Bola.com, Jakarta Di jagat sepak bola, istilah di atas langit masih ada langit dipegang teguh oleh sejumlah pemain, termasuk pesepakbola sekaliber Neymar.
Semua tahu, Neymar adalah pemain hebat. Ia tak hanya beken lantaran permainannya yang keren, melainkan juga seniman lapangan hijau dengan skil serta kemampuan di atas rata-rata.
Veteran Brasil berusia 33 tahun ini sosok penyerang cemerlang di masanya. Ia berjaya kala membela Barcelona dan Paris Saint-Germain, namun bernasik kurang baik di Al Hilal yang membuatnya mudik ke kampung halaman lalu bergabung bareng klub masa lalunya, Santos.
Selama kariernya yang panjang, Neymar telah bermain dengan banyak pemain kelas wahid, termasuk sohib lawasnya di Barcelona, Lionel Messsi.
Meski disanjung setinggi langit lantaran bakatnya yang luar biasa, Neymar justru menyebut lima pemain yang lebih moncer dari dirinya, terlebih ihwal teknik bermain.
Dilansir Givemesport, berikut kelima pemain tersebut:
Lionel Messi
Peraih delapan Ballon d'Or, Lionel Messi menjadi salah satu nama pertama dalam daftar Neymar. Berbicara tentang mantan rekan setimnya, bintang Santos itu menyatakan:
"Dia nomor satu. Yang terhebat. Setiap klub, setiap pemain mencintainya. Semua orang ingin bermain dengannya."
Kualitas Messi membuatnya menjadi satu-satunya pemain yang mencegah Neymar melepaskan perannya sebagai rekan setim selama di Camp Nou. Namun, tampaknya pemain Brasil itu masih sangat menghormatinya.
Eden Hazard
Meskipun Neymar jelas lebih sukses di La Liga daripada pilihan berikutnya, belum ada yang tahu apakah ia mampu memberikan dampak di Liga Primer seperti Eden Hazard di Chelsea. Pemain Belgia itu benar-benar tak terhentikan ketika ia berada di puncak performanya di Stamford Bridge, hampir sendirian memenangkan dua gelar Liga Primer terakhir bagi The Blues.
Kepindahan impiannya ke Real Madrid dirusak oleh cedera dan inkonsistensi, yang menyebabkan penurunan performa yang menyedihkan. Namun, penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalannya sejak awal.
Kevin De Bruyne
Pada tahun 2021, Kevin De Bruyne sudah menjadi pemain kelas dunia. Ia telah menulis ulang sejarahnya setelah masa sulit di Chelsea untuk menjadi salah satu pemain paling berpengaruh di sepak bola Inggris.
Sejak komentar Neymar, sang playmaker semakin mengukuhkan warisannya dengan lebih banyak gelar domestik dan gelar Liga Champions sebagai bagian dari treble 2023 yang terkenal di Etihad.
Sebagai bukti lebih lanjut akan keunggulan tekniknya, De Bruyne berada di peringkat kedua dalam klasemen assist terbanyak sepanjang masa di Liga Primer, di belakang Ryan Giggs, yang cukup beruntung bermain di liga utama Inggris selama lebih dari dua dekade.
Jika bukan karena itu, bisa jadi pemain berusia 34 tahun itu – yang sekarang bermain untuk Napoli – yang berada di puncak gunung itu.
Marco Verratti
Di usianya yang baru 32 tahun, rasanya mustahil membayangkan Marco Verratti tak lagi bermain di level tertinggi sepak bola Eropa.
Meskipun dikenal sebagai sosok yang gemar berpesta, gelandang Italia ini merupakan pengatur serangan yang luar biasa di lini tengah, membantu Italia meraih kesuksesan internasional terbaru mereka di tahun 2021.
Bertubuh kecil, Verratti menebus kekurangannya dengan kemampuannya mendikte permainan dan memberikan umpan kepada rekan-rekan setimnya yang lebih menyerang seperti Neymar di PSG.
Ia memang masih memiliki kualitas untuk tampil reguler di Liga Champions, tetapi kita mungkin tak akan pernah melihat pesepakbola bertubuh kecil ini kembali ke kompetisi tersebut, setelah bergabung dengan klub Qatar Stars League, Al-Duhail, pada tahun 2025.
Thiago Alcantara
Thiago Alcantara tidak sepenuhnya berhasil di sepak bola Inggris, tetapi tentu saja bukan karena kurangnya kemampuannya.
Setelah menjadi pemain tetap di Barcelona, Bayern Munich, dan timnas Spanyol sebelum tiba di Anfield, gelandang ini dipuji sebagai salah satu pemain paling berkelas di sepak bola modern.
Saat ia mulai beradaptasi dengan kondisi fisik Liga Primer dan menunjukkan kekuatannya, kelelahan mulai menghampiri Thiago, dan ia mulai kesulitan dengan kebugarannya.
Ia terpaksa mengakhiri kariernya lebih awal, tetapi ingin menggunakan keahliannya untuk mengikuti jejak Xabi Alonso dan menjadi salah satu pelatih kelas atas berikutnya.
Sumber: Givemesport