Ruben Amorim Jelaskan Peran dan Harapan untuk Kobbie Mainoo

Ruben Amorim menjelaskan secara tepat apa yang dia inginkan dari gelandang Inggris tersebut.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 14 September 2025, 15:45 WIB
Selebrasi gelandang Manchester United, Kobbie Mainoo setelah mencetak gol keempat ke gawang Wolverhampton Wanderers pada laga pekan ke-22 Premier League 2023/2024 di Molineux Stadium, Wolverhampton, Kamis (1/2/2024). (PA via AP Photo/Bradley Collyer)

Bola.com, Jakarta - Kobbie Mainoo gagal mewujudkan keluar dari Manchester United yang diidamkannya pada hari terakhir bursa transfer. Kini Ruben Amorim menjelaskan secara tepat apa yang dia inginkan dari gelandang Inggris tersebut.

Mainoo adalah sosok sentral dalam perdebatan mengenai arah masa depan United. Lahir di Stockport, penggemar United sejak kecil, dan bagian dari akademi klub sejak usia sembilan tahun, Mainoo mencetak gol dalam final Piala FA 2024 saat mengalahkan Manchester City sebelum bermain sebagai starter untuk Inggris dalam kekalahan final Euro 2024 dari Spanyol.

Advertisement

Secara teori, dia adalah lambang sejarah United yang mengedepankan pembinaan pemain muda. Fakta bahwa Mainoo adalah satu-satunya pemain lokal dalam skuat Amorim pada pertandingan terakhir Premier League melawan Burnley pada 30 Agustus sangat penting, mengingat United memiliki rekor membanggakan selalu menurunkan pemain hasil binaan klub pada setiap pertandingan tim utama sejak 1937.

Namun, Mainoo merasa ragu dengan kesediaan Amorim untuk memakainya. Mantan pelatih Sporting itu memulai Mainoo dalam 12 dari 27 laga Premier League musim lalu. Pemain berusia 20 tahun itu juga absen karena cedera selama tujuh pertandingan.

Pada tahap krusial perempat final ke atas, Mainoo menjadi pemain pengganti dalam perjalanan Liga Europa. Dia masuk saat final melawan Tottenham, setelah menit ke-89. Musim ini, dia menjadi penghangat bangku cadangan tanpa dimainkan dalam laga Premier League melawan Arsenal dan Fulham. Mainoo masuk menggantikan Mason Mount yang cedera saat melawan Burnley pada babak kedua.

 


Hampir ke Napoli

Kemudian, Mainoo sendiri mencatatkan namanya di papan skor. Tendangan placing yang ia lesatkan menyambut umpan Alejandro Garnacho membuat kiper lawan tak berkutik. (AP Photo/Andreea Alexandru)

Selain statistik, Amorim memberi tahu Mainoo bahwa dia bersaing langsung dengan kapten Bruno Fernandes untuk posisi "nomor delapan" dalam timnya. Dalam konteks itulah Mainoo meminta pinjaman pada musim panas ini demi memaksimalkan peluangnya masuk skuad Inggris di Piala Dunia Thomas Tuchel.

Pindah ke Napoli sebenarnya mungkin terjadi jika izin diberikan hingga beberapa jam terakhir hari terakhir bursa transfer, namun pimpinan United menolak. Amorim tetap diam selama beberapa hari terakhir yang penuh ketidakpastian itu.

Minggu ini, sebelum United menghadapi Manchester City pada hari Minggu, Amorim menjelaskan tuntutannya kepada Mainoo. "Saya tidak berbicara dengannya sebelum jendela transfer ditutup karena saya tidak ingin Kobbie Mainoo berpikir saya hanya bicara untuk menahannya," jelas Amorim. "Saya melakukannya minggu ini."

"Saya sangat percaya padanya. Dia pemain top. Tapi beberapa dari kalian pikir Kobbie Mainoo sudah selesai (sebagai pemain sempurna). Saya rasa dia bisa jauh lebih baik.

"Bagi sebagian orang, bakat sudah cukup, tapi untuk dia tidak. Mungkin ini tidak adil, tapi saya pikir saya sedang membantu Kobbie, itu saja."

 


Mainoo Perlu Lebih Memahami Posisi

Gelandang Chelsea asal Argentina #08, Enzo Fernandez (kiri), berebut bola dengan gelandang Manchester United asal Inggris #37, Kobbie Mainoo, selama pertandingan Liga Primer Inggris antara Chelsea dan Manchester United di Stamford Bridge di London pada Sabtu, 17 Mei 2025 dini hari WIB. Setan Merah kalah 0-1 dari The Blues. (HENRY NICHOLLS/AFP)

Ada bukti yang mendukung argumen Amorim. Pada musim 2023-24 yang jadi breakthrough, Mainoo dan Alejandro Garnacho adalah bintang United. Namun kemenangan final Piala FA itu satu-satunya yang membuat Erik ten Hag bertahan, dan sejarah menunjukkan sebaiknya Ten Hag pergi setelah kemenangan Wembley itu.

Posisi kedelapan di Premier League disebut banyak pihak di manajemen United sebagai hasil yang tidak memuaskan. Mainoo dan Garnacho bersinar dalam tim yang berperforma buruk, jadi pujian yang mereka terima mungkin berlebihan.

Bersama Inggris, Mainoo menjadi bagian dari lini tengah di mana Declan Rice memberi jaminan dan pengalaman di lapangan yang tidak bisa diberikan Casemiro di Old Trafford. Saat seharusnya Mainoo belajar dari Casemiro, faktanya dia harus bersaing dengan mantan pemain Brasil itu untuk posisi di tim Ten Hag.

Kini Amorim, dengan sistem 3-4-3, berusaha memaksimalkan performa Mainoo sesuai harapannya. "Cara bermain saya sangat berbeda dari pelatih sebelumnya," kata Amorim.

"Saya menonton banyak pertandingan Premier League saat di Portugal. Kalian bisa merasakan Manchester United benar-benar dalam masa transisi. Kadang saya melihat Kobbie Mainoo dan merasa dia satu-satunya yang bisa menenangkan permainan. Sekarang kami punya pemain lain yang bisa melakukan itu dan kami main dengan gaya berbeda.

"Kobbie sangat baik dalam mengendalikan permainan, tapi kalau dia bermain sebagai nomor delapan, dia harus masuk kotak dan kembali. Kadang dia harus menutupi banyak ruang hanya dengan dua pemain.

"Dia bisa saja main sebagai gelandang bertahan (nomor enam) tapi kadang dia mengoper bola lalu pergi, yang bukan ciri khas nomor enam.

"Kami harus menyeimbangkan semuanya. Dia punya kemampuan teknis tapi perlu lebih memahami posisinya. Dia harus bisa bermain dengan berbagai kecepatan, kadang lebih lambat, kadang lebih cepat. Dia bisa memperbaikinya."

Dengan Mason Mount, Matheus Cunha, dan Diogo Dalot absen pada lawatan ke Etihad Stadium, Mainoo berpeluang jadi starter melawan City di posisi nomor delapan, dengan Bruno Fernandes maju lebih tinggi, dalam salah satu dari dua posisi di belakang striker utama, atau bahkan sebagai "false nine".

Namun Amorim punya opsi lain yang bisa membuat Mainoo kembali ke bangku cadangan. Bagaimanapun, masa depan Mainoo di United sampai Januari sudah ditentukan. Kini yang bisa dia lakukan hanyalah bekerja keras dan percaya bahwa pelatih akan memilih setiap tim berdasarkan performa dan bukan reputasi.


Persaingan di Liga Inggris 2025/2026

Berita Terkait