Dicap Aib Nasional, Alexander Isak Jadi Sasaran Kritik Brutal usai Swedia Takluk dari Swiss

Aib Nasional. Reaksi brutal terhadap Alexander Isak terungkap setelah Swedia kalah 0-2 dari Swiss di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 12 Oktober 2025, 07:30 WIB
Penyerang Swedia #09, Alexander Isak, bereaksi setelah gol kedua untuk Swiss dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa Grup B antara Swedia dan Swiss pada 10 Oktober 2025 di Solna, Swedia. (Jonathan Nackstrand/AFP)

Bola.com, Jakarta - Alexander Isak menjadi sorotan tajam usai tampil buruk dalam kekalahan Timnas Swedia 0-2 dari Swiss pada laga Grup B kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa, Jumat (10/10) malam waktu setempat.

Penyerang berusia 26 tahun itu disebut-sebut sebagai "aib nasional" oleh sebagian pendukung, menyusul performa mengecewakannya di Friends Arena, Stockholm.

Advertisement

Isak, yang baru pindah dari Newcastle United ke Liverpool dengan nilai transfer fantastis 125 juta paun pada tenggat bursa musim panas lalu, belum juga menunjukkan tajinya.

Kendati turun penuh selama 90 menit, kontribusinya di lapangan minim. Dalam enam penampilan bersama klub barunya, ia baru mencetak satu gol, catatan yang mencerminkan penurunan performa Liverpool secara keseluruhan dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, kini, tekanan lebih besar datang dari negaranya sendiri. Kekalahan dari Swiss membuat Swedia terpuruk di dasar klasemen Grup B dengan hanya satu poin dari tiga laga, delapan poin tertinggal dari pemuncak grup, Swiss.

Kosovo yang berada di posisi kedua dengan empat poin sementara menempati zona play-off, dan akan melawat ke Swedia pada Selasa (14-10-2025) dini hari WIB.


Dihantam Kritik Karena Sikap dan Performa

Penyerang Swedia #09, Alexander Isak, memainkan bola dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa Grup B antara Swedia dan Swiss pada 10 Oktober 2025 di Solna, Swedia. (Jonathan Nackstrand/AFP)

Kritik terhadap Isak tak hanya soal performa di lapangan. Keputusannya pada musim panas lalu untuk mogok latihan demi memaksakan transfer ke Liverpool dianggap berimbas pada kondisinya saat ini.

Ia dikabarkan baru menandatangani kontrak bergaji 300.000 paun per pekan setelah melewatkan hampir seluruh masa pramusim, dan kini kondisinya dinilai belum kembali bugar sepenuhnya.

Sejumlah penggemar di media sosial X menilai sikap egois Isak telah merugikan negaranya.

Satu di antara pengguna menulis tajam, "Tanpa bercanda atau bias, Alexander Isak benar-benar mengecewakan negaranya malam ini. Swedia kini berisiko besar gagal lolos ke Piala Dunia karena striker yang tidak fit dan tampil buruk akibat perilakunya sendiri."

Statistik pun menunjukkan betapa minim kontribusinya. Isak hanya melepaskan satu tembakan tidak tepat sasaran, gagal memanfaatkan satu peluang besar, mencatat 12 umpan sukses dari 16 percobaan, dan hanya memenangi satu dari tujuh duel.


Disebut Sebagai “Aib Nasional”

Penyerang Swedia #09, Alexander Isak, melakukan pemanasan menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup B zona Eropa antara Swedia dan Swiss pada 10 Oktober 2025 di Solna, Swedia. (Jonas EKSTROMER/TT NYHETSBYRÅN/TT News Agency /AFP)

Media Flashscore memberinya nilai 5,8, rating terendah bersama di antara seluruh pemain di lapangan.

Scott Wilson, jurnalis olahraga senior The Northern Echo, ikut menyoroti situasi ini lewat akun X-nya.

"Kira-kira bagaimana perasaan publik Swedia melihat keputusan Isak untuk mogok dan mengurangi kemampuannya membantu tim di empat laga terakhir. Mereka kini di dasar grup. Tapi ya, dia sudah mendapat apa yang dia mau…," tulisnya.

Kritik paling keras datang dari pengguna lain.

"Orang ini secara egois telah menghancurkan peluang negaranya untuk lolos ke Piala Dunia karena ulahnya di musim panas. Rakyat Swedia seharusnya menganggap Alexander Isak sebagai aib nasional," ucapnya.

Ucapan tersebut menjadi simbol dari kekecewaan publik terhadap sosok yang sebelumnya digadang-gadang sebagai tumpuan baru sepak bola Swedia.

Isak yang tampil gemilang bersama Newcastle musim lalu, kini justru dianggap gagal mengemban tanggung jawab di level tim nasional.


Tertinggal dari Rival di Liverpool

Penyerang Prancis #10, Kylian Mbappe (tengah), dipeluk oleh penyerang Prancis #09, Hugo Ekitike (atas), bek Prancis #22, Theo Hernandez (kanan), dan penyerang Prancis #07, Kingsley Coman (kiri), saat merayakan gol pertama Prancis dalam pertandingan kualifikasi Grup D Piala Dunia 2026 antara Prancis dan Azerbaijan di Stadion Parc des Princes, Paris, pada 10 Oktober 2025. (FRANCK FIFE/AFP)

Di sisi lain, reputasinya makin kontras ketika rekan setimnya di Liverpool, Hugo Ekitike, tampil menawan dalam debut starter bersama Timnas Prancis di malam yang sama. Penampilan apik Ekitike membuat perbandingan antara keduanya tak terelakkan.

Seorang pengguna X menutup kritik pedas malam itu dengan komentar sarkastik.

"Pemain seharga 130 juta paun seharusnya bisa mengubah jalannya pertandingan sendirian. Baiklah, Isak memang melakukannya, untuk Swiss."

 

Sumber: Give Me Sport