Bola.com, Kudus - Jam baru saja menunjukkan pukul lima pagi. Ghathfaan Rizqie Ramadhan Haryanto harus bergegas beranjak dari peraduannya, memulai rutinitas hariannya.
Keseharian atlet PB Djarum berbeda dengan kebanyakan anak lain di usianya. Sejak dua tahun lalu, Ghathfaan harus tinggal jauh dari rumah dan keluarganya di Semarang. Dia menjalani hari-harinya di asrama PB Djarum yang terletak di area kompleks GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah.
Bocah berusia 12 tahun tersebut menyandang status sebagai atlet PB Djarum setelah lolos dari Audisi Umum PB Djarum 2025. Sejak itulah, asrama PB Djarum menjadi rumah barunya.
PB Djarum memiliki asrama atau mess dengan fasilitas terpadu, terdiri dari 20 kamar untuk atlet putri dan 20 kamar untuk atlet putra. Satu kamar di asrama tersebut dapat menampung dua atlet. Asrama tersebut juga dilengkapi kantin, tempat para atlet makan bersama pada pagi, siang, dan malam.
Bersama teman-temannya, Ghathfaan Rizqie Ramadhan tak langsung bergegas ke sekolah setelah mengandaskan sarapannya. Dia malah menuju ke GOR, untuk melahap sesi latihan selama dua jam.
"Biasanya untuk latihan fisik dilakukan dua kali dalam sepekan, Rabu dan Sabtu. Sisanya latihan bermain," ujar Ghathfaan dalam sesi wawancara dengan wartawan, termasuk Bola.com, Selasa (9/9/2025).
Namun, Ghathfaan tak hanya berlatih dan berlatih lagi Asrama PB Djarum. Salah satu klub bulutangkis terbesar di Indonesia berkomitmen menyediakan pendidikan yang layak bagi para atletnya. Kehidupan sebagai atlet dan pelajar berjalan beriringan.
Pendidikan Tak Boleh Dilupakan
Ghathfaan pun tak bisa berleha-leha setelah melahap sesi latihan, karena buku-buku pelajaran sudah menantinya. Setiap hari ia tetap pergi ke belajar ke sekolah Al Ma'ruf, dari pukul 10.00 hingga 13.00 WIB.
Di sekolah tersebut, atlet-atlet tak dibebani pekerjaan rumah. Namun, mereka tetap ada ujian sekolah seperti anak-anak sekolah lainnya.
"Setelah pulang sekolah, istirahat sebentar. Makan dan tidur siang. Setelah itu ya latihan lagi, 3 jam dari jam 3 sampai jam 6 sore," tutur Ghathfaan.
Dia dan atlet-atlet PB Djarum lainnya ditempa latihan teknik pada sesi sore. Selepas memeras keringat di lapangan latihan, Ghathfaan lalu mandi, menikmati makan malam, dan kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Saat kembali ke kamar masing-masing, Ghathfaan menikmati waktu santainya ditemani telepon genggamnya. Dia bermain games sembari menunggu kantuk datang. Sebelum jam 22.00, ia biasanya sudah tertidur lelap.
Begitulah rutinitas Ghathfaan setiap hari dari Senin sampai Sabtu, berulang terus kecuali Minggu.
Perjuangan yang Terbayar dengan Prestasi
Pada hari Minggu, atlet-atlet PB Djarum mendapatkan waktu bebas, melepaskan sejenak dari rutinitas harian.
Atlet-atlet boleh keluar dari asrama, bertemu dengan keluarganya sejenak. Namun, tetap ada batasan waktu. Mereka harus kembali ke asrama sebelum jam 18.00.
Namun, Ghathfaan jarang memakai hari libur untuk jalan-jalan keluar asrama. Dia lebih senang menikmati waktu santainya dengan bermain bola atau bercengkerama dengan handphone, menikmati bermain games yang bagaikan kemewahan kecil di tengah rutinitasnya.
Orang tuanya juga rutin datang menengok. "Orang tua biasanya datang ke sini setiap sebulan sekali. Kalau kangen rumah, ya kangen. Kami dapat jatah libur setahun dua kali saat Lebaran dan akhir tahun, sekaligus untuk pulang ke rumah masing-masing," kata Ghathfaan.
"Dulu awal-awal masuk asrama, sering nangis, sekarang sudah tidak. Adaptasi tinggal di asrama butuh sekitar sebulan," imbuhnya.
Perjuangan, konsistensi, dan kedisplinan Ghathfaan menjalani rutinitas di asrama selama dua tahun terakhir tak sia-sia. Dia mulai rutin menyabet gelar juara. Ghathfaan mengaku baru saja menjuarai dua turnamen di Lombok dan Surabaya, yaitu Sirkuit Nasional B Nusa Tenggara Barat 2025 dan Kajati Cup 2025.
"Saya ingin juara terus, supaya bisa masuk pelatnas," tegas Ghathfaan yang mengaku mengidolakan Mohammad Zaki Ubaidillah alias Ubed tersebut.
Aturan Ketat demi Membentuk Sosok Pebulutangkis Hebat
Kepala Asrama PB Djarum, Dharma Gunadi, mengatakan asrama PB Djarum memang memiliki aturan ketat yang harus dipatuhi para atlet.
Bahkan, untuk urusan makan, PB Djarum juga menerapkan aturan ketat di asrama. Semua atlet wajib makan tiga kali sehari di kantin asrama. Tidak ada yang boleh makan di kamar masing-masing. Snack untuk para atlet juga sudah disiapkan.
Kandungan gizi dan nutrisi makanan untuk atlet semua sudah diatur oleh tukang masak PB Djarum. Tidak boleh pakai MSG, hanya garam dan gula.
"Atlet di sini tidak boleh makan mi instan. Kami ada menu mi kuah dan goreng, tetapi bukan instan. Anak-anak juga boleh dikirimi paket makanan sama orang tuanya, tetapi pasti kita buka dulu, dilihat apa isinya," tutur Dharma.
Pengelola asrama juga punya aturan soal handphone. Setiap atlet wajib mengumpulkan HP masing-masing pada pukul 21.30.
"HP boleh diambil lagi keesokan harinya. Waktunya tergantung pelatihnya, saat selesai latihan atau sebelum berangkat sekolah. Pelatih kan bisa lihat apakah anak-anak kalau diberi HP dulu jadi tidak fokus. Jadi mungkin HP diberikan selepas makan siang," imbuh Dharma.
Dharma juga menegaskan pentingnya pendidikan bagi atlet-atlet PB Djarum. Bahkan, para atlet mendapatkan les tambahan di luar jadwal sekolah rutin. "Rabu sore mereka les matematika, Sabtu sore les bahasa Inggris," tutur Dharma.
Dharma mengatakan untuk menjaga pendidikan para atlet, PB Djarum menjalin kerja sama dengan dua sekolah.
"Kami kerja sama dengan dua sekolah, satu Kanisius, satu lagi untuk Muslim namanya Al Ma'ruf. Kerja sama ini dalam arti, misalnya pas pertandingan bentrok dengan ujian, jadi kami bisa mengikutkan anak-anak ujian sebelum atau sesudah pertandingan," urai Dharma.
"Mereka sekolah umum, sama, seperti biasa selesai latihan pagi. Anak-anak libur setahun cuma dua kali, ibur lebaran dan akhir tahun selama dua minggu. Kecuali ada pertandingan, anak-anak tidak boleh pulang. Paling setelah pertandingan, kami kasih libur," tegas Dharma.
Semua aturan ini untuk menempa kedisiplinan para atlet, dengan harapan bisa membentuk mereka menjadi sosok pebulutangkis hebat di masa depan