Mohamed Salah Dituding Mulai Jadi Masalah bagi Taktik Arne Slot di Liverpool

Mohamed Salah masih menjadi salah satu senjata paling mematikan Liverpool di lini depan.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 06 Oktober 2025, 12:15 WIB
Pemain Liverpool, Mohamed Salah tak kuasa menahan air matanya saat memberikan penghormatan untuk mendiang Diogo Jota setelah laga Liga Inggris 2024/2025 melawan Bournemouth di Anfiled, Liverpool, Inggris, Jumat (15/08/2025) waktu setempat. (AP Photo/Ian Hodgson)

Bola.com, Jakarta - Mohamed Salah masih menjadi salah satu senjata paling mematikan Liverpool di lini depan. Namun, kini muncul kekhawatiran minimnya kontribusi defensif sang bintang mulai menjadi masalah nyata bagi tim Arne Slot, terutama saat menghadapi lawan-lawan besar seperti Chelsea.

Salah dikenal diberi kebebasan untuk tetap berada di posisi tinggi di sisi kanan demi memanfaatkan transisi cepat. Strategi itu membuatnya menjadi mesin gol selama beberapa musim terakhir.

Advertisement

Namun, di era Arne Slot, kelemahan dari sistem tersebut mulai terekspos karena para pemain di belakangnya tidak menutupi ruang kosong dengan baik.

Akibatnya, siapa pun yang bermain di posisi bek kanan, baik Jeremie Frimpong, Conor Bradley, maupun Dominik Szoboszlai,  sering menghadapi situasi 2 lawan 1. Kondisi itu terlihat jelas dalam kekalahan 1–2 dari Chelsea di Stamford Bridge. Gol kemenangan lawan bermula dari serangan di sisi kanan pertahanan Liverpool.

 


Bagian Instruksi Pelatih

Selebrasi Mohamed Salah dalam laga Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions 2025/2026, Kamis (18/9/2025). (AP Photo/Jon Super)

Menurut laporan BBC Match of the Day, ada beberapa momen ketika Salah tidak menandai Marc Cucurella, yang bebas berlari hingga ke area penalti Liverpool. Namun, pengamat menilai ini bukan soal kelalaian individu, melainkan bagian dari instruksi pelatih.

“Arne Slot jelas memberi Salah kebebasan untuk tidak turun membantu pertahanan,” tulis pundit BBC, Danny Murphy. 

“Itu bukan hal baru dalam sepak bola modern. Banyak tim yang memberi pemain bintang peran ofensif penuh agar mereka bisa menghemat energi untuk menyerang.”

Meski begitu, dalam kondisi tertentu, seorang pemain seharusnya mengambil inisiatif untuk turun membantu ketika tim tertekan. Salah terbukti mampu melakukannya, seperti saat Liverpool menang di Etihad musim lalu, ketika ia tampil luar biasa dalam bertahan.

 

 


Liverpool Kehilangan Kontrol Permainan

Mohamed Salah menginjak Marc Cucurella dalam sebuah duel dalam laga Liga Inggris antara Chelsea dan Liverpool di Stamford Bridge, London, 4 Oktober 2025. (AP Photo/Ian Walton)

Masalah utama Liverpool, menurut Murphy tersebut, terletak pada struktur di belakang Salah. Saat sang winger tetap berada di depan, pemain tengah seperti Ryan Gravenberch atau Alexis Mac Allister sering terlambat melakukan cover, meninggalkan celah di area tengah lapangan.

Data juga menunjukkan bahwa 39% serangan Chelsea datang dari sisi kanan Liverpool, menandakan area itu menjadi titik lemah yang disengaja untuk dieksploitasi lawan.

Ketika Liverpool menghadapi tim yang lebih lemah dan mampu mendominasi penguasaan bola, kelemahan ini mungkin tidak terlihat. Tetapi melawan tim kuat seperti Chelsea atau Manchester City, ketidakseimbangan itu menjadi sangat berisiko.

"Selain masalah di sisi kanan, Liverpool dinilai kehilangan kontrol permainan yang sempat menjadi ciri khas mereka di awal era Slot. Musim lalu, gaya bermain berbasis penguasaan bola membuat Liverpool tampak lebih tenang dan terorganisir dibandingkan masa akhir kepemimpinan Jurgen Klopp," tutur Murphy. 

"Kini, permainan mereka terlihat lebih kacau dan terburu-buru, terutama di babak kedua laga melawan Chelsea yang, penuh peluang, tapi juga penuh celah."

Li: BBC

 

 


Yuk Intip Posisi Tim Favoritmu

Berita Terkait