CEO Cloudflare Ungkap Biang Kerok Gangguan di X dan ChatGPT

Dampaknya terasa luas: X, ChatGPT, dan Downdetector sempat tidak dapat digunakan selama berjam-jam.

Situasi ini mengingatkan pada gangguan besar sebelumnya yang dipicu oleh masalah internal di Microsoft Azure dan Amazon Web Services.

Cloudflare menegaskan bahwa insiden ini tidak terkait dengan AI generatif, DNS, ataupun serangan siber. Sumber masalahnya adalah perubahan perilaku query pada database ClickHouse yang digunakan untuk mengidentifikasi pola bot.

Matthew memaparkan bahwa sistem machine learning Cloudflare menggunakan file konfigurasi yang diperbarui secara berkala untuk memberikan skor bot pada setiap permintaan.

Ia menambahkan bahwa file ini mengenali karakteristik yang menunjukkan aktivitas bot, dan akhirnya berakibat file tersebut berisi banyak duplikasi baris fitur.

Penjelasan tersebut menggambarkan kerumitan teknis yang memicu gangguan besar serta dampaknya terhadap layanan yang memanfaatkan infrastruktur Cloudflare.

Akumulasi data tadi membuat ukuran file konfigurasi membengkak hingga melewati batas memori yang seharusnya.

Hal ini kemudian meruntuhkan sistem proxy inti Cloudflare, komponen yang menangani arus trafik dan sangat bergantung pada modul bot.

Akibatnya, sejumlah pelanggan Cloudflare yang mengatur pemblokiran bot secara otomatis salah menginterpretasikan trafik pengguna asli sebagai bot. Akses mereka pun terhenti seketika.

Sebaliknya, pelanggan yang tidak mengandalkan skor bot dalam aturan mereka tidak terkena dampak.

Untuk menghindari insiden serupa, Cloudflare menyiapkan empat langkah perbaikan:

1. Memperketat proses ingestion file konfigurasi internal, layaknya validasi pada input buatan pengguna.
2. Menyiapkan lebih banyak global kill switches agar fitur bisa dimatikan cepat ketika ada anomali.
3. Mencegah terjadinya core dump atau laporan kesalahan lain yang dapat menguras sumber daya.
4. Melakukan peninjauan ulang seluruh skenario kegagalan pada modul proxy inti.

Cloudflare juga menyadari bahwa konsentrasi layanan internet pada sedikit penyedia besar meningkatkan risiko gangguan berdampak luas. Kendati demikian, mereka berharap rangkaian mitigasi baru ini dapat menekan kemungkinan kejadian serupa di masa mendatang.

Sumber: merdeka.com