Banyak Kasus Keracunan MBG, Puan Maharani Minta Evaluasi Menyeluruh

Banyak kasus keracunan MBG, Puan Maharani minta ada evaluasi total.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 23 September 2025, 08:20 WIB
Menu MBG di Kota Salakan yang Bikin Murid Diduga Keracunan (Foto: Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Bola.com, Jakarta - Desakan agar pemerintah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menguat setelah sejumlah kasus keracunan makanan menimpa anak-anak peserta program tersebut.

Ketua DPR, Puan Maharani, menegaskan perlunya evaluasi mendalam demi memastikan pelaksanaan MBG berjalan dengan baik di lapangan.

Advertisement

"Ya, harus selalu dilakukan evaluasi untuk bisa ditindaklanjuti agar pelaksanaannya di lapangan bisa menjadi lebih baik dan jangan sampai kemudian anak-anak yang dirugikan,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22-9-2025).

Ia mengakui, evaluasi bukan hal mudah mengingat banyaknya kasus yang terjadi. Namun, menurutnya, langkah tersebut tetap harus ditempuh.

"Memang tidak mudah untuk melaksanakan hal tersebut karenanya pihak-pihak terkait harus bisa melakukan evaluasi total," tambahnya.


Desakan dari KPAI

Siswa korban keracunan makanan saat dibawa ke RSUD Sayang Cianjur diduga usai santap MBG. (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Sehari sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menyuarakan hal serupa.

KPAI mengusulkan agar program MBG dihentikan sementara hingga dilakukan evaluasi menyeluruh oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penyelenggara.

"KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang terus meningkat, kejadiannya bukan menurun ya. Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak," kata Jasra Pustra, Wakil Ketua KPAI dalam keterangan pers, Minggu (21-9-2025).


Penghentian Sementara

Puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Cianjur mengeluhkan pusing, mual, dan mengalami muntah-muntah diduga usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (21/4/2025). (Liputan6.com/ Dok Ist Ahmad Fikri)

Menurut Jasra, penghentian sementara diperlukan sampai panduan serta instrumen pengawasan yang sudah disusun BGN benar-benar bisa dijalankan secara konsisten. Ia menilai kasus keracunan dalam program MBG sudah berada pada titik yang tidak bisa ditoleransi.

"Keracunan makanan yang dialami anak Indonesia dalam program MBG, seperti sudah tidak bisa ditoleransi. Saya kira pertahanan anak sekecil itu sangat berbeda dengan orang dewasa. Apalagi kita tahu, kebijakan negara yang mengetahui kondisi dari dalam keluarga masih sulit ditembus," tegasnya.

Jasra menambahkan, bahkan anak-anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ikut menjadi korban dalam kasus keracunan tersebut.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait