Harga Beras di Penggilingan, Grosir dan Eceran Naik pada Agustus 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran mengalami kenaikan harga pada Agustus 2025.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiperbarui 01 September 2025, 21:09 WIB
Pekerja menunjukkan beras yang akan dijual di toko beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (5/5/2023). Kenaikan harga beras menjadi salah satu penyumbang inflasi Indeks Harga Konsumen pada April 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bola.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran mengalami kenaikan harga pada Agustus 2025.

Harga beras di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 1,87 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 6,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Advertisement

 "Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rilis BPS, di Jakarta, Senin (1/9).

Bila dipilah berdasarkan kualitas beras di penggilingan, harga beras premium meningkat 2,32 persen secara bulanan (mtm) dan 5,77 persen secara tahunan (yoy), sementara harga beras medium naik 1,46 persen (mtm) dan 6,58 persen (yoy).


Harga Besar di Tingkat Grosir

Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kemendag menyatakan, penetapan harga eceran tertinggi (HET) gula kristal putih sebesar Rp12.500 per kilogram akan dilakukan pada bulan Maret 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk kenaikan harga beras di tingkat grosir, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,64 persen (mtm) dan 5,56 persen (yoy). Di tingkat eceran tercatat kenaikan sebesar 0,73 persen (mtm) dan 4,24 persen (yoy).

Secara umum, beras menjadi salah satu kontributor utama tingkat inflasi tahunan tahunan Agustus 2025 yang tercatat sebesar 2,31 persen (year-on-year/yoy). Selain beras, bawang merah dan tomat juga memberikan andil terbesar.

Pudji menyebut kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Agustus 2025, dengan besaran 3,99 persen (yoy) dan andil 1,14 persen.

Ini sejalan dengan inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) yang mengalami inflasi sebesar 4,47 persen (yoy) dengan andil inflasi 0,72 persen. Selain bawang merah dan beras, tomat juga menjadi komoditas penyumbang utama pada komponen ini.


Komponen Inflasi Inti

Hal tersebut membuat komoditas berbahan baku dalam negeri itu berkontribusi terhadap tingkat inflasi umum dan inti. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara pada komponen inflasi inti (core inflation), terjadi inflasi sebesar 2,17 persen (yoy) dengan andil terbesar terhadap inflasi umum, yakni 1,39 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil dari komponen inflasi inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.

Sementara komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi sebesar 1 persen (yoy) dengan andil 0,20 persen. Komoditas dominan dari komponen ini adalah tarif air minum PAM di 13 wilayah, sigaret kretek mesin (SKM), dan bahan bakar rumah tangga. 

Sumber: Antara