Eks Pemain Muda Manchester United Akui Gunakan ChatGPT untuk Negosiasi Kontrak: Agen Terbaik yang Pernah Saya Punya

Mantan pemain muda Manchester United, Demetri Mitchell, membuat pengakuan unik soal proses kepindahannya ke klub League One, Leyton Orient.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 13 Oktober 2025, 09:45 WIB
Ilustrasi chat gpt. (foto: frimufilms/freepik)

Bola.com, Jakarta - Mantan pemain muda Manchester United, Demetri Mitchell, membuat pengakuan unik soal proses kepindahannya ke klub League One, Leyton Orient. Ia mengaku menggunakan kecerdasan buatan ChatGPT untuk membantu negosiasi kontraknya.

Mitchell, yang kini berusia 28 tahun, mengawali karier di akademi Old Trafford dan sempat tampil sekali di Premier League bersama MU. Setelah itu, ia melanjutkan karier ke beberapa klub seperti Hearts, Blackpool, Hibernian, hingga Exeter City.

Advertisement

Musim panas lalu, Mitchell meninggalkan Exeter dan bergabung ke Leyton Orient dengan status bebas transfer. Menariknya, ia melakukan semua proses negosiasi tanpa agen, hal yang jarang terjadi di level profesional.

“Mereka (Leyton Orient) mengirimkan tawaran, lalu saya mulai menggunakan ChatGPT. Saya bertanya bagaimana cara menegosiasikan kontrak dan apa yang sebaiknya saya katakan,” ujar Mitchell dalam podcast From My Left.

“Waktu itu saya sedang bersiap pindah ke London. Biaya hidup di sana tinggi, istri dan anak saya juga akan ikut pindah. Saya merasa saya pantas mendapat sedikit lebih, tapi tentu tidak mau terkesan serakah dengan bilang ‘saya harus dibayar sekian’,” lanjutnya.

 


Tak Perlu Bayar Mahal

Jorge Mendes jadi agen olahraga paling berkuasa nomor dua di dunia versi Forbes. (EPA/Manuel De Almeida)

Mitchell juga menambahkan, tanpa agen, ia justru mendapatkan keuntungan tambahan. “Karena saya tak pakai agen, biaya yang seharusnya untuk mereka jadi bonus tanda tangan buat saya. Agen mungkin bisa menambah ratusan pound lagi, tapi setelah dipotong komisi, jumlahnya tetap saja sama.”

Tak berhenti di situ, Mitchell juga melontarkan kritik terhadap sistem agen di sepak bola modern, terutama untuk pemain-pemain di kasta bawah. “Ada tiga tipe agen,” ucapnya.

“Pertama, agen yang digaji perusahaan besar. Kedua, agen dari agensi ternama yang hanya fokus ke pemain muda berbakat, tapi kalau kamu sudah bukan prospek lagi, mereka tak peduli. Dan yang ketiga, agen yang punya bisnis sendiri dan hanya haus uang, ingin memindahkan pemain secepat mungkin tanpa pikir panjang.”

 


Pemain di Kasta Rendah Sulit Dapatkan Agen

Menurut Mitchell, pemain di liga-liga bawah sulit mendapatkan agen yang benar-benar peduli dengan karier mereka. “Di level seperti ini, pilihan agen bagus sangat terbatas, dan itu kenyataan yang harus kami hadapi,” katanya.

Sebagai catatan, Mitchell sempat memperkuat timnas Inggris U-16 hingga U-20, bahkan masuk dalam daftar awal 60 pemain timnas Jamaika untuk Gold Cup 2025. Musim ini, ia sudah tampil delapan kali bersama Leyton Orient, meski belum mencetak gol pertama untuk klub barunya itu.


Persaingan di Liga Inggris 2025/2026

Berita Terkait