9 Negara Pernah Boikot Piala Dunia, Akankah Spanyol Menyusul?

Sembilan negara tercatat pernah memboikot dan atau menolak tampil di Piala Dunia, Spanyol bisa menyusul?

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 20 September 2025, 19:30 WIB
Trofi Piala Dunia FIFA diangkat tinggi-tinggi saat para pemain Argentina merayakan kemenangan mereka atas Prancis di lapangan setelah pertandingan final Piala Dunia Qatar 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha pada 18 Desember 2022. (Paul ELLIS/AFP)

Bola.com, Jakarta - Spanyol berpotensi menambah daftar pendek negara yang pernah menolak tampil di Piala Dunia. Ancaman itu muncul jika andai FIFA tetap mengizinkan Israel ikut serta.

Piala Dunia 2026 akan digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada, 11 Juni-19 Juli 2026.

Advertisement

Hingga kini, baru 18 dari total 48 tim peserta yang sudah memastikan tiket. Sisanya masih diperebutkan lewat kualifikasi dalam beberapa bulan ke depan.

Jika Spanyol, juara Euro 2024, benar-benar mundur, itu akan menjadi kali pertama ada negara memboikot Piala Dunia dalam beberapa dekade terakhir. Lantas, siapa saja yang pernah melakukannya sebelumnya?

Simak daftar dan keterangannya, berikut ini.


Uruguay dan Inggris Raya

Vittorio Pozzo (tengah) ketika memegang trofi Piala Dunia 1938 setelah Italia mengalahkan Hongaria di final. Hingga saat ini, Vittorio Pozzo masih menjadi satu-satunya pelatih dengan dua gelar Piala Dunia beruntun yakni Piala Dunia 1934 dan 1938. (AFP/Staff)

Uruguay: Juara Bertahan yang Menolak Tampil (1934, 1938)

Uruguay, juara edisi perdana Piala Dunia 1930, menolak mempertahankan gelarnya pada 1934 di Italia. Alasannya, minimnya tim Eropa yang mau datang ke Montevideo empat tahun sebelumnya.

Hingga kini, Uruguay tercatat sebagai satu-satunya juara bertahan yang menolak tampil di edisi berikutnya.

Empat tahun kemudian, mereka kembali absen di Prancis 1938. Kali ini ditemani Argentina, yang kecewa karena FIFA tidak menunjuk mereka sebagai tuan rumah.

Federasi Argentina merasa Piala Dunia seharusnya digelar bergantian antara Eropa dan Amerika Selatan, tetapi FIFA memilih Prancis.

Inggris Raya: Merasa Turnamen Lokal Lebih Penting

Masih di 1934, Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia juga enggan ikut serta. Mereka menganggap kompetisi domestik Home Championship lebih bergengsi ketimbang Piala Dunia.

Skotlandia kembali menegaskan sikap itu pada 1950. Federasi mereka hanya mau mengirim tim bila menjadi juara Home Championship secara penuh, syarat yang tidak terpenuhi.


India dan Turki

Final Piala Dunia edisi keempat pada tahun 1950 antara Brasil dan Uruguay selalu diingat oleh penikmat sepak bola. Pasalnya, Brasil selaku tuan rumah sangat diunggulkan pada laga tersebut. Namun, hasil akhir benar-benar membuat publik Maracana terdiam usai Uruguay menang 2-1. (AFP/Staff)

India: Lolos Otomatis, tapi Mundur (1950)

Piala Dunia 1950 di Brasil semestinya menjadi satu-satunya kesempatan India tampil di turnamen. Mereka otomatis lolos setelah Indonesia, Filipina, dan Burma (kini Myanmar) memilih mundur dari kualifikasi.

Namun, India akhirnya menarik diri. Selama bertahun-tahun muncul mitos bahwa penyebabnya adalah larangan bermain tanpa sepatu.

Faktanya, menurut laporan Los Angeles Times, federasi India saat itu justru menilai Piala Dunia tidak cukup penting untuk diikuti.

Turki: Biaya Perjalanan Jadi Alasan (1950)

Di edisi yang sama, Turki juga batal berangkat karena masalah finansial. Mereka menganggap biaya mengirim tim ke Brasil terlalu besar.


Uni Sovyet dan Afrika

Kapten Timnas Inggris, Bobby Moore, mengangkat trofi Piala Dunia 1966. (AFP)

Uni Soviet: Tolak Main di Chile (1974)

Kasus lain yang terkenal terjadi pada 1974. Uni Soviet gagal lolos karena menolak melakoni leg kedua play-off melawan Cile.

Laga pertama di Moskow berakhir 0-0. Namun, untuk pertandingan penentuan di Santiago, Uni Soviet meminta lokasi dipindahkan menyusul kudeta militer yang membawa Jenderal Pinochet berkuasa.

FIFA menolak permintaan itu sehingga Uni Soviet memutuskan tidak datang.

Pertandingan tetap digelar. Tim Cile masuk lapangan, memainkan bola di antara mereka sendiri, lalu mencetak gol ke gawang kosong sebelum wasit meniup peluit akhir.

Dengan demikian, Cile otomatis lolos ke Piala Dunia.

Afrika Kompak Mundur (1966)

Ada pula boikot kolektif, seperti pada 1966. Seluruh negara Afrika sepakat menarik diri dari kualifikasi karena menuntut jatah langsung ke putaran final.

Saat itu, FIFA belum memberikan kuota khusus bagi Afrika.

 

Sumber: Sportbible

Berita Terkait