Menkeu Purbaya Komentari Perang Tarif AS-China yang Memanas Lagi: Biar Aja, Indonesia Malah Untung

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa kebijakan AS tersebut tidak akan menjadi ancaman bagi Indonesia.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 14 Oktober 2025, 06:20 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Bola.com, Jakarta - Perang tarif antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana mengenakan tarif impor hingga 100 persen terhadap barang-barang asal China mulai 1 November 2025. 

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa kebijakan AS tersebut tidak akan menjadi ancaman bagi Indonesia. Sebaliknya, kebijakan itu justru dapat memberikan kesempatan bagi produk-produk Indonesia untuk lebih bersaing di pasar AS.

Advertisement

"Biar saja mereka berantem. Kalau kita enggak ada urusan," kata Menkeu Purbaya ketika ditemui di Pos Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (13/10/2025).

Menurut Menkeu Purbaya, ketika produk asal China dikenakan tarif yang tinggi, harga jualnya di AS akan meningkat, sehingga produk-produk Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk bersaing.

"Kalau kita lihat kan, kalau China dikenain tarif 100 persen kan barang kita jadi lebih bersaing di Amerika. Untuk kita untung. Biar aja mereka berantem. Kita untung," ujarnya.

 


Efek Lain

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa inspeksi mendadak (sidak) ke Posko Bea Cukai di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (13/10/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Meski begitu, Purbaya juga mengakui bahwa ada kemungkinan timbulnya efek lain dari kebijakan itu, terutama dalam pasar keuangan global. Ketegangan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi besar dunia ini dapat menyebabkan gejolak sentimen di bursa saham internasional.

"Mungkin ada sentimen negatif di pasar ya gara-gara pasar sana jatuh," tambah Menkeu Purbaya.

China menegaskan tidak takut menghadapi perang dagang yang telah dimulai oleh AS, menyusul ancaman dari Presiden Donald Trump yang berencana mengenakan tarif balasan sebesar 100 persen terhadap barang-barang impor dari Negeri Tirai Bambu.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China menuduh AS menerapkan standar ganda setelah Trump pada Jumat mengumumkan rencananya untuk memberlakukan tarif tambahan 100 persen pada barang-barang yang diimpor.

 

 


China Tidak Takut

Kebijakan tersebut merupakan respons terhadap tindakan Beijing yang lebih dahulu menerapkan kontrol ekspor terhadap mineral tanah jarang (rare earths). Ancaman yang disampaikan Trump melalui unggahan di media sosial langsung berdampak pada pasar saham AS pada Jumat (10/10/2025).

Dalam waktu singkat, nilai ekuitas mengalami penurunan signifikan, yang mengakibatkan kerugian sekitar USD 2 triliun dari total nilai pasar.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China berpendapat mengenakan tarif tinggi bukanlah cara yang tepat untuk membangun hubungan yang baik.

"Posisi China terkait perang dagang konsisten: kami tidak menginginkannya, tapi kami tidak takut akan hal tersebut," tegasnya seperti yang dikutip dari CNBC pada Senin (13/10/2025).

Sumber: Merdeka.com

Berita Terkait