Liverpool Harus Bersabar Menunggu Ledakan Florian Wirtz

Liverpool harus bersabar untuk melihat performa terbaik Florian Wirtz.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 23 September 2025, 16:30 WIB
Playmaker Liverpool, Florian Wirtz (AP Photo/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Sudah tiga bulan sejak Liverpool menuntaskan transfer besar senilai hingga 116 juta paun untuk mendatangkan Florian Wirtz.

Namun, publik Anfield tampaknya masih harus menunggu setidaknya satu tahun lagi sebelum benar-benar melihat dampak dari investasi besar tersebut.

Advertisement

Dari tujuh pertandingan awalnya bersama The Reds, Wirtz belum mampu memberikan pengaruh signifikan. Situasi makin kontras ketika gelandang Jerman itu menjalani debut derbi Merseyside hanya dari bangku cadangan, sekadar menyaksikan laga dari tepi lapangan.

Perubahan besar di skuad Liverpool musim panas lalu, ritme cepat Premier League, serta persaingan ketat di lini depan Arne Slot membuat Wirtz seolah terseret putaran mesin cuci setiap kali meninggalkan lapangan.

Hingga kini, ia belum mencetak gol ataupun memberi assist di laga resmi. Satu-satunya kontribusi tercatat hanya sebuah assist kontra Crystal Palace di ajang Community Shield, yang bahkan digolongkan sebagai laga persahabatan.

Dalam beberapa kesempatan tampil, perannya masih terasa sekadar figuran.

Pertandingan melawan Everton akhir pekan lalu menjadi momen pertama Slot mencadangkannya. Hasilnya, tanpa Wirtz, Liverpool kembali meraih kemenangan.


Adaptasi yang Tidak Instan

Aksi Florian Wirtz di laga Liverpool vs Bournemouth di Anfield, Sabtu (16/08/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Ian Hodgson)

Kendati diragukan, peluang Wirtz bersinar di Liverpool tetap terbuka. Start sempurna tim di semua kompetisi musim ini ikut meredam tekanan publik. Namun, kecil kemungkinan bintang muda Jerman itu langsung menjadi andalan utama musim ini.

Sejarah mencatat, bukan hanya Wirtz yang kesulitan beradaptasi di Inggris. Dennis Bergkamp dan Robert Pires, yang kemudian jadi legenda Arsenal di era Arsene Wenger, juga melewati musim pertama yang sulit.

Kasus berbeda dialami Juan Sebastian Veron yang gagal menyesuaikan diri di Manchester United (MU) dan Chelsea, sementara Mesut Ozil sering dikritik hanya tampil menonjol di laga kandang Arsenal.

Seorang sumber bahkan menyebut, MU sempat enggan mendatangkan gelandang serang dari Bundesliga setelah kegagalan Shinji Kagawa (2012) dan Henrikh Mkhitaryan (2016).

Menurut pandangan klub, tempo Bundesliga yang lebih lambat dan jadwal laga yang tidak sepadat Premier League membuat para pemain kesulitan menghadapi intensitas fisik di Inggris, sesuatu yang kini juga dirasakan Wirtz.

Pelatih Arne Slot pun menilai adaptasi adalah hal wajar.

"Kalau kami mendatangkan pemain yang sangat bagus, sangat berbakat, tapi masih muda dan dari liga lain, Florian berusia 22 tahun, Hugo [Ekitike] 23 maka butuh waktu. Kalau bukan 27 atau 28, pasti harus ada proses menuju Premier League, dan itu yang mereka jalani," ujar Slot. 


Menolak Man City dan Bayern demi Liverpool

Gelandang Liverpool asal Jerman #07, Florian Wirtz (kiri), dan bek Liverpool asal Hungaria #06, Milos Kerkez, melakukan pemanasan menjelang pertandingan persahabatan pramusim kedua antara Liverpool dan Athletic Bilbao di Anfield, Liverpool, Inggris barat laut, pada 4 Agustus 2025. (Darren Staples/AFP)

Wirtz memilih Liverpool pada Juni lalu, meski mendapat tawaran dari Manchester City dan Bayern Munche.

Di Man City, Pep Guardiola sudah menyiapkan peran pengganti Kevin De Bruyne yang hijrah ke Napoli, sementara Bayern menawarkan kesempatan membentuk duet tajam bersama Harry Kane di Bundesliga.

Namun, Wirtz lebih tergoda visi jangka panjang Liverpool: menjadi pusat mesin serangan The Reds di masa depan.

Sayangnya, proyek besar Slot masih dalam tahap pembentukan. Enam pemain baru masuk, enam pemain utama hengkang, ditambah kehilangan tragis Diogo Jota. Kondisi ini membuat tim masih mencari bentuk ideal.

Hugo Ekitike langsung tampil impresif dengan empat gol dari tujuh laga, tetapi Milos Kerkez masih naik-turun, Jeremie Frimpong terganggu cedera, dan Alexander Isak baru menyesuaikan kondisi fisik setelah datang di deadline day.

Wirtz menjadi rekrutan yang paling mengecewakan sejauh ini.

Meski begitu, performa konsisten para pemain lama seperti Dominik Szoboszlai, Ryan Gravenberch, dan Virgil van Dijk menjaga Liverpool tetap sempurna di semua kompetisi sehingga Wirtz luput dari sorotan besar.


Masih Butuh Waktu

Penggawa Liverpool, Florian Wirtz (kiri), melewati bek AC Milan, Samuele Ricci, pada laga di Kai Tak Stadium, Sabtu (26/7/2025) malam WIB. (AP Photo/Chan Long Hei)

Slot menyebut keputusan mencadangkan Wirtz dalam derbi sebagai bagian dari rotasi di tengah jadwal padat. Namun, alasan utamanya jelas: pelatih ingin menurunkan sebelas pemain yang benar-benar siap menghadapi kerasnya laga melawan Everton.

Tiga pekan sebelumnya, Wirtz juga diganti lebih awal saat melawan Arsenal karena mengalami kram. Slot menanggapi dengan ringan.

"Bukan cedera. Itu sambutan ke Premier League! Setelah 85 menit, dia baru tahu bisa kena kram di banyak tempat sekaligus," ucapnya.

Tantangan Slot kini adalah menemukan posisi ideal untuk Wirtz. Di Leverkusen musim lalu, ia mencetak 12 gol dan membuat 22 assist dari peran menyerang yang lebih maju. Namun, di Liverpool, ruang itu tertutup oleh Ekitike, Mohamed Salah, dan Cody Gakpo yang lebih produktif.

Mungkin saat Salah meninggalkan Anfield kelak, Wirtz baru benar-benar tampil sebagai sosok sentral. Usianya masih 22 tahun, kontraknya diproyeksikan jangka panjang, dan Liverpool melihatnya sebagai masa depan setelah era Salah berakhir.

Untuk saat ini, Wirtz hanya berusaha menyesuaikan diri dan mengatur napas di tengah kerasnya dunia barunya: Premier League.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait