Bola.com, Jakarta - Luis Suarez lagi-lagi bikin ulah. Kali ini, penyerang Inter Miami di MLS itu eludahi pelatih Seattle Sounders, Obed Vargas, saat timnya tumbang 0-3 di final Leagues Cup. Waduh!
Buntut dari tindakan tak terpujinya tersebut, mantan mesin gol Liverpool dan Barcelona tersebut terancam skorsing yang bisa saja hukuman terlama sepanjang kariernya.
Kontrak penyerang yang kini berusia 38 tahun akan usai di akhir musim 2025. Itu berarti, Inter Miami terancam kehilangan satu di antara pemain andalannya.
Suarez oh Suarez. Bukan kali ini saja Suarez mendapat hukuman karena ulahnya di lapangan pertandingan.
Sebelumnya, ia juga jadi bulan-bulanan kritikan lantaran ragam tindakan yang tak fair play yang dijunjung tinggi oleh FIFA.
Meski begitu, Suarez tak lantas sepi pasaran. Biar bagaimana pun, terlepas dari ulahnya, ia seorang predator lapar gol. Oleh sebab itulah, ia tetap laris manis di bursa transfer.
Menoleh ke belakang sejenak, berikut empat hukuman yang pernah menerpa Suarez, seperti dilansir dari Planet Football:
1. Menggigit Giorgio Chiellini – 4 Bulan dan 9 Laga
Insiden paling terkenal terjadi di Piala Dunia 2014, ketika Suarez menggigit bek Italia, Giorgio Chiellini.
FIFA menjatuhkan denda sebesar 66.000 paun dan larangan total selama empat bulan, termasuk larangan masuk stadion, plus skors sembilan pertandingan internasional.
"Perilaku seperti itu tidak bisa ditoleransi di lapangan sepak bola, apalagi di Piala Dunia ketika jutaan mata menyaksikan," tegas Claudio Sulser, ketua Komite Disiplin FIFA saat itu.
Hukuman tersebut membuat Suarez absen saat Uruguay disingkirkan Kolombia di babak 16 besar serta Copa America tahun berikutnya.
Skors juga sempat menunda debutnya bersama Barcelona, meski akhirnya ia tampil pada Oktober 2014 melawan Real Madrid.
Di musim perdananya, Suarez justru jadi kunci keberhasilan Luis Enrique membawa Barca meraih treble winners.
2. Menggigit Branislav Ivanovic – 10 Laga
Setahun sebelumnya, April 2013, Suarez kembali bikin ulah dengan menggigit lengan bek Chelsea, Branislav Ivanovic, dalam laga Premier League di Anfield. Meski wasit tak melihat insiden itu, FA menjatuhkan skors 10 pertandingan setelah Suarez mengakui tuduhan perilaku kekerasan.
Liverpool menyatakan "terkejut dan kecewa" dengan lamanya hukuman, tetapi memilih tak mengajukan banding.
"Saya minta maaf kepada manajer dan semua orang di Liverpool karena mengecewakan mereka. Saya juga sudah berbicara langsung dengan Ivanovic untuk meminta maaf," ucap Suarez kala itu.
Ia pun melewatkan empat laga terakhir musim 2012/13 dan lima laga awal musim berikutnya.
Absensinya sempat merugikan Liverpool, Brendan Rodgers kehilangan lima poin penting, dan The Reds akhirnya hanya finis dua poin di belakang Manchester City dalam perebutan gelar.
3. Kasus Rasisme Patrice Evra – 8 Laga
Pada November 2011, Suarez dihukum delapan pertandingan setelah terbukti melakukan pelecehan rasial terhadap bek kiri Manchester United, Patrice Evra, dalam duel di Anfield.
Suarez sempat berkilah bahwa ucapannya adalah istilah yang lazim digunakan rekan setim Evra, tetapi bukti rekaman memperlihatkan ia mengulang kata tersebut berkali-kali.
Kasus ini juga meninggalkan noda besar bagi Liverpool. Para pemain sempat mengenakan kaus dukungan untuk Suarez sebelum akhirnya disadari sebagai langkah keliru.
"Tak ada keraguan kami membuat kesalahan besar. Itu jelas. Mungkin saat itu saya sendiri kurang punya keberanian untuk menolak memakai kaus itu," ujar Jamie Carragher, eks wakil kapten Liverpool, pada 2019.
Selama skors berlangsung, Liverpool terpuruk, hanya finis di posisi kedelapan klasemen Premier League dengan catatan poin terendah di era liga modern.
4. Gigitan Otman Bakkal – 7 Laga
Julukan "Cannibal of Ajax" muncul usai Suarez menggigit gelandang PSV Eindhoven, Otman Bakkal, pada 2010.
Ajax langsung menjatuhkan denda dan skors dua laga, tetapi federasi sepak bola Belanda (KNVB) menambah sanksi menjadi tujuh pertandingan.
Hukuman itu menutup kiprahnya di Eredivisie karena pada Januari 2011 Suarez pindah ke Liverpool.
Insiden ini pun menjadi satu di antara noda awal dalam catatan panjang kontroversinya.
Sumber: Planet Football