TNI AD Longgarkan Syarat Rekrutmen, Kesempatan Lebih Luas bagi Generasi Muda

TNI telah mempermudah syarat rekrutmen sehingga memberikan peluang yang lebih besar bagi pemuda-pemudi Indonesia untuk ikut serta.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 08 Oktober 2025, 13:20 WIB
Tema tersbut juga merujuk pada jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara profesional, sekaligus tentara nasional. (merdeka.com/Arie Basuki)

Bola.com, Jakarta - TNI Angkatan Darat (AD) memperluas peluang bagi pemuda-pemudi Indonesia yang ingin mengabdi kepada negara.

Melalui kebijakan baru, TNI AD secara resmi melonggarkan sejumlah persyaratan rekrutmen calon prajurit, termasuk batas usia dan tinggi badan minimal.

Advertisement

Langkah ini diambil untuk menjaring lebih banyak talenta muda dari berbagai latar belakang dan menyesuaikan dengan kondisi demografis masyarakat Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Dwi Endrosasongko, menyebut kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen TNI AD untuk menjadi lebih inklusif.

"TNI AD ingin lebih inklusif, tidak hanya mencari yang tinggi dan besar, tetapi juga yang memiliki potensi dan semangat juang yang tinggi untuk mengabdi kepada negara," ujarnya.

Menurutnya, perubahan ini diharapkan bisa menarik lebih banyak minat generasi muda sekaligus memperluas basis rekrutmen calon prajurit.


Alasan dan Tujuan Pelonggaran Syarat

Prajurit TNI AD menyanyikan yel-yel usai mengikuti Apel Gelar Pasukan Jajaran TNI AD yang dipimpin KSAD Jenderal Dudung Abdurachman di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (25/1/2022). Pasukan TNI AD dan Alutsista dipamerkan saat mengikuti gelar apel pasukan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pelonggaran syarat rekrutmen TNI AD bukan tanpa alasan. Langkah ini lahir dari pertimbangan strategis untuk memberi kesempatan lebih luas kepada seluruh pemuda Indonesia, terutama mereka yang memiliki kemampuan dan dedikasi tinggi, tetapi selama ini terkendala oleh syarat fisik yang ketat.

TNI AD juga menyesuaikan standar tinggi badan dengan postur rata-rata masyarakat Indonesia agar proses rekrutmen lebih representatif dan mencerminkan keragaman bangsa.

Dengan begitu, peluang untuk bergabung sebagai prajurit kini terbuka lebih luas bagi semua kalangan.

Dwi menegaskan, tujuan utama kebijakan ini adalah meningkatkan animo pendaftar dan menjaring lebih banyak calon prajurit yang unggul secara mental, fisik, dan intelektual.


Detail Perubahan Usia dan Tinggi Badan

Prajurit Kopassus TNI AD mengikuti upacara peringatan HUT ke-67 Kopassus di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta, Rabu (24/4). Pasukan Kopassus adalah prajurit pilihan. Prajurit yang ditempa dengan berbagai latihan, tantangan, dan medan pertempuran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perubahan paling mencolok dalam kebijakan baru ini terdapat pada batas usia dan tinggi badan minimal.

- Batas usia: dari sebelumnya 17 tahun 9 bulan hingga 22 tahun, kini diperpanjang hingga 23 tahun.

- Tinggi badan minimal:

  • Pria: turun dari 163 cm menjadi 160 cm.
  • Wanita: dari 157 cm menjadi 155 cm.

Penyesuaian ini dinilai akan memperluas kesempatan bagi calon prajurit yang memiliki kondisi fisik sehat dan kemampuan prima, meski tidak memiliki tinggi badan yang ideal menurut standar lama.

TNI AD menegaskan bahwa penurunan standar fisik ini tidak berarti penurunan kualitas, melainkan bentuk adaptasi terhadap realitas demografis dan komitmen untuk membuka ruang bagi calon-calon potensial dari seluruh Indonesia.


Dampak dan Harapan Kebijakan Baru

Ilustrasi TNI AD. (c) mangkelin1/Depositphotos.com

Kebijakan pelonggaran syarat rekrutmen ini diperkirakan membawa dampak positif terhadap peningkatan jumlah pendaftar.

Dengan syarat usia dan tinggi badan yang lebih fleksibel, makin banyak pemuda-pemudi yang sebelumnya tidak memenuhi kriteria kini dapat ikut bersaing menjadi prajurit.

TNI AD berharap langkah ini akan memperkuat kualitas SDM pertahanan nasional dengan merekrut individu yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki etos kerja, disiplin, dan semangat nasionalisme tinggi.

"TNI AD ingin lebih inklusif, tidak hanya mencari yang tinggi dan besar, tetapi juga yang memiliki potensi dan semangat juang yang tinggi untuk mengabdi kepada negara," tegas Dwi.

Dalam jangka panjang, kebijakan ini diharapkan melahirkan barisan prajurit yang lebih beragam, adaptif, dan mencerminkan karakter masyarakat Indonesia secara menyeluruh.


Seleksi Tetap Ketat, Kualitas Tak Dikompromikan

Anggota TNI saat mengikuti Apel Kesiapan Natal, Tahun Baru 2019 serta menjelang Pemilu legislasi dan Presiden 2019 di Monas, Jakarta, Jumat (30/11). Apel diikuti 50.000 personel dari AD, AL, AU dan Polri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kendati ada pelonggaran pada aspek usia dan tinggi badan, TNI AD menegaskan seleksi tetap berlangsung dengan standar ketat. Proses rekrutmen dirancang untuk memastikan hanya individu terbaik yang lolos menjadi prajurit.

Seleksi mencakup empat aspek utama:

  1. Kesehatan: calon prajurit harus sehat jasmani dan rohani, bebas dari penyakit kronis atau cacat fisik.
  2. Kesamaptaan jasmani: uji fisik seperti lari, pull-up, push-up, sit-up, dan shuttle run tetap menjadi indikator utama.
  3. Mental dan ideologi: tes psikologi dan wawancara mendalam untuk menilai stabilitas mental serta pemahaman terhadap ideologi Pancasila.
  4. Akademik: kemampuan pendidikan tetap menjadi pertimbangan penting.

Dwi memastikan, meski pintu masuk diperluas, standar profesionalisme dan kualitas prajurit TNI AD akan tetap dijaga.

"Kami tidak menurunkan kualitas. TNI AD tetap mencari individu dengan potensi dan semangat juang tinggi untuk mengabdi kepada negara," ujarnya.

Berita Terkait