Bola.com, Jakarta - Penyerang Manchester City, Erling Haaland, telah lebih dulu menunjukkan pendiriannya terkait situasi di Timur Tengah menjelang pertandingan penting antara Norwegia dan Israel pada ajang kualifikasi Piala Dunia 2026.
Akhir pekan lalu, Haaland kembali memperlihatkan ketajamannya di level klub dengan mencetak satu-satunya gol kemenangan Manchester City atas Brentford 1–0. Namun, kini, fokusnya beralih ke tugas bersama tim nasional.
Norwegia akan menjamu Israel pada Sabtu malam dalam laga krusial Grup I kualifikasi Piala Dunia 2026. Saat ini, skuad asuhan Stale Solbakken itu memimpin klasemen dengan raihan sempurna, 15 poin dari lima pertandingan.
Timnas Italia menempati posisi kedua dengan sembilan poin dan satu laga lebih sedikit, sementara Israel berada di peringkat ketiga dengan jumlah poin sama.
Hanya juara grup yang berhak lolos otomatis ke putaran final, sedangkan peringkat kedua akan melaju ke babak play-off.
Kemenangan atas Israel akan memastikan Norwegia minimal finis di posisi dua besar sekaligus menjaga peluang mereka tampil di Piala Dunia mendatang.
Sikap Haaland Sudah Tegas Sejak 2023
Namun, duel ini tidak hanya beratmosfer persaingan di lapangan.
Pertandingan Norwegia kontra Israel juga diselimuti isu politik dan kemanusiaan, seiring meningkatnya desakan agar Israel dikeluarkan dari kompetisi UEFA akibat perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 60.000 orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebelum laga ini, Haaland telah lebih dulu menyampaikan pandangannya soal konflik di Timur Tengah. Pada 2023, bintang Norwegia itu mengunggah sebuah foto di akun Instagram pribadinya, dirinya berjalan di Stadion Etihad sambil menggandeng dua anak kecil sebagai pendamping pemain.
Dalam unggahan tersebut, Haaland menulis pesan singkat namun sarat makna:
"Tidak ada anak yang tak bersalah yang pantas mati."
Pesan itu dianggap sebagai bentuk seruan kemanusiaan di tengah meningkatnya korban sipil akibat perang antara Israel dan Gaza.
Tekanan terhadap Israel di Dunia Sepak Bola
Seruan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel kian meluas di dunia sepak bola. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, bahkan telah menyuarakan agar Israel dikeluarkan dari kompetisi internasional.
Sementara itu, juru bicara kelompok Sosialis di Parlemen Spanyol, Patxi Lopez, menyebut bahwa negaranya bisa saja memboikot Piala Dunia 2026 jika Israel tetap diizinkan berpartisipasi.
Meski demikian, Presiden FIFA, Gianni Infantino, menegaskan bahwa badan sepak bola dunia itu tidak memiliki kewenangan menyelesaikan konflik geopolitik, melainkan berperan mempromosikan nilai-nilai perdamaian.
"FIFA tidak bisa menyelesaikan masalah geopolitik, tetapi kami harus memajukan sepak bola di seluruh dunia dengan mengedepankan nilai persatuan, pendidikan, budaya, dan kemanusiaan," ujar Infantino.
Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, juga menegaskan posisi yang sama.
"Pertama-tama, Israel adalah anggota UEFA. Sama halnya dengan saya yang harus berurusan dengan anggota dari kawasan saya maka UEFA juga punya tanggung jawab terhadap anggotanya sendiri," katanya.
Di tengah kontroversi tersebut, tim-tim asal Israel masih diperbolehkan tampil di ajang Eropa. Maccabi Tel Aviv, misalnya, sedang berkompetisi di Liga Europa musim ini dan dijadwalkan bertandang ke Villa Park untuk menghadapi Aston Villa pada awal November.
Sumber: Sportbible