saat masih remaja. Kisah itu pula yang disebut menginspirasi Janice.


Konsistensi dalam Berproses

Kemenangan tersebut sekaligus mencetak sejarah sebagai petenis Indonesia pertama yang menang di Grand Slam sejak 22 tahun terakhir setelah Angelique Widjaja pada 2003 lalu. (AP Photo/Frank Franklin II)

Namun, sang pelatih menekankan fokus utama bukanlah siapa lawan yang dihadapi, melainkan konsistensi dalam berproses.

"Yang terpenting adalah melakukan hal yang benar dari hari ke hari selama setahun penuh. Janice punya nilai-nilai pribadi dan atribut sebagai atlet yang luar biasa, itu alasan terbesar saya menerima tantangan melatihnya," ujar Bint.

Setelah menumbangkan Kudermetova yang baru saja mencapai semifinal Cincinnati Open, Janice kini berpeluang kembali membuat kejutan.

Pertandingan melawan Raducanu di Flushing Meadows akan menjadi pertemuan pertama mereka, sekaligus ujian besar berikutnya bagi sang petenis berusia 23 tahun ini.

 

Sumber: Express

Berita Terkait