Donald Trump Ancam Pindahkan Venue Piala Dunia 2026 dari Boston: Keputusan Ada di Tangan FIFA

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memiliki wacana untuk memindahkan salah satu venue pertandingan Piala Dunia 2026.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 15 Oktober 2025, 16:15 WIB
Presiden FIFA, Gianni Infantino, berbicara tentang Piala Dunia 2026 bersama Presiden AS, Donald Trump, dan Wakil Presiden, JD Vance, di Ruang Oval Gedung Putih pada 22 Agustus 2025 di Washington, DC. Trump mengumumkan bahwa pengundian Piala Dunia FIFA 2026 akan berlangsung di Kennedy Center. (Chip Somodevilla/Getty Images via AFP)

Bola.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan kontroversial setelah mengancam akan memindahkan pertandingan Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan digelar di kawasan pinggiran Boston, Massachusetts.

Dalam konferensi pers pada Selasa (14/10) waktu setempat, Donald Trump menyebut sebagian wilayah Boston telah “dikuasai oleh kerusuhan” dan menyinggung Wali Kota Boston, Michelle Wu, yang ia sebut sebagai sosok “cerdas namun berpandangan kiri radikal.”

Advertisement

“Kita bisa saja mengambil pertandingan itu dari mereka. Saya mencintai warga Boston dan tahu bahwa tiket pertandingan sudah habis terjual. Namun, wali kota kalian tidak baik," ujar Trump.

Donald Trump tidak menjelaskan secara rinci apa yang ia maksud dengan “pengambilalihan” sebagian wilayah Boston, tapi ia menambahkan kondisi tersebut bisa “dikembalikan normal dalam dua detik.”

Pernyataan muncul di tengah meningkatnya ketegangan sosial di beberapa kota AS. Sebelumnya, pemerintah federal telah mengerahkan pasukan Garda Nasional ke Washington dan Memphis, sementara upaya di Chicago dan Portland memicu gugatan hukum.

Sementara itu, kantor Wali Kota Michelle Wu belum memberikan tanggapan atas komentar Donald Trump tersebut.

Namun, latar belakang pernyataan itu mungkin berkaitan dengan protes pro-Palestina yang berujung bentrok di Boston Common awal bulan ini, di mana empat petugas polisi dilaporkan terluka dan beberapa demonstran ditangkap.


FIFA Tegaskan Keputusan Tuan Rumah Ada di Tangan Mereka

Logo FIFA. (AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)

Ancaman Trump untuk memindahkan pertandingan Piala Dunia sejatinya tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Meski AS menjadi salah satu tuan rumah bersama Meksiko dan Kanada, keputusan mengenai lokasi pertandingan sepenuhnya berada di tangan FIFA.

Sebanyak 11 kota di AS, termasuk kawasan Foxborough — rumah bagi klub NFL New England Patriots yang berjarak sekitar 48 kilometer dari Boston — telah ditetapkan FIFA sebagai lokasi resmi sejak 2022.

Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, sebelumnya menegaskan bahwa perubahan lokasi tidak mungkin dilakukan tanpa konsekuensi besar.

“Ini adalah turnamen milik FIFA, di bawah yurisdiksi FIFA, dan keputusan sepenuhnya dibuat oleh FIFA,” tegas Montagliani dalam sebuah konferensi bisnis olahraga di London awal Oktober 2025.

Namun, Donald Trump tetap bersikeras bahwa ia memiliki pengaruh untuk mengubah keputusan tersebut jika kondisi dianggap “tidak aman.”

“Jika seseorang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, dan saya merasa kondisinya berbahaya, saya akan menelepon Gianni, Presiden FIFA yang luar biasa itu, dan mengatakan: ‘Mari kita pindahkan lokasi,’ dan mereka akan melakukannya,” ujarnya.

Donald Trump menambahkan bahwa Gianni Infantino, presiden FIFA yang dikenal sebagai sekutunya, mungkin “tidak senang melakukannya, tapi bisa melakukannya dengan mudah.”


Tantangan Logistik jika Perubahan Benar Terjadi

Rencana Piala Dunia 2026 yang akan menampilkan 104 pertandingan di tiga negara sudah difinalisasi FIFA dan sedang dalam tahap persiapan akhir menjelang kick-off pada 11 Juni 2026.

Memindahkan satu lokasi pertandingan delapan bulan sebelum turnamen dimulai akan memunculkan tantangan logistik dan hukum besar, termasuk kontrak stadion, izin pemerintah daerah, serta jaringan transportasi dan keamanan yang dirancang sejak lama.

Dengan demikian, meskipun pernyataan Trump menarik perhatian publik, kecil kemungkinan FIFA akan mengubah rencana resmi mereka.

Namun, komentar sang presiden menambah ketegangan politik di antara penyelenggara dan menunjukkan betapa sensitifnya hubungan antara olahraga, keamanan, dan politik menjelang turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut.

Sumber: CBC

Berita Terkait